Monday, October 07, 2013

Kenangan Bersama Apa

Kenangan pahit apalagi manis dengan ayah tercinta, pasti tidak akan pernah dilupakan, pasti akan selalu dikenang sepanjang masa oleh kita-kita, sebagai anak. Pun saya, kenangan dimana saya pernah dicepret oleh Apa (panggilan untuk ayah saya) dengan menggunakan sapu lidi karena saya yang bandel, sampai kenangan dimana Apa pernah mengajari saya tata cara sholat yang baik dan benar, tetap melekat di hati dan pikiran saya sebagai anak. 


Apa lah yang mengajarkan saya cara sholat yang baik dan benar. Apa lah yang membimbing saya cara takbiratul ihram yang baik dan benar, ruku' dan sujud yang baik dan benar, duduk diantara dua sujud, maupun tasyahud akhir, mencontohkan cara berwudhu yang baik dan benar. Jika malam minggu, setelah sholat Isya, Apa biasanya pergi untuk pengajian. Dan pulangnya larut malam, biasanya jam 23.00 - 24.00. Tapi saya paling senang menunggu Apa pulang pengajian, karena biasanya Apa pulang membawa oleh-oleh berupa makanan martabak atau kue pukis. Tapi jika Apa tidak membawa makanan, saya suka kecewa. Jika Apa pulang, suka terdengar suara motornya, dan biasanya saya langsung menuju pintu untuk menyambut Apa sambil berharap ada makanan yang Apa bawa :) Saya heran, dulu kok, saya bisa ya, jam 24.00 belum juga tidur? Atau mungkin saya tidur dulu, terus bangun lagi? Saya lupa untuk yang ini :) Tapi tak jarang pula, jika suara motor Apa sudah terdengar, saya pura-pura tidur (biasanya saya tiduran dulu di depan TV), berharap Apa akan menggendong saya untuk memindahkan saya ke kamar. Rasanya, jika Apa sudah menggendong saya menuju kamar untuk menidurkan saya di tempat tidur, terasa nyaman sekali berada dalam dekapan seorang Apa.
Sebetulnya saya tidak terlalu dekat dengan Apa, begitu juga dengan adik-adik saya karena Apa adalah seorang yang pendiam dan jarang berbicara. Sehingga kami, sebagai anak-anak Apa selalu merasa segan pada Apa daripada ke Mamah.

Hal yang masih saya ingat juga adalah ketika di suatu sore gerimis turun, Apa sepertinya sedang menunggu kedatangan saya dengan gelisah. Ketika saya datang, terlihat Apa sedang memandang ke jendela, dengan masih memakai sarung, peci dan masih memegang tasbih menanti saya pulang. Biasanya jika sudah sholat Ashar, Apa selalu menunggu Maghrib masih dengan baju kebesaran sholatnya yaitu sarung, peci dan tasbih. Begitu Apa sudah melihat kedatangan saya, terlihat senyum tipis di bibirnya, pertanda kegelisahan Apa sudah sirna. Sayapun mencium punggung tangan Apa.

Ketika Apa berada di rumah sakit, itu adalah kenangan yang terpahit yang saya punya. Di rumah sakit itulah, sekali-kalinya Apa masuk rumah sakit karena stroke yang menyerang Apa, Allah SWT memanggil beliau. Selama 10 hari Apa di rumah sakit, saat itulah terakhir kalinya kebersamaan kami bersama Apa. Tak pernah kami duga, tak pernah kami sangka, Apa pulang ke haribaan Ilahi Robbi dengan begitu cepat. Walaupun sudah 14 tahun berlalu semenjak kepergian Apa, tapi kenangan pahit itu masih terus saya ingat.



اَللّهُمَّ اغْفِرْلِيْ وَلِوَالِدَيَّ وَارْحَمْهُمَاكَمَارَبَّيَانِيْ صَغِيْرَا.
“Alloohummaghfirlii waliwaalidayya war hamhumaa kama rabbayaanii shagiiraa”.

Artinya :

 “Wahai Tuhanku, ampunilah aku dan Ibu Bapakku, sayangilah mereka seperti mereka menyayangiku diwaktu kecil”.

Ya Allah pemilik langit dan bumi, ampunilah semua dosa-dosa Apa. Terimalah segala amal ibadahnya. Berikanlah Apa tempat terbaik di sisi Mu. Lapangkanlah dan terangilah kuburnya. Masukanlah Apa ke dalam Jannah Mu. Aamiin Ya Robbalaalamiin.

Artikel ini disertakan dalam Semut Pelari Give Away Time, Kenangan paling berkesan dengan papa

31 comments:

  1. Aamiin... terharu bacanya euy. Jadi kangen si papap
    saya juga waktu kecil suka pura2 tidur pengen digendong. Hahaha... kadang papap suka bangunin tapi teuteup pura2 merem ;p

    ReplyDelete
  2. dan kenangan itu muncul lagi ya teh.. mesti endingnya ada keterangan GA -_-

    ReplyDelete
  3. @ Hanna HMZwan : Terima kasih mba Hanna :)

    ReplyDelete
  4. @ kacamatamia : hihihi.... iya pura2 tidur hanya karena pengen di gendong, padahal udah diabngunin, tapi merem aja ah... :)

    ReplyDelete
  5. @ Topics : Asyik lho, ikutan GA itu. Yuk.. ikutan sekali2 hehehe...

    ReplyDelete
  6. aminn... semoga selalu tekenang kenangan sama ayah ya mbak,

    ReplyDelete
  7. Kenangan yang tidak akan pernah dilupakan mba Nophi.

    ReplyDelete
  8. Aamiinn mbak.. kalo Apa-nya dikirimi fatihah pasti bahagia..
    Hmm.. jadi kangen ayahku tp gak tau ada dimana :(

    ReplyDelete
  9. @ Semut Pelari : Terima kasih kembali.

    ReplyDelete
  10. @ Ayu Citraningtias : Betul mba, kiriman Alfatihah utk Apa saya, tak pernah luput. Terima kasih mba...

    ReplyDelete
  11. Kenangan bersama orang tercinta tak akan pernah bisa melupakannya,
    Sukses ya GA nya ^_^

    ReplyDelete
  12. Kenangan melepas papa di saat terakhir memang takkan terlupakan, mbak. aku juga mengalaminya. Hiks...

    ReplyDelete
  13. iya mba, sangat terpukul dan sedih banget.

    ReplyDelete
  14. Amiin... Semoga bpk diampuni dosanya n diterima amal ibadahnya nya mbak..
    Anak perempuan biasanya mang deket sama papa nya ya mbak, byk kenangan indah pastinya, hiks.. Jd kangen papa ku... Ikutan GA jg ahhhh..
    Sukses GA nya mbak ;-)

    ReplyDelete
  15. Waahh... aku amat sangat dekat dengan ayahku. Bisa di bilang aku tuh anak ayah. Jadi setiap kali baca cerita ttg ayah/papa/bapak..pasti aku terharu rindu. .seperti saat ini

    ReplyDelete
  16. @ momtraveler :Makasih mba.... yuk, ikutan :)

    ReplyDelete
  17. @ ade anita : sebenarnya saya tdk teralu dekat sama ayah saya, karena beliau pendiam. Tapi tetap saja ya, selalu ada cerita dan kenangan :)

    ReplyDelete
  18. hadiah termanis untuk Apa saat ini adalah Al Fatihah mbak

    sukses GA-nya ya

    ReplyDelete
  19. hikssss...baca ini jd kangen papaku mak :(

    ReplyDelete
  20. Saya selalu berusaha untuk menjadi Ayah terbaik bagi ketiga anak-anak saya ...
    saya suka prihatin dengan sementara orang yang menganggap bahwa pendidikan anak-anak itu adalah hanya tanggung jawab Ibu saja ...

    Sudah waktunya para Ayah untuk ikut serta ...
    (kampanye pemberdayaan fungsi ayah dalam pendidikan keluarga) :)

    Salam saya

    (backsoundnya keren Bu ...)

    ReplyDelete
    Replies
    1. saya setuju Om, suami saya pun ikut andil dan ikut bertanggung jawab akan pendidikan anak di rumah. Terima kasih atas kunjungannya :)

      Delete
  21. ahh...semoga Apa diterima semua amal ibadah dan diampuni segala dosa2nya. Amiin.
    Jadi pengen cerita soal ayahku juga :D, sukses GAnya y mbaak ^^

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aamiin. Terima kasih atas doanya. Semoga Allah mengabulkan semua doa. Ayo mba, ikut GA nya aja :)

      Delete
  22. Semoga Apa-nya mendapatkan tempat terindah di sisi ALLAH SWT ya, Mbak...

    Salam dari Bali :)

    ReplyDelete

terima kasih sudah memberikan komentar, kritik dan saran