Friday, May 31, 2013

Komunitas (Menulis) Yang Ideal


Menurut Wikipedia Komunitas adalah sebuah kelompok sosial dari beberapa organisme yang berbagi lingkungan, umumnya memiliki ketertarikan dan habitat yang sama. Dalam komunitas manusia, individu-individu di dalamnya dapat memiliki maksud, kepercayaan, sumber daya, preferensi, kebutuhan, risiko dan sejumlah kondisi lain yang serupa. Tulisan ini diikutkan pada 8 Minggu Ngeblog bersama Anging Mammiri, minggu kedelapan.

Celoteh Fayda Part 3

Jika Farras keluar rumah memakai sepeda, Farras tidak pernah menutup lagi pintu pagarnya, mungkin ribet.
Suatu sore, Farras keluar rumah dengan menggunakan sepeda. Dan seperti biasanya, pintu pagarnya tidak di tutup lagi. Beberapa lama pintu pagar rumah terbuka. Ketika Fayda 'ngeh' kalau pintu pagar tidak tertutup, Fayda langsung bilang sama ayahnya yang lagi di depan laptop.

"Ayah, pintu pagernya tutup sih..." Pinta Fayda
"Udah biarin aja, kakaknya belum pulang." Jawab ayahnya.
"Faydanya takut ada orang gila." Jawab Fayda lagi
"Enggak, enggak ada orang gila." Sambil tetap melihat layar laptopnya.
"Ihh... tutup aja sih, kalo kakak datang, kan bisa dibuka lagi." Lalu Faydapun menutup pintu pagar sendiri.
 Ayahnya cuma terdiam, gak bisa jawab apa-apa.

Saya yang mendengar percakapan anak-ayah ketawa sendirian. Ayahnya Fayda, mati kutu. Hehehe...

Thursday, May 30, 2013

Zikir Firdaus/Zikir Taubat

Ilahi lastu lilfirdausi ahlan
Wala aqwa 'ala naril jahimi
Fahab li taubatan waghfir dzunubi.
Fa innaka ghafirud dzanbil 'adziimi

Tuhanku, Hamba tidaklah pantas menjadi penghuni surga (Firdaus).
Namun, hamba juga tidak kuat menahan panas api neraka.
Maka berilah hamba tobat dan ampunilah hamba atas dosa-dosa hamba.
Karena sesungguhnya Engkau Maha Pengampun lagi Maha Agung

Biasanya zikir ini 'dinyanyikan' di Masjid oleh ibu-ibu pengajian di daerah saya, jika akan memulai pengajian, atau oleh bapak-bapak/orang laki-laki jika hendak masuk waktu sholat.

Dulu... jika saya hendak menidurkan Farras, saya suka 'menyanyikan' zikir ini, tapi liriknya saya ganti seperti ini :

Aduh, Gusti ieu teh..
Farras Fadhil Muhana
Farras anu kasep
Sholeh oge cerdas
Mugi engkin enjing
Jadi jalmi berguna
Kanggo agama 
Sareng nusa bangsa

Alhasil, ketika lagu belum selesai dinyanyikan, Farras sudah nangis sesegukan. Gak tau kenapa, mungkin nada lagunya menyayat hati kali ya, udah gitu ada namanya dinyanyikan oleh ibunya :)

Dan jika saya hendak menidurkan Fayda, sayapun menyanyikan zikir lagu ini, lalu liriknya saya rubah menjadi :

Aduh, Gusti ieu teh...
Fayda Fatharani Muhayya
Fayda anu geulis
Sholehah oge cerdas
Mugi engkin enjing
Jadi jalmi berguna
Kanggo agama 
Sareng nusa bangsa

Setelah lagunya selesai saya nyanyikan, Fayda tidak mau lagi mendengar lagu itu. Saya disuruh jangan menyanyikannya lagi, gak tau kenapa. Mungkin  karena memang lagunya menyayat hati, sehingga Fayda tidak mau mendengarnya lagi. Bukan karena suara ibunya yang jelek lho... hehehe... 
 

Wednesday, May 29, 2013

KECEWA

Semua orang pasti sudah pernah merasakan kecewa dalam hidupnya, malah mungkin ada yang sering merasa kecewa terhadap orang lain. Tak dapat dipungkiri, dalam hidup ini, kita banyak bersinggungan dengan orang lain yang fikiran dan hatinya berbeda dengan kita, sehingga yang namanya kecewa, pasti pernah mampir dalam kehidupan kita.

Seperti apa yang saya alami akhir-akhir ini. Merasakan kecewa terhadap orang lain, bukan hanya sekali, tapi berkali-kali. Rasa kecewa atas perlakuannya pada anak saya. Hhhhh.... Rasa kecewa, tapi tidak bisa mengungkapkannya, yang ada akhirnya gondok segede-gedenya. Akhirnya, untuk menetralisir rasa kecewa yang hadir lagi, lagi dan lagi, saya coba untuk memahami. Ya... memahami, hanya itu obatnya. Tanpa memahami, rasa kecewa itu akan berubah menjadi rasa sebal, dan jangan sampai rasa sebal itu bertumpuk menjadi benci. Naudzubillahimindzalik. 

Dengan memahami, InsyaAllah, walaupun mungkin kita masih gondok, tapi setidaknya hati kita sudah bisa menerima 'mengapa dia bersikap seperti itu'. Saya sedang memahami watak dan karakter seseorang yang membuat saya kecewa. Saya menenangkan hati saya dengan berkata 'memang wataknya seperti itu'. Jika sudah menyangkut watak dan karakter, kita sudah tidak bisa berbuat apa-apa. Karena watak & karakter adalah bawaan pribadi masing-masing orang. Mudah-mudahan setelah ini, saya tidak akan merasa kecewa lagi akan perlakuannya pada anak saya.
Alhamdulillah akhirnya saya bisa menuangkannya dalam blog.
(gambar diambil dari : sini dan sini)

Celoteh Fayda Part 2

Fayda lagi seneng banget maen game di laptop ayahnya (ketularan kakaknya :p). Suatu hari, seperti biasanya, Fayda menyalakan laptop ayahnya (sebelumnya minta izin dulu sih..), lalu klik, klik, nyambung deh ke game yang biasanya Fayda mainkan. Sementara saya, ayahnya dan Farras sibuk dengan aktifitas masing-masing.
Sedang asyik-asyiknya Fayda main game, ayahnya menegur : "Udah Dek maen game nya, udah Maghrib. Nanti lagi. Kecil-kecil udah hobi main game."
Fayda nurut, gak lagi maen game.

Ketika waktu sholat Maghrib telah lewat, kembali Fayda ke laptop ayahnya untuk bermain game lagi.
"Adek, udah dong jangan maen game aja." Ayahnya melarang.
"Ihh... ga apa-apa sih Yah, kan udah gak Maghrib." Jawab Fayda
"Adek nih, kalau dikasih tahu, pasti ngejawab aja." Sahut Ayahnya sambil tersenyum.
Saya yang mendengar ikutan senyam-senyum.

Tuesday, May 28, 2013

Celoteh Fayda

Sebetulnya cerita ini ingin saya ikutkan pada GA nya Bunda Vania yang berhubungan dengan celoteh anak. Tapi berhubung saya tahunya telat, jadi ga jadi deh :(  Tapi tetap postingan tidak saya gagalkan hehehe...

Akhir-akhir ini, Fayda sering memegang kupingya, sehingga antingnya sering sekali lepas. Karena sering lepas, lalu saya ganti yang baru. Tapi tetap aja, lepas lagi, lepas lagi. Suatu hari, antingnya Fayda lepas satu, padahal antingnya baru dua hari dipakai.

Lalu saya tanya : "Adek, antingnya kemana, kok ga ada satu?"
"Ga tau, copot, adek buang." Jawab Fayda
"Lho... kok dibuang sih Dek, harusnya Adek kasih ke Ibu atau Ayah, jangan dibuang. Dibuangnya kemana Dek?" Tanya saya lagi
"Gak tau. Buang jauh. Udah sih Bu, biarin aja. Kan udah ilang. Beli lagi aja. Gampang kan?" Jawab Fayda seenaknya.
"Haaa.... ga salah denger nih, Ibu?" Gregetan saya tapi pengen ketawa. Enak banget Fayda nih ngejawabnya. Hadeuh!!

Monday, May 27, 2013

Manfaat Madu

Fayda sangat suka sekali madu, sehari bisa melebihi takaran yang seharusnya jika dibiarkan. Beda dengan kakaknya, kalau disuruh minum madu, susah sekali, mesti dipaksa. Karena kesukaannya pada madu, membuat saya penasaran, apa sih manfaat madu, selain untuk obat sariawan (saya kalau sariawan, pasti minum madu)? Ternyata, wow! manfaatnya banyak sekali, membuat saya tambah semangat untuk memberikan madu pada Fayda dan Farras tentunya. Tapi ingat ya, untuk anak usia di bawah satu tahun, jangan diberikan madu dulu. Menurut penelitian, di dalam madu kemungkinan besar mengandung spora botulisme yang bisa menyebabkan keracunan pada bayi. 
Manfaat madu bukan hanya untuk kesehatan, tapi juga untuk kecantikan. Sekarang ini banyak sekali produk-produk kecantikan menggunakan bahan tambahan berupa madu, bahkan bahan utamanya adalah madu.

Pengobatan penderita Diabetes
Madu sudah terbukti bisa digunakan untuk pengobatan luka pada penderita Diabetes dimana pasien tidak bisa menggunakan antibiotik. Karena manisnya dari madu berupa fruktosa dan apabila masuk kedalam tubuh akan langsung diubah menjadi energi tanpa perlu hormon insulin untuk mengubahnya.Sehingga dapat menyembuhkan penderita diabetes.

Friday, May 24, 2013

Supaya Anak Selalu Sehat


Memiliki anak yang sehat, tentu dambaan semua orangtua. Kesehatan adalah nomor satu, apalagi jika dihubungkan dengan anak-anak. Tak ada yang bisa membahagiakan kita, selaku orangtua selain melihat anak-anak bisa tumbuh dengan sehat. Kita tidak akan tega jika melihat anak-anak sakit, apalagi jika dikategorikan sering sakit.

Dan Alhamdulillah, suatu anugerah dan karunia yang besar yang Allah SWT berikan kepada kami, ayah dan ibunya Farras FM dan Fayda FM, bahwa anak-anak kami termasuk anak yang jarang sakit. Semoga selalu terus diberi kesehatan. Aamiin.

Semenjak Farras bayi, Farras jarang sekali ke dokter bahkan bisa dihitung dengan jari, begitu juga dengan  meminum obat. Tidak pernah sedikitpun saya dan suami sebentar-sebentar minum obat, sebentar-sebentar minum obat jika Farras batuk, flu, ataupun badannya panas. Sedikit mungkin kamu menjauhkan anak-anak dari "kebiasaan" meminum obat jika tidak terlalu penting, mendesak atau harus meminum obat.

Thursday, May 23, 2013

Susah BAB

Pernah panik gara-gara sudah beberapa hari anak kita belum BAB? saya pernah. Itu terjadi ketika Farras, anak pertama saya masih bayi berusia 4 bulan. Saat itu, sudah sekitar 5 hari Farras tidak BAB. Saya dan suami saya panik. Kenapa Farras belum BAB, ada apa ya? Apa ada yang salah pada pencernaannya? Saya bertanya-tanya pada diri sendiri. Akhirnya, daripada pertanyaan-pertanyaan yang ada di benak tidak terjawab, saya dan suami saya membawa Farras ke dokter anak. Tidak ada jawaban yang memuaskan dari dokter dari pertanyaan-pertanyaan yang ada di kepala saya. Parahnya lagi, kami diberi obat pencahar oleh sang dokter. Saya dan suami jadi semakin bingung, memangnya Farras susah BAB, sehingga harus diberi obat pencahar? Karena yang saya lihat, tidak ada tanda-tanda Farras susah BAB, atau ketika mau BAB Farras mengejan keras tapi BAB tidak keluar. Tidak ada tanda-tanda seperti itu pada Farras. Sementara yang saya tahu, obat pencahar itu untuk orang yang susah BAB. Saya dan suami sepakat, tidak akan memberikan obat pencahar itu pada Farras. Dan Alhamdulillah keputusan saya dan suami benar untuk tidak memberikan obat pencahar itu. Keesokan harinya, tepat hari ke 6, Farras BAB. Saya lihat tinjanya. Tidak ada yang aneh atau tanda-tanda yang mengkhawatirkan. Warna dan baunya menunjukkan bahwa tinja Farras baik-baik saja. Tapi kenapa ya, kok setelah 6 hari Farras baru bisa BAB? Ternyata, ASI yang Farras minum (saya hanya memberikan ASI pada Farras), terserap semuanya (tanpa ampas) oleh sistem pencernaan Farras. Sehingga, bagaimana mau BAB, kalau ASI yang Farras minum tidak berampas. Jadi ASI yang Farras minum terserap sempurna.

Lain lagi cerita dari Fayda, anak kedua saya yang berusia 3 tahun. Beberapa bulan yang lalu, Fayda sempat susah BAB. Kalau mau BAB, mengejan kuat sampai keringatan. Kasihan saya melihatnya. Saya elus-elus perutnya, sambil membisikkan kata-kata semangat supaya Fayda sabar. Setelah lumayan lama Fayda berjuang untuk bisa mengeluarkan BABnya, akhirnya Fayda terlihat lega. Saya lihat tinjanya, memang keras. Saya ingat-ingat lagi, Fayda makan apa, sehingga BAB nya bisa keras. Setelah beberapa hari lewat, terulang kembali peristiwa Fayda susah BAB, kali ini saya tidak membawa Fayda ke dokter, atau memberi obat. Karena saya fikir, pasti ada yang salah pada makanan Fayda. Setelah ditelusuri, ternyata memang dari makanan. Saya perhatikan, jika Fayda makan cokelat, pasti BABnya keras. Akhirnya saya mengambil kesimpulan Fayda tidak bisa makan cokelat, karena kalau makan cokelat, pasti BABnya keras. Setelah saya jauhkan cokelat dari hidup Fayda (untuk saat ini), BAB Fayda tidak pernah keras lagi, Fayda tidak pernah kesulitan dalam BAB lagi. Dan Fayda pun terus kami beritahu, untuk tidak makan cokelat, karena khawatir BABnya keras, dan sepertinya Fayda mengerti. Mungkin Fayda juga memang tidak mau lagi terjadi kalau BAB harus mengejan dengan keras. Sementara kakaknya, Farras saya wanti-wanti untuk tidak memakan cokelat di depan adiknya. Karena cokelat adalah makanan favorit anak-anak. Siapa yang tidak tergiur melihat cokelat?

Tuesday, May 21, 2013

Ngeblog Dunia Kedua Saya


Tulisan ini diikutkan pada 8 Minggu Ngeblog bersama Anging Mammiri, minggu ke tujuh.

Saya sama sekali tidak pernah membayangkan ataupun bertanya pada diri saya sendiri, seandainya saya tidak ngeblog, sampai suatu hari saya membuka blog Anging Mammiri dan melihat tema 8 minggu ngeblog bersama Anging Mammiri. Tema minggu ke tujuh dari Anging Mammiri ini, membuat saya tercenung beberapa saat. Iya, ya... apa yang terjadi seandainya saya tidak ngeblog. Apa pula yang terjadi seandainya saya tidak "melek" internet.

Wednesday, May 15, 2013

Tumis Daging Cincang Wortel

Berhubung suami saya suka sama daging sapi, tapi anak-anak belum bisa mengunyah daging sapi dengan sempurna, maka saya membuatkan masakan dari daging cincang. Alhasil Farras makannya banyak, Kalau Fayda biasa saja. Dan yang paling banyak menghabiskan daging cincang ini adalah suami saya :) Saya bagikan resepnya untuk ibu-ibu, siapa tahu cucok :)





Bahan :

250 gram daging cincang
1 buah wortel di potong kecil-kecil
Daun bawang

Bumbu :

Bawang merah diiris
Bawang putih diiris
Bawang bombay diiris

Bumbu tambahan :
Tomat
Saus tiram
Kaldu bubuk
Kecap manis
Garam + gula
Merica bubuk

Cara memasak :
Tumis bawang merah, bawang putih, bawang bombay sampai harum dan berubah warna, masukkan wortel, masukkan daging cincang, aduk-aduk. Lalu tambahkan saus tiram, kecap manis, kaldu bubuk, merica bubuk, tomat, garam dan gula. Sejenak sebelum diangkat, masukkan daun bawang. Dan tumis daging cincang wortel pun siap disajikan.


Monday, May 13, 2013

Usia 23 Tahunku

Usia 23 tahun saya, saya isi dengan mengajar (guru honor) pada salah satu SMP swasta yang ada di kota saya, Serang. Di usia itu, saya tidak punya target apa-apa, juga belum memikirkan untuk menikah. Saya  belum bekerja, ketika ada tawaran untuk mengajar di suatu sekolah yang pada saat itu kekurangan tenaga pengajar, tanpa pikir panjang, saya menerimanya, walaupun saya bukan lulusan dari kependidikan. Dan pelajaran yang saya berikan pada anak-anak SMP waktu itu pun tidak berkaitan dengan ilmu yang saya pelajari waktu kuliah. Saya mengajar Bahasa Inggris, sementara saya kuliah di jurusan Akuntasi. Beda banget bukan? Tapi kenapa saya mau saja menerima tawaran mengajar? Karena walaupun saya kuliah bukan di bidang bahasa, tapi saya menyukai Bahasa Inggris. Sejak dari SMP saya suka sekali pada pelajaran Bahasa Inggris, walaupun sekarang saya tidak terbilang mahir dalam berbahasa Inggris, tapi tetap saja saya menyukainya. Sayangnya, saya tidak memperdalam bahasa yang saya sukai sejak SMP itu.

Aroma Kentang Kukus

Sewaktu saya masih duduk di Sekolah Dasar, saya sering mengunjungi rumah mbah saya yang jaraknya tidak terlalu jauh dengan rumah saya. Dan jika saya sedang berada di rumah mbah saya, saya suka diajak pergi ke Royal (tempat keramaian di kota Serang, dimana banyak toko-toko, juga sebagai ajang jalan-jalan) oleh Bibi (Tante) saya. Seringnya Bibi saya mengajak ke Royal pada malam hari setelah sholat Maghrib, kebetulan memang jarak dari rumah mbah saya ke Royal tidak terlalu jauh, dengan berjalan kaki pun bisa. Dan jika pergi ke Royal dengan berjalan kaki, kami harus melewati daerah yang lumayan gelap, ada pohon tua yang sangat besar di suatu komplek tentara. Terus terang, saya suka takut kalau lewat daerah ini. Dan saya yakin, Bibi sayapun akan merasakan hal yang sama dengan saya. Jadi, jika kami melewati daerah ini, kami akan berjalan cepat-cepat. Dan yang paling membuat kami ketakutan adalah, jika lewat daerah ini, aroma kentang kukus yang sangat menyengat akan kami cium. Pernah saya tanya ke Bibi saya : " Bi, ini bau apaan sih, kok baunya menyengat sekali ya?" Bibi saya menjawab : " Ini bau kentang, biasanya kalo ada bau kentang kayak gini, suka ada hantu!" Hiyy... tak ayal lagi, kami berdua langsung lari terbirit-birit.

Saturday, May 11, 2013

Rapid Fire Question

Aseli bingung! ini apaan? kok saya dapet peer segala dari mba Helda :) Setelah diperhatikan, dilihat, dibaca baik-baik dan berulang-ulang, akhirnya... oh... disuruh menjawab pertanyaan,(iihh.. disuruh jawab pertanyaan aja mesti diperhatikan, dilihat, dibaca berulang-ulang hehehe...udik ya?) tapi buat apa, saya pun masih belum tahu alias masih bingung :) Tapi, ya udahlah kerjain aja, daripada dijitak hehehehe....

1. Nambah atau ngurangin timbunan buku?
    Kalo ngurangin timbunan bukunya untuk disumbangkan, it's okey. Tapi kalo untuk dijual ke tukang
    loak,enggak lah yau.. Jadi lebih baik nambah buku (halah ga konsisten nih, hehehe...)
2. Pinjam atau beli buku?
     Beli aja ah... kan bisa sekalian koleksi buku.
3. Baca buku atau nonton film?
    Nonton film. Kalo baca buku, pasti direcokin anak-anak. Kalo baca bukunya setelah anak-anak tidur,
    ikutan ngantuk :)
4. Beli buku online atau offline?
    Dua-duanya oke.
5. Buku bajakan atau ori?
    Haaah.... bajakan? No way!
6. Gratisan atau diskonan?
    Kalo ada yang mau ngasih gratisan, mending yang gretongan doong.... :)
7. Beli pre-order atau menanti dengan sabar?
    Berhubung saya orang yang penyabar #plak!# :), jadi menanti dengan sabar tidak apa-apa.
8. Buku asing (terjemahan) atau lokal?
    Apa aja selagi isinya bagus dan enak dibaca.
9. Pembatas buku penting atau biasa saja?
    Kadang butuh kadang juga enggak :) Jadi... biasa aja sih..
10. Bookmarks atau bungkus chiki?
      Ini apa hubungannya yak... hehehe... Ga butuh bungkus chiki, saya butuh chikinya :)

Pertanyaan Tambahan :

1. Nulis fiksi atau nonfiksi
    Dua-duanya suka, tergantung ide dan mood aja...
2. Buat nemenin nulis : minuman atau cemilan?
    Cemilan tanpa minuman? keselek bo..., minuman tanpa cemilan, kembung bo... hehehehe...
3. Nulis di laptop atau gadget lain?
    Di rumah Laptop, di kantor PC (hayah... ketauan curi-curi waktu di kantor buat nulis deh..)
4. Nulis siang atau malam?
    Siang, tapi menjawab Rapid Fire Question ini, malem bo.. :)
5. Aku cantik atau engga?
    Tentu cantik dong, aku kan perempuan. Gak mau dong, dibilang ganteng :D Tapi ada gak ya laki-laki
    yang pengen dibilang cantik? #gubrakk#

Pertanyan dari mba Helda :

1. Nulis buku atau ngeblog?
    Untuk saat ini, ngeblog dulu deh, tanpa menutup kemungkinan untuk nulis buku (pengennya sih.... tapi
    ilmunya masih jauuuh banget)
2. Karya FF yang pernah dibuat, kebanyakan pengalaman pribadi atau orang lain?
    Hasil imajinasi.
3. Baca buku atau BW?
    BW aja ah...  lebih seru :p
4. Buku-buku terbitan Harlequin atau Buku karangan JK Rowling?
    Kalo Harlequin, saya belum tahu apalagi baca bukunya. Kalo JK Rowling, saya kurang suka.
5. Terdampar di laut atau terdampar di hutan?
    Keknya kalo di hutan tersesat kali ya? hehehe.... Saya gak mau dua-duanya. Kalo terdampar di laut, gak
    bisa berenang, kalo di hutan, takut ular dan binatang buas.

Dan.. harus bikin pertanyaan juga nih, untuk dilempar ke 5 orang yang akan diberikan peer kayak gini juga :p

Pertanyaan dari saya :

1. Bikin status di FB atau BW?
2. Kopi atau teh manis?
3. Nulis fiksi atau nonfiksi?
4. Komik atau cerita drama?
5. Tujuan hidupmu apa?

Dan saatnya saya memilih 5 orang juga untuk bisa mengerjalan peer seperti saya :)
Ke 5 orang itu, adalah (taram...taram...)

1. Sri Komarudin
2. Lidya Fitrian
3. Dey Fikri 
4. Titi Alfa Khairia
5. Hanna HM Zwan

Sekian dulu dari saya :D Untuk ke 5 orang diatas, kalau sudah selesai mengerjakan, jangan lupa taruh linknya di kolom komen ya.... Terima kasih untuk ikut berpartisipasi :)

Friday, May 10, 2013

FAYDA FM

Saya baru memberikan susu formula pada anak kedua saya yang bernama Fayda Fatharani Muhayya, ketika Fayda berusia 6 bulan. Kenapa usia 6 bulan? Karena saya memberikan ASI eksklusif pada anak saya, dan karena saya bekerja, mulai usia 6 bulan, selepas ASI eksklusif, saya baru memberikan susu tambahan, tapi ASI masih tetap diberikan jika saya di rumah hingga usia 2 tahun. Dan sekarang Fayda sudah berusia 3 tahun, sudah mau masuk Kober/Play Group.

Kecerdasan si kecil sudah mulai terlihat di usia 18 bulan, ketika Fayda  sudah mulai lancar berbicara. Dan sekarang, di usianya yang sudah bertambah, kecerdasan nya pun ikut bertambah. Di usia 2 tahun 7 bulan, Fayda sudah bisa membaca do’a mau tidur dan bangun tidur,  do’a mau makan, dan sesudah makan,  do’a masuk kamar mandi dan keluar kamar mandi dan  do’a naik kendaraan. Juga Fayda sudah hapal huruf Alphabet dan angka 1-10, walaupun belum hapal jika huruf & angka diacak, dan sudah bisa menghitung benda.

Selain hapal bacaan do’a-do’a sehari-hari, Fayda juga cepat menghapal lagu-lagu yang sering saya, ayahnya dan kakaknya nyanyikan. Bahkan di rumah, ayahnya sering menyanyikan lagu-lagu dewasa yang sedang “in” saat ini, tak pelak lagi, Fayda sering bersenandung menyanyikan lagu-lagu itu, kadang bernyanyi sendiri, kadang duet dengan kakaknya. Kalau sudah begitu, saya suka geli melihatnya, anak kecil kok, hapal lagu dewasa hehehe….. Malah lagu berbahasa Jawa yang sering diajarkan mba Utinya pun sudah Fayda hapal. Dan jika ayah nya sedang bermain gitar, Fayda pun suka ikut-ikutan membunyikan gitar, jreng…jreng……. :)

Fayda paling senang mengganggu kakaknya jika sedang belajar. Bukan mengganggu sih tepatnya, tapi ingin ikut-ikutan belajar. Jika kakaknya sedang membaca buku pelajarannya, atau ayahnya sedang menemani kakaknya belajar, pasti Fayda akan ikut-ikutan membaca buku milik kakaknya. Jika saya atau ayahnya sedang tanya jawab dengan kakaknya, Fayda pun harus ikut ditanya oleh kami, walaupun jawabannya asal-asalan :)

Selain cerdas, Fayda pun termasuk anak yang aktif (mungkin meniru dari kakanya ya…. karena kakaknya pun sangat aktif). Melihat kakaknya jungkir balik, maka Fayda pun ikut mencoba untuk jungkir balik, dan sekarang Fayda sudah mahir jungkir balik. Untuk yang satu ini, saya sangat khawatir, karena Fayda masih terlalu kecil untuk bisa jungkir balik sendiri. Kalau kakak nya sedang bermain bola, Fayda pun pasti ikut-ikutan bermain bola, layaknya anak yang sudah mahir menedang bola.  Apalagi jika panjat memanjat, hadeuh……… sudah ahlinya deh ... :)

Saya bersyukur pada Allah SWT, bahwa saya dan suami sudah diberikan anak-anak yang cerdas dan sehat.

Wednesday, May 08, 2013

Antara Serang - Jakarta

Sudah sejak lama saya tidak pernah menaiki bus kota, tak lama setelah saya tamat kuliah. Mungkin sekitar tahun 1998 terakhir saya menggunakan bus kota. Bus kota yang saya gunakan ketika saya masih kuliah adalah bus kota jurusan Kebon Nanas Tangerang menuju kota Jakarta dimana saya menuntut ilmu.  Turun di Kebon Nanas, naik bus kota lagi jurusan Pasar  Senen,  saya turun di Pasar Baru. Dari Pasar Baru saya naik Metromini  jurusan Matraman, lalu saya turun di Kramat Sentiong. Jika saya  turun di Pasar Senen, saya bisa naik mikrolet menuju tempat kost saya. Saya kost di daerah Kramat Sentiong, dekat dengan kampus saya di daerah Kramat Raya, Jakarta Pusat. Perjuangan naik bus kota menuju tempat saya menggali ilmu, lumayan menguras keringat. Gimana ga menguras keringat, bus kota yang saya tumpangi adalah bus kota yang sama sekali tidak nyaman, penuh sesak, bau keringat dan asap rokok. Hufft… kalau saya ingat-ingat lagi, sepertinya saya tidak ingin mengulang kembali perjalanan naik bus kota saya menuju ibu kota Jakarta.

Setiap minggu saya bolak-balik Jakarta- Serang, Serang – Jakarta. Kalau saya tidak buru-buru, biasanya saya berangkat ke Jakarta dari Serang hari Senin pagi. Pagi-pagi sekali, setelah sholat subuh, saya berangkat ke terminal, menunggu bus ‘Murni’ atau bus ‘Asli’ , dimana bus kota tersebut terkenal dengan ugal-ugalannya jika di jalan raya. Jika saya punya uang lebih, saya lebih memilih naik bus ‘Arimbi’, yang lebih nyaman dan tidak ugal-ugalan, tapi dengan ongkos yang lebih tinggi. Berdempet-dempetan di dalam bus kota, sudah menjadi makanan mingguan saya. Saya harus extra hati-hati, disamping  menjaga tas yang saya bawa (khawatir ada copet), juga harus berhati-hati menjaga tubuh saya untuk tidak oleng atau jatuh seiring dengan bus yang bergerak, meliuk-liuk. Perjuangan saya utuk sampai ke tempat tujuan, tidak hanya sampai di satu bus. Setelah satu bus saya tumpangi, saya harus naik bus yang lain lagi, bus dalam kota sampai dua kali naik bus dalam kota ini. Jadi total saya naik bus adalah 3 bus, untuk satu kali perjalanan. Hhhhh… perjalanan yang panjang ya…

Tak jarang pula saya ke Jakarta setiap Minggu sore. Tapi jika saya ke Jakarta pada Minggu sore, maka uang jajan/uang makan saya selama seminggu, akan terpotong oleh makan malam di Minggu malamnya, hehehe… dasar anak kost ya, selalu perhitungan sama uang jajan/uang makan :)

Sampai sekarang, bus kota dari Serang menuju Jakarta, tidak ada perubahan, masih seperti dulu. Menyedihkan! Kapan ya, Indonesia umumnya dan Serang –Banten khususnya memiliki alat transportasi yang nyaman untuk masyarakatnya? Apakah ini hanyalah sebuah keinginan atau khayalan yang tidak akan pernah terwujud? Wallahu A'lam Bishawab.

Tuesday, May 07, 2013

Menggapai Hidayah Mu

Berjalan-jalan di blog mba Enny Mamito untuk memilih tulisan yang paling saya sukai, sungguh susah, soalnya tulisan-tulisan mba Enny banyak sekali dan semua bermanfaat. Setelah bolak-balik halaman blog mba Enny, akhirnya saya tertuju pada tulisan berjudul Terima Kasih Allah. Suatu titik balik mba Enny dalam memulai kehidupannya yang baru sebagai seorang muslimah. Sebetulnya, hidayah dari Allah bisa kita temui setiap saat dalam kehidupan kita, asalkan kita bisa dan pandai dalam membuka mata hati kita untuk bisa 'ngeh' bahwa itu adalah sebuah hidayah. Banyak orang yang tidak sadar, bahwa sebenarnya hidayah dekat dengan kita.
Seperti halnya yang terjadi pada saya ketika saya hendak memutuskan untuk berjilbab di tahun 1994. Niat dan keinginan saya untuk berjilbab sebetulnya sudah lama sebelum tahun 1994, tapi saya terlalu banyak mikir, sehingga akhirnya keinginan saya berjilbab baru terlaksana pada tahun 1994. Sebetulnya Allah sudah memberi peringatan pada saya waktu itu, tapi saya malah 'menghindar', tapi Alhamdulillah niat saya untuk berjilbab tetap terlaksana, walaupun 'molor' waktunya.

Melihat blog mba Enny, saya sudah merasa nyaman, artinya blognya sudah friendly, tampilannya tidak terlalu sederhana, juga tidak terlalu ramai. Tampilan warnanya pun enak untuk dilihat. Kesimpulannya, kalau menurut saya, blog mba Enny sudah oke.

Tulisan ini diikutsertakan dalam Giveaway mba Enny Mamito, Yuuk ikutan 2nd Giveaway Enny Mamito



Thursday, May 02, 2013

(Belum) Menjadi Ibu yang Baik


Membaca postingan mba Evi Indrawanto tentang Apakah Saya Sudah Menjadi Ibu yang Baik? di blognya, membuat saya langsung menjawab dalam hati 'belum!' Ya.. belum, saya belum menjadi ibu yang baik untuk anak-anak saya. Tugas menjadi seorang ibu adalah sangat berat. Bukan hanya mengandung dan melahirkan saja, tapi menyusui (ini pun tantangan yang sangat berat, karena memberikan ASI eksklusif dilanjut sampai usia 2 tahun itu, banyak tantangannya, apalagi untuk ibu bekerja), menjaga (saya hampir menjadi helycopter mom yang selalu mengelilingi anak), membesarkan, dan mendidik anak-anak agar anak kelak menjadi anak yang berguna.