Wednesday, July 16, 2014

Mengumpulkan Materi Pelajaran

sumber

Kenaikan kelas sudah berlalu, saat ini Farras sudah duduk di kelas 3 SD. Baru 3 hari Farras masuk sekolah setelah libur kenaikan kelas. Walaupun dalam kondisi sedang berpuasa, tapi Farras terlihat semangat untuk masuk kelas 3 yang akan Farras injak, apalagi Farras sudah tahu, wali kelas Farras di kelas 3 ini masih sama dengan wali kelas Farras waktu Farras masih di kelas 2. Farras menyukai guru wali kelasnya, makanya ketika Farras tahu di kelas 3 ini wali kelasnya masih sama, Farras terlihat senang. Saya pun sebagai orang tua, ikut senang tentunya.


Persiapan yang saya dan suami saya lakukan untuk Farras di kelas 3 ini adalah, mengumpulkan materi pelajaran. Sebelum sekolah menentukan buku pelajaran yang harus dimiliki murid-muridnya (buku paket), maka saya dan suami hunting materi dan juga mengumpulkan soal-soal dari bse (buku sekolah elektronik) untuk dibahas bersama Farras. Biasanya suami saya mengambil materi pelajaran dan soal-soal dari http://bse.kemdiknas.go.id/ tapi sepertinya web nya belum bisa diakses. Dan atas dasar informasi dari teman suami saya, maka kami mengambil materi dan soal-soal mata pelajaran dari http://www.bse.mahoni.com/. Tugas saya dan suami dibagi dua, saya yang mengunduh materi pelajarannya, suami saya yang meng-edit, lalu saya menyetak, dan suami yang menjilid :D Kerjasama yang adil kan? hehehe.... Untuk teman-teman yang membutuhkan sebagai tambahan materi pelajaran anak-anak selain buku paket dari sekolah, bisa juga untuk mengunduhnya. Untuk SD, SMP dan SMA tersedia. Semoga bermanfaat :D Karena dengan banyak mengerjakan soal, diharapkan anak-anak lebih bisa memahami materi pelajaran yang diberikan gurunya di sekolah.


Monday, July 14, 2014

Berbuka Puasa Bersama di Masjid Agung Serang


Namanya Masjid Agung Ats-Tsauroh Serang, Berdiri Tahun 1870 - 1888 M, sudah mengalami renovasi dan pemugaran. Yang saya foto ini adalah terasnya. Jika bulan Ramadhan, teras ini penuh oleh orang-orang yang hendak berbuka puasa disini, dengan membawa bekal masing-masing. Ramai sekali, apalagi jika hari libur, maka teras Masjid ini akan penuh oleh orang-orang yang hendak berbuka puasa. Di halaman Masjid ini, banyak terdapat makanan yang dijual untuk berbuka puasa, sepertinya dikelola oleh DKM Masjid Agung Ats-Sauroh ini. Saya bersama keluarga sudah dua kali mencoba berbuka puasa disini. Dan ternyata, enak dan nyaman. Saya dan anak-anak ketagihan untuk berbuka puasa disini lagi.




Thursday, July 10, 2014

Satu Cerita di Bulan Ramadhan


Kemarin Farras mengundang temannya untuk berbuka puasa di rumah mbahnya, ibu mertua saya. Kebetulan kami hendak berbuka puasa di rumah ibu mertua saya. Dan anak-anak di sekitar rumah mbah Farras adalah teman bermain Farras, karena Farras lebih banyak menghabiskan masa bermainnya di rumah mbahnya.


Farras : "Ibu, Ayah, Dodo (bukan nama sebenarnya) boleh buka puasa disini ya?"
Ayah   : "Coba tanya mbah dulu."
Farras : "Mbah... Dodo boleh buka puasa disini ya?"
Mbah  : "Iya..."
Farras : "Kasihan lho... Bu, Dodo gak punya makanan buat buka puasa. Ayahnya gak ada. Mbahnya lagi tidur. Makanya Farras ajak buka puasa disini."
Saya    : "Kok Farras tahu kalau di rumah Dodo gak ada makanan? Kan ada Ayahnya?"
Farras : "Tadi Farras ke rumahnya Dodo Bu, di rumahnya gak ada makanan buat buka puasa. Ayahnya gak kesini Bu, kesininya besok kata Dodo."

Saya yang mendengar penuturan Farras langsung terenyuh. Dodo memang tinggal bersama mbahnya, mbah dari ayahnya Dodo, tetangga ibu mertua saya. Sementara kedua orangtuanya sudah berpisah. Sepertinya ibunya tidak pernah menengok Dodo. Dan ayahnya pun sepertinya tidak setiap waktu ada untuk Dodo. Jadi Dodo tinggal begitu saja dengan mbahnya yang sedang sakit, sehingga untuk mengurus Dodo pun mbahnya sudah tidak kuat lagi. Selain terenyuh dan terharu, saya pun merasa bangga pada Farras. Di usianya yang ke 8 tahun, Farras sudah memiliki empati dan perduli pada teman-temannya.

Farras masih kepikiran pada Dodo. Ketika makan malam, Farras bilang pada saya : "Bu... Dodo sahurnya gimana ya?"
Saya : "InsyaAllah.... Ayahnya datang untuk melihat Dodo."

Tuesday, July 08, 2014

Saya Cinta Indonesia



Sudah tahu kan lagu diatas? Pastinya ya. Lagu ciptaan Ismail Marzuki.  Dulu lagu ini adalah lagu penutup pada siaran TVRI. Kalau sekarang saya tidak tahu, karena sudah tidak pernah nonton TVRI lagi :) Setiap mendengar lagu ini, saya selalu terharu, terkadang saya meneteskan air mata. Entah kenapa. Tapi yang jelas, hati saya pasti tersentuh. Apakah karena kecintaan saya pada Indonesia yang begitu besar, walaupun belum memberikan karya nyata untuk bangsa ini. Tapi InsyaAllah saya sedang mencoba menjadi ibu yang baik untuk anak-anak saya, sehingga menjadi anak-anak yang baik dan berguna. Karena wanita adalah tiang negara, apabila wanitanya baik, maka akan baiklah negaranya, dan apabila wanitanya rusak, maka akan rusaklah negaranya. Betapa pentingnya ya, peran wanita bahkan untuk suatu negara. Dan seorang ibu ibarat sekolah, apabila kamu siapkan dengan baik, berarti kamu menyiapkan satu bangsa yang harum namanya. Ibu adalah madrasah pertama bagi putra-putrinya yang akan meneruskan tongkat estafet suatu peradaban negara dan dunia. Bahkan ada ungkapan yang mengatakan dibalik kelembutan seorang wanita, ia bisa mengayunkan buaian di tangan kanan dan mengguncang dunia dengan tangan kirinya. Ungkapan yang sering kita dengar juga adalah bahwa dibalik pemimpin yang hebat, ada perempuan kuat di belakangnya. Betapa besarnya kekuatan seorang wanita dan seorang ibu untuk suatu bangsa. Menjadikan anak-anak hebat untuk Indonesia hebat. Sungguh luar biasa ya? Adalah peran seorang ibu ada di dalamnya. Peran ibu yang sangat besar. Dan saya pun ingin menjadikan anak-anak saya hebat, untuk Indonesia hebat nantinya. Menerapkan akhlak dan budi pekerti yang baik pada anak-anak saya, adalah langkah kecil yang InsyaAllah akan berdampak besar nantinya. Menjaga sopan santun dan tata krama, yang InsyaAllah jika semua anak Indonesia memiliki sopan santun dan tata krama yang tinggi, Indonesia akan menjadi negara yang beradab. Mengajarkan budi pekerti luhur berupa kejujuran, yang salah satunya mendogma anak-anak untuk tidak menyontek, karena bibit penyontek akan menghasilkan manusia koruptor, InsyaAllah Indonesia bisa menjadi negara yang dipercaya. Mengajarkan kedisplinan, menjaga kebersihan dengan tidak membuang sampah sembarangan pada anak-anak, mengajarakan cara berempati dan perduli pada sesama. Semoga langkah kecil saya sebagai seorang ibu untuk anak-anak saya, bisa memberikan kontribusi untuk Indonesia.

Selain lagu Indonesia Pusaka diatas yang selalu membuat hati saya terenyuh adalah lagu Indonesia Raya yang dikumandangkan pada saat kenaikan bendera merah putih. Sewaktu saya sekolah, setiap hari Senin, selalu diadakan upacara bendera. Dan setiap kali bendera merah putih dinaikkan, dan seiring lagu Indonesia Raya dikuamndangkan, maka seketika air mata saya berlinang, membayangkan kehebatan para pahlawan yang telah berkorban jiwa dan raga mengusir penjajah dari negeri tercinta ini. Dan sampai sekarang, jika saya ikut upacara bendera setiap tanggal 17 Agustus, mata saya akan berkaca-kaca jika lagu Indonesia Raya mulai berkumandang. Suatu perjuangan yang berat, bisa menghadirkan kemerdekaan untuk Indonesia, kita patut bangga akan para pahlawan kita. Banyak hal yang bisa kita banggakan dari negara kita ini, dan banyak hal pula dari yang kecil sampai yang besar untuk kita berikan dan bisa menjadi kebanggaan pada negara tercinta kita, Indonesia.

Jika membaca berita bahwa ada negara lain yang menjelek-jelekkan Indonesia, darah saya seperti bergejolak, marah. Mungkin wajar ya, karena kita memang tinggal dan besar di Indonesia, negara yang telah banyak memberi untuk kita. Atau ada bangsa lain yang mengusik ketentraman negeri ini, inginnya langsung marah dan mencak-mencak. Memang banyak cara untuk mengungkapkan rasa cinta pada negara kita, Indonesia. Dari hal yang kecil, sampai hal yang sangat besar, yang tertoreh dalam sejarah. Apapun caranya, itu adalah bentuk kecintaan kita pada Indonesia.
Nabi Ibrahim pernah berdoa pada Allah SWT untuk negerinya yang termaktub pada Surat Albaqarah ayat 126 : "Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berdoa: "Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini, negeri yang aman sentosa.." [Al Baqarah 126]. Ini menunjukkan bahwa Nabi Ibrahim pun cinta akan negerinya.

*Tadinya tulisan ini akan saya ikutkan pada GA nya Pak De Cholik, tapi berhubung saya tidak sempat merampungkan tulisan saya ini (baru selesai sekarang), akhirnya tidak saya daftarkan tapi tetap saya posting, karena sayang jika hanya numpuk di draft. Tadinya sih berharap ada perpanjangan waktu dari Pak De Cholik, tapi ternyata tidak hehehe....