Saturday, August 30, 2014

Generasi Muda Yang Cinta Produk Indonesia


Wow... perkataan Sang Proklamator bangsa Indonesia di atas sungguh menggambarkan bahwa pemuda/generasi muda adalah pondasi suatu bangsa. Jika generasi mudanya baik, maka suatu bangsa pun akan baik. Jika generasi muda excellent, maka bisa dipastikan suatu bangsa akan excellent juga. Maka hanya dengan 10 pemuda/generasi muda, maka dunia akan terguncang. Bayangkan jika ada 10 generasi muda Indonesia yang excellent, maka mata dunia akan terbelalak pada Indonesia.

Friday, August 29, 2014

Jamu Sebagai Minuman (Obat) Tradisonal Indonesia


Jamu adalah sebutan untuk obat tradisional dari Indonesia. Belakangan populer dengan sebutan herba atau herbal.
Jamu dibuat dari bahan-bahan alami, berupa bagian dari tumbuhan seperti rimpang (akar-akaran), daun-daunan, kulit batang, dan buah. Ada juga menggunakan bahan dari tubuh hewan, seperti empedu kambing, empedu ular, atau tangkur buaya. Seringkali kuning telur ayam kampung juga dipergunakan untuk tambahan campuran pada jamu gendong.
Jamu biasanya terasa pahit sehingga perlu ditambah madu sebagai pemanis agar rasanya lebih dapat ditoleransi peminumnya. Bahkan ada pula jamu yang ditambah dengan anggur. Selain sebagai pengurang rasa pahit, anggur juga berfungsi untuk menghangatkan tubuh.
Kabupaten Sukoharjo merupakan sentra penjualan jamu tradisional yang cukup dikenal di Indonesia. Kabupaten Sukoharjo merupakan salah satu kabupaten yang termasuk dalam Provinsi Jawa Tengah.
Dari banyaknya pedagang jamu tradisional di Kabupaten Sukoharjo, maka didirikanlah patung identitas Sukoharjo yaitu patung Jamu Gendong yang ada di Bulakrejo. Biasa disebut patung Jamu Gendong karena patungnya menggambarkan seorang petani dan seorang penjual jamu gendong. Daerah Sukoharjo, khususnya kecamatan Nguter, memang terkenal sebagai daerah asal penjual jamu gendong di berbagai kota besar, seperti Jakarta, Bandung, Bogor, Surabaya.
Di berbagai kota besar terdapat profesi penjual jamu gendong yang berkeliling menjajakan jamu sebagai minuman yang sehat dan menyegarkan. Selain itu jamu juga diproduksi di pabrik-pabrik jamu oleh perusahaan besar seperti Jamu Air Mancur, Nyonya Meneer atau Djamu Djago, dan dijual di berbagai toko obat dalam kemasan sachet. Jamu seperti ini harus dilarutkan dalam air panas terlebih dahulu sebelum diminum. Pada perkembangan selanjutnya jamu juga dijual dalam bentuk tablet, kaplet dan kapsul. (sumber)

Balungbang timur, jalan gede sasapuan

Balungbang timur, jalan gede sasapuan
Ikhlas; rela; bersih hati.

Peribahasa dari bahasa Sunda diatas, cocok sekali dengan kejadian yang menimpa suami saya berupa kehilangan dompet beberapa bulan yang lalu.

Suatu hari suami saya membeli bensin di POM bensin tentunya. Dan tanpa disadari oleh suami saya, dompet suami saya jatuh. Setelah mengisi bensin, suami saya kembali pulang dahulu ke rumah. Kondisi rumah kosong, tidak ada siapa-siapa, karena memang setiap harinya kosong. Rumah ada isinya jika sore hari, ketka kami sudah selesai beraktifitas di luar rumah, karena memang kami tidak memiliki asisten rumah tangga. Sampai rumah, suami saya baru menyadari bahwa dompetnya hilang. Suami saya cari-cari di tasnya, tidak ketemu. Mencoba mengingat-ingat dimana dompet tersebut berada, gagal. Akhirnya suami mengambil kesimpulan, dompetnya jatuh. Sepertinya jatuh di POM bensin, pikirnya. Tanpa ada wasangka atau pikiran negatif apa-apa, suami saya mencoba mencari dompetnya dengan cara menyusuri jalanan yang tadi dia tempuh dengan mengendarai motor, dengan kecepatan yang minimal. Setelah mencari dengan cara menyusuri jalanan dari rumah menuju POM bensin tadi, dompet suami saya tidak berhasil ditemukan. Tapi suami saya tidak sedikitpun berpikir, bahwa dompetnya ada yang mengambil, atau berpikir sesuatu yang negatif, atau berpikir sesuatu yang jelek. Suami saya hanya berpikir, ya sudah, kalau hilang, semua akan diurus, mulai dari pengurusan KTP, SIM, dan kartu ATM, hanya itu yang ada dalam pikiran suami saya. Karena memang uang yang ada di dompet tersebut, memang tidak seberapa dibandingkan dengan pengurusan kartu-kartu yang ada di dompet suami saya, seperti kartu ATM, SIM dan KTP. Dan suami saya bertekad, akan terus mencari dompetnya. Setelah sekian lama dicari tidak ketemu, suami saya kembali lagi menuju rumah, tapi tetap sambil menyusuri jalanan, mencari dompetnya, tanpa ada prasangka negatif. Jarak antara rumah dan POM bensin lumayan jauh.

Thursday, August 21, 2014

Anak Panah


Mengikuti GIVE AWAY NOVEL KALILUNA : Luka di Salamanca tentang panah, mengingatkan saya akan puisi Kahlil Gibran tentang anak. Saya cantumkan bait puisinya yang ada kalimat panahnya.

Engkaulah busur asal anakmu,
anak panah hidup, melesat pergi.

Sang Pemanah membidik sasaran keabadian,
Dia merentangkanmu dengan kuasaNya,
hingga anak panah itu melesat jauh dan cepat.


Bersukacitalah dalam rentangan tangan Sang Pemanah,
sebab Dia mengasihi anak-anak panah yang melesat laksana kilat,
sebagaimana dikasihiNya pula busur yang mantap

Friday, August 15, 2014

Anak Dan Perkembangannya


Anak-anak berkembang sangat cepat dan pesat. Kadang, walaupun kita selalu ada untuk anak-anak, tapi sepertinya masih saja ada yang terlewat atau tertinggal dari perkembangan anak-anak kita. Ketika perhatian kita sedikit dan sebentar saja lengah, tiba-tiba anak-anak sudah memiliki 'sesuatu' yang baru, tanpa kita tahu. Kita tiba-tiba saja terperangah akan kebisaan baru anak-anak kita.

Fayda, anak kedua saya, ketika berusia belum genap 3 tahun, tiba-tiba saja sudah bisa mengancingkan bajunya sendiri. Memang sih, setiap kali jika Fayda hendak memakai baju yang ada kancingnya, Fayda selalu meminta untuk mengancingkannya sendiri. Awalnya gagal, tapi Fayda termasuk anak yang tidak mudah menyerah, mungkin memang semua anak-anak begitu ya... :) Berulang kali mencoba, dan akhirnya........ Fayda berhasil! Tentu saja saya bersorak gembira saat itu, Fayda pun ikut bertepuk tangan sumringah.

Di usia 4 tahun 2 bulan, tiba-tiba Fayda menunjukkan pada saya hasil membuat perahu dari kertas. Tentu saja saya kaget. Saya tidak pernah mengajarkan Fayda membuat/melipat kertas menjadi perahu. Tapi rupanya, Fayda sering memperhatikan saya membuat perahu dari kertas, ketika Fayda memintanya. Alhasil, berlembar-lembar kertas dijadikan ajang eksperimen Fayda dalam membuat perahu kertas.

Kakaknya Fayda, Farras sedang senang membuat pesawat terbang dari kertas (pula). Fayda pun tak mau kalah. Dan belakangan ini, Fayda dengan giat mencoba membuat pesawat terbang dari kertas. Fayda sering memperhatikan kakaknya melipat kertas menjadi pesawat terbang. Dan taraa.... Fayda pun sudah berhasil membuat/melipat kertas menjadi pesawat terbang. Sungguh... anak-anak selalu membuat orang tua takjub akan apa yang sedang, ataupun sudah mereka lakukan.

Sejak usia 3 tahun, Fayda sudah belajar membaca. Eits... saya tidak pernah memaksanya lho... Fayda sendiri yang sering meminta untuk belajar membaca. Mungkin karena sering melihat kakaknya belajar, jadi Fayda suka ikut-ikutan ingin belajar. Buku belajar membacanya pun lungsuran dari Farras :D Saya tidak pernah meminta Fayda untuk belajar membaca, tapi pasti selalu Fayda yang meminta saya untuk membimbing dia belajar membaca. Dan tanpa saya sangka, tiba-tiba saja Fayda sudah bisa membaca. Saya hanya melongo... (beuh bahasa apa itu ya... hehehe). Padahal tahapan membaca Fayda belum selesai, tapi Fayda sudah menunjukkan kalau Fayda bisa membaca. Ternyata Fayda memang jago improvisasi dalam membaca, sehingga Fayda bisa cepat membaca.

Begitupun dengan menulis. Kalau tentang belajar menulis, sebenarnya saya tidak pernah mengajarakan Fayda menulis secara serius. Hanya selewat saja. Tapi tiba-tiba, kembali Fayda membuktikan kalau Fayda bisa menulis. Bisa menulis dalam arti begini, jika saya mendiktekan pada Fayda sebuah kata, misal : b a j u. Maka dengan cekatan Fayda menuliskannya pada buku, dengan benar. 

Saya tidak pernah ingin membuat anak-anak saya menjadi anak-anak yang sepertinya dipaksa oleh orangtuanya untuk bisa 'ini' dan 'itu'. Tidak. Saya dan suami tidak pernah memaksa mereka. Apalagi jika belajar sesuatu yang sebetulnya memang belum waktunya. Tapi jika si anak terus meminta, apakah kita sebagai orangtua, menghentikan permintaannya? Kalau saya, lebih memilih tidak. Jika memang anak mau dan meminta, tanpa ada paksaan dari orangtuanya, saya lebih memilih untuk mengikuti kemaunnya, karena anak-anak cepat dalam hal belajar dan cepat menyerap dalam hal mendapatkan sesuatu yang baru. Dan saya perhatikan, Fayda belajar dengan senang dan gembira.

Begitupun dengan berhitung. Saya hanya pernah mengajarkan Fayda cara berhitung menggunakan tangan. Seperti 2+2, dengan tangan. Dan tanpa saya duga, ternyata dengan cepat pula Fayda sudah mengerti cara berhitung dengan menggunakan jari tersebut. Seperti 4+3, dengan cepat Fayda akan mengacungkan tangannya dan mulai berhitung.

Memantau perkembangan anak, memang betul-betul membuat kita 'amazing'. Ada kalanya kita tersenyum, tertawa, menggeleng-gelengkan kepala dan bersorak gembira.

Tuesday, August 12, 2014

Pembeli Yang Ternyata Adalah Penipu


Setelah membaca postingan dan status di FB nya mak Inna Riana, saya jadi ingat cerita dari adik saya yang juga pernah tertipu oleh pembeli di tokonya. Adik saya memiliki toko tas sekolah untuk anak-anak kecil-kecilan (baru memulai). Tokonya menyatu dengan rumahnya. Toko di depan, rumah di belakangnya, memanjang. Tempatnya lumayan strategis, di pinggir jalan, tapi namanya toko baru, jadi belum ramai pengunjung.


Suatu hari, ada seorang pengunjung, memakai seragam PNS (kalau saya mencurigai, seragam PNS nya hanya seragam pinjaman, untuk mengakali pemilik toko). Saat itu adik saya sedang sendirian menjaga tokonya. Kata adik saya, si pembeli hendak membeli banyak tas, memborong ceritanya. Si pembeli membeli 10 tas, sambil memilih-mili. Adik saya dibuat sibuk oleh si pembeli. Ketika tas sudah dipilih, dan ketika adik saya sedang sibuk membungkus tas-tas tersebut, si pembeli bilang : "Mbak.... saya balik ke kantor dulu ya, nanti saya kesini lagi." Si pembeli bilang bahwa dia bekerja di kantor Kecamatan, yang memang lokasinya tidak jauh dari toko adik saya. Lalu adik saya mengiyakan. Ketika si pembeli sudah pergi dan adik saya sudah selesai membungkus tas-tas yang sudah dipilih dan dipesan si pembeli, adik saya baru tersadar kalau tas yang menggantung di tembok tokonya ada yang hilang. Ada dua tas besar yang hilang! Ternyata si pembeli itu adalah penipu. Sore harinya ketika suaminya pulang kerja, adik saya otomatis menangis tersedu-sedu, sudah berhasil ditipu.

Saya hanya berpesan pada adik saya, harus selalu hati-hati dan selalu waspada terhadap pengunjung tokonya, karena memang kejahatan selalu ada dimana saja, apalagi jika kita sendirian. Jika ada sesuatu yang terlihat mencurigakan, kita sudah harus ancang-ancang mengambil tindakan dan juga jeli melihat situasi. Selalu berdoa, meminta perlindungan pada Allah terhadap segala macam jenis kejahatan. Semoga tak ada  kejadian seperti itu lagi yang menimpa adik saya.

Saturday, August 09, 2014

Celoteh Fayda Part 14


Akhir-akhir ini, Fayda sedang senang nonton kaset DVD cerita Dodo dan Syamil yang berjudul Rukun Iman dan Rukun Islam. Berhubung kaset Dodo dan Syamil nya baru punya satu (saat itu), jadi nontonnya berulang-ulang, itu terus yang diputar. Itupun kaset DVD lungsuran dari Farras hehehe... Fayda pun senang menghafal lagu-lagu yang ada di kaset itu.

Suatu hari, disaat sedang menonton kaset yang entah sudah keberapa kali ditonton Fayda, saya pun sedang ikut menonton, tiba-tiba Fayda bertanya tentang pertanyaan yang memang ada hubungannya dengan cerita Dodo dan Syamil tersebut.

Fayda : "Bu.... di dalam Ka'bah itu ada setannya ya?"
Saya  : "Astaghfirullah.... enggak dong dek, kok adek bisa tanya seperti itu?"
Fayda : "Itu kok ditutupin? Kenapa ditutupin?" Fayda melihat gambar Ka'bah yang ada di kaset itu. Dan langsung bertanya lagi : "Emang Ka'bah itu untuk apa sih Bu?"
Saya  : ????

Saya masih bingung menjelaskannya seperti apa pada anak seusia Fayda :(

Saya  : "Oke dek, nanti ibu terangin ya Ka'bah itu untuk apa, supaya Fayda mengerti."

Lain waktu, ketika kami sedang makan bakso di warung bakso, tiba-tiba Fayda bertanya : 
"Ibu... adek mah gak ngerti, apa sih maksudnya 'Terima Gadai'?"
Saya bingung sambil celingukan, maksudnya kok Fayda bisa tahu kata 'Terima Gadai'?
Ternyata, di tembok warung bakso tersebut terdapat tulisan yang adalah iklan dengan judul besar bertulis 'Terima Gadai'

Ya ampun dek.... pertanyaannya bikin ibu 'mubeng' hehehe....

Tuesday, August 05, 2014

Umur Panjang Yang Barokah

Semua orang pasti ingin memiliki umur yang panjang, umur panjang yang barokah. Begitu pula saya, saya ingin memiliki umur yang panjang, bukan hanya sekedar panjang, tapi panjang yang barokah. Dan untuk memiliki umur panajng, lebih dari 60 tahun, panjang yang barokah, tentu harus dipersiapkan sejak dini, sejak sekarang.

Hanya Allah lah pemilik semua insan di muka bumi ini dan hanya Allah lah Yang Maha Tahu akan umur/usia seseorang. Manusia hanya bisa meminta dan tentunya berusaha agar kita memiliki umur panjang yang barokah.

Belajar dari ibu mertua yang usianya sudah menginjak 70 tahun, tapi masih terlihat sehat dan kuat. Saya tak pernah banyak bertanya mengenai kesehatan dan kekuatannya di usia yang sudah senja tersebut, tapi saya mendengar dari cerita-cerita beliau semasa muda, dan saya melihat (tentunya setelah saya menjadi menantunya :D) bagaimana beliau menjalani hidup.