Thursday, April 23, 2015

#BeraniLebih Berbeda


#BeraniLebih berbeda Bu... Itu kata suami saya jika sedang menasehati saya ketika saya bercerita tentang teman-teman saya di kantor. Di saat teman-teman hobi ngegosip, suami sering mengingatkan saya untuk tidak ikut-ikutan. Kalimat #BeraniLebih berbeda itulah yang sering suami saya katakan. Ketika teman-teman di kantor saling memprovokasi, suami yang mewanti-wanti, supaya tidak ikut terprovokasi atau malah ikut memprovokasi. "Biarkan mereka begitu, yang penting Ibu harus #BeraniLebih berbeda dari mereka, tidak ikut terbawa-bawa. Tidak usah banyak berkata-kata, tapi tunjukkan saja lewat sikap kita." Itu nasehat suami  pada saya. Saya memang selalu cerita pada suami tentang kondisi kantor saya, tentang teman-teman perempuan saya, juga tentang rekan-rekan kerja saya yang lain. Sehingga walaupun suami saya belum pernah bertemu dengan teman-teman saya ataupun rekan-rekan kerja saya, suami saya sudah mengetahui sedikitnya tentang kepribadian teman-teman saya tersebut. Sehingga suami sering memberikan wejangan pada saya dalam menghadapi apapun yang terjadi di kantor, menghadapi teman-teman atau rekan-rekan kerja, menghadapi jika ada persoalan di kantor saya. Ya... teman curhat, teman ngegosip saya adalah suami. Saya tidak pernah curhat pada siapapun, kecuali suami. Jika saya curhat, suami pasti memberikan nasehat dan mewanti-wanti saya untuk selalu berhati-hati dalam menghadapi berbagai macam prilaku rekan-rekan kerja saya. Harus #BeraniLebih berbeda dalam bertindak, harus #LebihBerani berbeda dalam menyikapi jika melihat situasi dan kondisi yang dikiranya tidak nyaman. Saya memang termasuk orang yang pergaulannya kurang, kalau bahasa kerennya adalah kuper. Berbeda dengan suami, yang pergaulannya cukup luas, sehingga suami bisa membaca setiap ucapan dan sikap lawan bicaranya. Jadi suami saya, saya jadikan penasehat pribadi saya :)

Membuat blog dan mulai menulis pun adalah sesuatu tindakan yang #BeraniLebih berbeda yang saya lakukan dari teman-teman saya di kantor, karena di kantor saya, hanya saya sajalah yang aktif menulis di blog, bahkan yang telah memiliki buku antologi, dan tulisannya pernah dimuat di Leisure Republika rubrik Buah Hati. Teman-teman tahu kalau saya aktif ngeblog, tapi tidak pernah ada yang bertanya tentang blog ataupun tentang apa saja yang berhubungan dengan menulis. Mungkin mereka tidak tertarik. Dalam bergaul dan memilih aktivitas, saya pun harus #BeraniLebih berbeda. Di saat teman-teman kantor saya membicarakan masalah kosmetik dan salon, yang sayapun sebagai perempuan, pastinya butuh kosmetik dan butuh salon juga, tapi saya lebih memilih mengambil kursus kilat menghias cup cakes. Saya lebih ingin mencoba menambah keterampilan tangan saya. Setelah saya mengikuti kursus menghias cup cakes tersebut, teman kantor sempat ada yang bertanya, saya infokan segala macamnya pada teman saya itu. Tapi malah mundur, katanya belum ada uangnya. Padahal mereka dengan seru membicarakan tentang salon yang satu dengan salon yang lainnya juga hal-hal yang berhubungan dengan pernak pernik persalonan, dengan harga yang pastinya lebih mahal daripada sebuah kursus menghias cup cakes. Tapi itu kan pilihan ya... itu terserah masing-masing, tergantung minat, karena sayapun sebagai perempuan butuh juga yang namanya salon walau tidak bergantung juga sih.... Itulah #BeraniLebih berbeda yang saya lakukan. Mungkin 'berbeda' yang biasa saja, 'berbeda' yang tidak penting. Tapi bagi saya, itu sudah cukup membuktikan bahwa saya sudah #BeraniLebih berbeda. Dan #BeraniLebih berbeda dengan tidak bergosip adalah sesuatu yang penting bagi saya.

Akun Facebook : Susanti Dewi
Akun Twitter    : @santiadji


17 comments:

  1. bergosip mah memang gak ada manfaatnya ya mbak. mari berani lebih berbeda :D

    ReplyDelete
  2. Lanjutkan mak! saya juga kadang suka merasa berbeda kalo lg ngumpul.ko ibu2 yg lain pinter banget ngomong ya.

    ReplyDelete
  3. Setuju Mak. Di lingkungan rumah sy termasuk kuper karena jarang maen ke tetangga. Alasan terkuatnya ya itu, acara gosip di mana2 :D

    ReplyDelete
  4. Lebih baik menjauhi yang begitu-gitu dehhh...

    Tulisan ini sangat menginspirasi saya. Terima kasih, mbak! :)

    ReplyDelete
  5. bener sekali mbak, emang kita harus berani lebih berbeda ya, aku juga pengen belajar menghias cup cake saat lihat mbak santi menunjukkan gambarnya :)

    ReplyDelete
  6. Hebat mak, berani melawan arus. Gak apa2, yang penting niatnya bagus

    ReplyDelete
  7. betul mbakk.. semoga tetap istiqomah ya berani beda nya,,
    salut untuk suaminya.. ^^

    ReplyDelete
  8. Dan itu tantangannya (cukup) berat yaaa mbak... atau malah berat (banget) ?? hehe

    ReplyDelete
  9. gak gosip jadi lebih kreatif ya mak, mikirin ide untuk ngblog dan nulis heheh

    ReplyDelete
  10. waaah... salut mbak. Waktu masih ngantor, aku doyan ngobrol sama temen2 hehehe...

    ReplyDelete
  11. dikantroku yang dulu aku demen tuh ngegosip ma temen2 baik cwe maupun cwo sok sok ikut nimbrung sih *sksd bgt ya*...rempong ya cyiiint hahaha....

    ReplyDelete
  12. Gosip tak ada gunanya, apalagi gosip murahan :) takut deh mak jadi penyebar gosip...mending isi waktu dgn hal hal yang bermanfaat

    ReplyDelete
  13. Kebiasaan ngegosip emang susah dihapus ya mbak namun kita hrs pandai menyikapinya, takutnya klo kita larut dalam gosip bisa jadi penyebar fitnah. Biarlah yang ngegosip yang penting kita tidak ikut2....saya dukung #BeraniLebih beda mbak

    ReplyDelete
  14. semangaaat mbak.. #beranilebih eh tapi, kalo ngegosip itu asik banget sih.. heheeh *pengakuandosa*

    ReplyDelete

terima kasih sudah memberikan komentar, kritik dan saran