Friday, July 15, 2016

Wisata Sejarah di Titik Nol Anyer-Panarukan

Saya pernah mengungkapkan keinginan untuk bisa jalan-jalan ke titik nol Anyer-Panarukan di Anyer sebagai salah satu wisata sejarah yang ada di Banten. Dan Alhamdulillah terlaksana sekitar pertengahan bulan Mei kemarin.

Banten memang terkenal dengan wisata sejarahnya, sebut saja Keraton Kaibon, Keraton Surosowan, Benteng Spellwijk, Museum Kepurbakalaan Banten, Masjid Agung Banten, Vihara Avalokitesvara dan Danau Tasikardi. Semuanya adalah tempat wisata sejarah yang ada di Banten.

Saya dan suami berangkat dari Serang berdua saja menggunakan sepeda motor dengan jarak sekitar 40-an kilometer menuju titik nol Anyer-Panarukan ini. Rute yang kami ambil tidak melalui Cilegon, karena terlalu panas dan berdebu. Kami ingin rute yang nyaman dan adem. Betul saja rute ini begitu sejuk melewati Rawa Danau, dimana kami sempat beristirahat sejenak dan melihat-lihat pemandangan dari atas Rawa Danau.


Pemandangan Rawa Danau dari atas


Setelah rehat sejenak dirasa cukup, kami pun melanjutkan perjalanan kembali. keluar dari rute yang adem tersebut, kami memasuki Pasar Anyer. Begitu keluar dari Pasar Anyer, kami sempat bingung, apakah tempat tujuan kami terlewat atau tidak. Ternyata masih lurus terus dari Pasar Anyer tersebut. Dari jalan, menara mercusuar sudah terlihat. 

Memasuki kawasan, kami membayar tiket untuk masuk (saya lupa berapa tiket masuknya). Setelah motor terparkir, kami mulai berkeliling dan mencari angle untuk foto-foto. Saya yang jadi obyek foto, dan suami sebagai fotografer dadakannya :)

Menara mercusuar yang terlihat dari kejauhan tersebut diyakini sebagai titik nol atau titik awal dari pembangunan jalan Anyer-Panarukan oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda Daendels. Pada pintu masuk mercusuar terdapat tulisan bahwa mercusuar ini dibangun pada tahun 1885. Menurut penuturan penjaga mercusuar, pada awalnya mercusuar ini dibangun pada tahun 1806, proyek jalan Anyer-Panarukan baru dijalankan tahun 1825. Saat gunung krakatau meletus pada tahun 1883, mercusuar ini hancur, hanya menyisakan pondasinya saja. Dan, dua tahun kemudian, yaitu tahun 1885, di bawah pemerintahan Z.M Willem III mercusuar ini kembali dibangun. (wikipedia)

Inilah mercusuar yang saya maksud, dan abaikan foto saya yang wajahnya menghitam karena panas terik matahari yang ikutan narsis disitu :)




Tinggi bangunan ini  75,5 meter dan masih kokoh berdiri hingga sekarang. Dinding bangunan terbuat dari baja setebal 2,5-3cm yang masih sangat bagus. Dinding bangunannya secara rutin di cat ulang sedangkan bagian dalam selalu dibersihkan agar tidak licin. Untuk mencapai puncak tertinggi mercusuar, pengunjung harus naik tangga manual 286 anak tangga dari 18 lantai. Dari puncak mercusuar inilah bisa terlihat pemandangan yang sangat indah. Sayangnya sewaktu saya kesini, saya tidak bisa masuk dan naik ke atas, sehingga tidak bisa melihat pemandangan yang konon sangat indah kalau melihatnya dari atas.
Sesuai dengan namanya yaitu mercusuar, bangunan ini berfungsi membantu navigasi kapal-kapal yang berlayar di Selat Sunda. Hingga sekarang, mercusuar ini masih digunakan sebagaimana fungsinya untuk membantu pelayaran. Pengelolaan dan pemeliharaan mercusuar ini dipegang oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Laut (Ditjen Hubla). Mercusuar Anyer ini terdaftar dalam Daftar Suar Indonesia (DSI) dengan nomor 2260. Cahaya lampu yang digunakan oleh mercusuar ini sebesar 1000watt, dan mulai dinyalakan sejak pukul 18.00 hingga pagi. Selain bohlam, juga terdapat kaca pembesar untuk memperluas jangkauan sinar. (malahayati.ac.id)

Panas mentari yang terik saat itu bisa terobati karena saya bisa puas berfoto. Katanya sih, akan lebih indah lagi kalau motonya ketika sore hari. Kami tidak bisa menunggu sang matahari pulang ke peraduannya karena anak-anak sudah menunggu di rumah :)

Ini adalah pintu masuk ke mercusuar, saat itu pintu tertutup dan tak ada penjaga, sehingga saya tidak bisa masuk, padahal ingin tahu banget, seperti apa sih... di dalamnya.


Di atas pintu ini tertulis tahun dibangunnya mercusuar ini dan siapa yang memerintah saat itu.


Terdapat tugu tak jauh dari mercusuar dimana banyak sekali orang-orang berfoto disitu.


Seandainya sunset, pasti akan lebih indah lagi pemandangannya :) Tulisan pada warna merah adalah 'titik nol.'


Peta jalan Anyer-Panarukan yang terdapat pada tugu.


Inilah tempat yang dijadikan obyek foto oleh banyak orang, termasuk saya :)


Di belakang saya mercusuar, dan di bawah saya adalah laut :)




FYI, tempat ini bukan hanya bisa dijadikan obyek foto, tapi bagi wisatawan dari luar kota Serang dan sekitarnya yang ingin menginap dan menikmati indahnya laut di Anyer, ada penginapan atau wisma yang bisa dipesan sebagai tempat melepas lelah. Hanya saja untuk berenang, tempatnya terbatas karena banyaknya karang di pinggir pantai.

Saya sempat bertanya-tanya pada pengelola wisma yang berada di kawasan mercusuar ini, yang dikelola oleh Ditjen Hubla. Wisma bisa dipesan dua minggu sebelumnya. Dan inilah daftar harganya.


Setelah puas berfoto-foto, kami pun beranjak pulang.

15 comments:

  1. Prikitiwww.. berduaan aja Mbaaak?
    Ngga naik ke puncak menara Mbak? Seru lho Mbak. Anak2 juga kesenengan ngeliat ibunya gempor, ngesot naik tangga mercusuar. Xixixi.

    ReplyDelete
  2. asiknya yaaa jalan - jalan bersejarah gitu mbak

    ReplyDelete
  3. mercu suar. pingin lihat!

    btw, di madiun juga ada desa/kecamatan kaibon. artinya apa mbak kaibon di situ?

    ReplyDelete
    Replies
    1. kalo gak salah kaibon disini nama suatu desa juga mba

      Delete
  4. Wah saya jadi penasaran pengen liat mercusuarnya. Saya pernah tau perihal Daendels dan Jalan Raya Posnya dari buku Pramoedya dan ternyata awal masuknya penjajah dari pantai ini ya.

    Kapan2 pengen ke sana juga jadinya

    ReplyDelete
  5. Pengunjung boleh masuk n liat apa yang ada di dlmnya ndak mbak? Eh..seperti mercusuar yang di film krakatoa mb..

    ReplyDelete
    Replies
    1. sepertinya boleh mba, hanya saja waktu saya kesitu tutup

      Delete
  6. Wadaw asik sekali mbak perjalannya, jadi pengen juga nih ke pantai karena kemarin saya liburannya tidak ke pantai.

    ReplyDelete
  7. wah asiik bgt berduaan saja ya...jadi tau disitu titik nolnya

    ReplyDelete
  8. Aku pengin ke ujung2nya pulau jawa. Belum semua. Keren banget ini.

    ReplyDelete
  9. pascal pingin banget lihat mercusuar nih mbak kebetulan banget. terima kasih infonya ya

    ReplyDelete

terima kasih sudah memberikan komentar, kritik dan saran