Friday, March 03, 2017

Sahabat Masa Kecil




Hmmm.... mengingat kembali sejenak sahabat-sahabat masa kecil saya. Kalau anak-anak sekarang menyebutnya BFF (Best Friend Forever) hehehe.... 

Ada 3 kategori sahabat masa kecil saya, yaitu : sahabat di sekolah, sahabat di lingkungan rumah dan sahabat dengan saudara.


1. Sahabat di Sekolah

Sahabat di sekolah, tentunya adalah ketika kita sudah masuk dunia pendidikan, dalam hal ini saya akan bercerita sahabat SD saya. Di SD, saya sempat pindah sekolah. Pindahnya gak jauh-jauh banget, deketan malah. Lho... terus kenapa pindah? Gak betah.... Anak-anaknya, terutama anak cowok, sering mengganggu saya, atau mungkin sayanya aja yang baperan ya... hehehe... Gak tau pasti juga sih, yang saya ingat dan menurut cerita Mamah saya, saya sering nangis kalau pulang sekolah karena sering digangguin teman-teman di sekolah. Akhirnya saya pindah sekolah. Nah... di sekolah baru inilah saya punya sahabat. Bahkan kami bersahabat sampai kami duduk di SMA. Setelah lulus SMA, sudah deh... gak tau kabar masing-masing, padahal masih satu kota. Mungkin karena kesibukan masing-masing, sehingga tak ada waktu yang klop untuk bisa bertemu. Tapi sempat sih, saya diundang ke rumahnya dalam rangka selamatan khitanan anaknya. Juga sempat ketemu ketika sahabat saya itu datang ke kantor saya. Selepas itu, blaaas.... Saling sapa lewat SMS atau BBM, tapi itu pun sudah jaraaang banget.

Sahabat saya di SD cuma punya satu. Saya sering main ke rumahnya, begitupun dia. Mengerjakan tugas bersama, mengerjakan PR bersama, makan siang di rumahnya, bahkan ketika EBTANAS, saya menginap di rumahnya, untuk belajar bersama. SMP kami beda sekolah. Walaupun kami bersahabat, tapi kami sudah bisa menentukan SMP masing-masing yang menurut kami baik. Biasanya kan kalau sahabatan, masuk SMP selalu pengen bareng-bareng juga :) Dan ketika SMA, kami bersama lagi, satu sekolahan lagi :) Di SMA bertambah satu sahabat kami. Jadi kami bertiga :) 

2. Sahabat di Lingkungan Rumah

Sewaktu kecil, saya tinggal di lingkungan rumah dinas alm. Ayah saya. Jadi teman-teman saya pun adalah anak-anak dari teman sekantor alm. Ayah saya. Yang saya ingat kami sering nonton video di rumahnya, karena hanya dialah yang punya video di rumahnya saati itu. Kalau di rumah sahabat saya sedang diputar video, saya langsung nyamper ke rumahnya, pengen ikut nonton hehehe.... Kami pun sering main rumah-rumahan bareng, main putri-putrian, dan main boneka-bonekaan. Yang paling saya ingat, ketika sahabat saya punya sepeda baru, sepeda dengan roda tambahan di sisi kanan dan kirinya, saya pun ingin punya juga. Setelah saya punya sepeda yang sama dengan sahabat masa kecil saya itu, akhirnya kami bersepedaan berdua :) Ada sih fotonya ketika kami sedang naik sepeda, di foto berdua. Hanya saja, saya sudah lupa fotonya disimpan dimana :) 

Sekarang ini, saya dengar kabarnya, sahabat masa kecil saya itu sedang sakit, dan belum sembuh sampai sekarang. Padahal upaya orang tuanya untuk menyembuhkannya sudah maksimal. Namun belum nampak hasilnya. Sedih saya mendengarnya. Ingin rasanya saya bertemu, namun jarak yang jauh tidak memungkinkan saya untuk bertemu dengannya. Kami berpisah setelah Ayahnya dipindahtugaskan ke kota lain. Sejak itu, kami lost contact, Sampai saya mendengar kabar sakit sahabat saya itu. Semoga Allah menyembuhkanmu ya, sobat....

3. Sahabat dengan Saudara

Usia saya dengan bibi (tante) saya hanya terpaut 2 tahun. Bibi saya, adik bungsu dari alm. Ayah saya. Karena usia yang terpaut tidak begitu jauh, kami bersahabat. Main kemana-mana berdua. Bahkan ketika bibi saya SMA, saya yang nemenin dia pacaran hahaha... 
Kami pun memiliki sepeda yang sama. Dan ketika saya punya acara berenang bersama dengan sekolah, saya meminjam baju renang milik bibi saya.

Sekarang saya dan bibi saya bekerja dalam satu kantor yang sama. Tapi kami jarang berinteraksi. Bibi saya cenderung pendiam, sementara saya juga suka tak ambil peduli. Jadi ya... kalau berpapasan, hanya sekedar say hello dan saling melempar senyum. Ya sudahlah.... tak apa-apa, yang penting dalam hati, kami saling menyayangi. Rasa sayang kan tidak harus diumbar lewat kata-kata. Yang penting hati kita yang bicara. Dan yang penting kami saling peduli, ketika kami membutuhkan satu sama lain. Saya perhatikan, bibi saya masih terlihat peduli pada anak-anak saya, begitu pun dengan saya, yang masih peduli pada anaknya bibi saya.

Pengertian sahabat sewaktu saya masih kecil mungkin adalah yang saya ceritakan di atas. Namun setelah semakin dewasa, apalagi setelah menjadi emak-emak seperti sekarang ini, pengertian sahabat menjadi lebih dalam lagi. Tak hanya sekedar main bersama, ketawa-ketiwi bersama, curhat bersama, dan hal-hal sepele lainnya.

Masa kecil tak akan pernah datang kembali. Apapun yang kita sesali saat dulu kala, tak bisa kita perbaiki. Tapi yang pasti, kita bisa memperbaiki diri menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Masa kecil bisa jadi cerminan kita, untuk mengajarkan hal-hal baik pada anak-anak kita, bahwa berteman tak boleh pilih kasih. Kita harus memiliki banyak teman. Namun, jika ingin memilih sahabat, pilihlah sesuai hati nuranimu. Sahabat adalah orang yang memberikan kenyamanan, menegur dikala salah, dan tidak menjerumuskan dalam keburukan. Sahabat adalah orang yang akan selalu membawa kita pada kebaikan.

Saya sendiri berharap anak-anak saya akan memiliki teman atau sahabat yang akan membawa pengaruh yang baik pada anak-anak saya. Begitu pun anak saya akan memberikan pengaruh yang baik pada teman-temannya atau sahabat-sahabatnya kelak.


13 comments:

  1. saya punya sahabat sejak masa sekolah dan untungnya sekarang ada medsos jadi kami bisa tetap saling menjalin hubungan :)

    ReplyDelete
  2. Salah satu sahabatku yang kadang bikin orang mengerutkan dahi saat tau beda usia kita, 10tahun beda usia... Hahaha dulunya murid les sekarang jadi sahabat.

    ReplyDelete
  3. Sahabat masa kecilku kok nggak ada ya. Hehehe, selain itu pada jauhan. Yg dulu nggak sahabat, malah sekarang jadi deket karena sama2 jualan Mbak

    ReplyDelete
  4. Sama banget mb, waktu aku kecil aku juga sering main barbie barbian dipakein baju dari perca tetangga yang punya usaha jahitan
    Sahabatku juga pas smp kami pernah blajar bareng buat ebtanas lalu pas kulia bareng, nda taunya umurnya hanya nyampe 25 tahun, lalu sudah mendahuluiku mb

    ReplyDelete
  5. Saya suka bagian ini.

    "Rasa sayang kan tidak harus diumbar lewat kata-kata. Yang penting hati kita yang bicara."

    Melukiskan persahabatan sejati, tanpa harus diumbar-umbar, tapi saling mendoakan.:)


    ReplyDelete
  6. hemmm jadi rindu sama temen2 kecil dulu, tapi sayang sekarang udah pada sibuk sama urusannya masing-masing, dan aku maklumin hal itu :')

    ReplyDelete
  7. Ah, kalau berbicara tentang sahabat pasti bikin kangen ya mba sama mereka hehe..
    dulu waktu kecil aku juga sering main boneka ke gitu, tapi sama tetangga sih :3

    ReplyDelete
  8. Jadi kangen sahabat2 waktu kecil. Sekarang sudah pada merantau jauh-jauh. Jarang sekali ketemu. Semoga idul fitri nanti bisa berkumpul. Kangen pengen berbagi cerita dan pengalaman :)

    ReplyDelete
  9. Semoga Allah Swt. segera memberikan kesembuhan kepada sahabatnya Mbak ya... aamiin...

    ReplyDelete
  10. betul bangeeet mba...sahabat itu banyak dan setiap masa ada ya, baik di sekolah, rumah atau keluarga besar

    ReplyDelete
  11. hikz sahabat waktu kecilku malah ga deket sekarang :(
    padahal dulu deket pas sekolah pas dah pisahan dah sendiri2

    ReplyDelete
  12. Udah nggak ingat sahabat2 masa kecil karena pindah kota terus sejak kecil sampai sdh menikah tetep pindah2.

    ReplyDelete
  13. Dija juga punya sahabat macem macem sama kayak tante gitu
    sahabat di sekolah, sahabat di tempat les
    sahabat waktu sekolah tk dulu
    sahabat saudara juga, hehehhe
    sama kan?

    ReplyDelete

terima kasih sudah memberikan komentar, kritik dan saran