Tuesday, June 02, 2015

Kah Dan Kulan

Dalam bahasa Indonesia, jika kita dipanggil seseorang atau ada orang yang berbicara dengan kita tapi kita tidak begitu jelas mendengarnya, maka kita akan menjawab dengan jawaban : apa? ya? gimana?

Jika dalam bahasa Sunda, panggilan yang ditujukan untuk seseorang, atau ada sesuatu yang kurang jelas mendengarnya, maka, jika seorang wanita akan menjawab : kah? dan jika seorang laki-laki akan menjawab : kulan?

Sekarang ini saya sudah jarang sekali mendengar ada orang yang menjawab kah atau kulan. Biasanya jika ada orang tua yang memanggil anaknya, maka jika anaknya perempuan akan menjawab kah dan jika anaknya laki-laki maka akan menjawab kulan. Seperti halnya saya yang jika dipanggil orang tua saya, maka saya akan menjawab kah? Kah dan Kulan adalah jawaban sopan dari seseorang dibandingkan dengan jawaban 'naon'. Oleh karena itu, jika ada orang tua atau orang yang dituakan memanggila anak atau seseorang, tapi anak atau seseorang tersebut menjawab bukan dengan jawaban kah atau kulan, dianggap tidak sopan.

Keluarga saya sebenarnya bukan Sunda tulen, Alm. ayah saya besar di kota Serang, ibu saya lahir dan besar di Pandeglang. Serang dan Pandeglang masuk wilayah provinsi Banten.  Banten dulunya masuk ke dalam provinsi Jawa Barat. Tapi sekarang Banten sudah lepas dari provinsi Jawa Barat, membentuk provinsi sendiri, provinsi Banten. Jadi secara otomatis, bahasa daerah Banten adalah bahasa Sunda, karena lama menjadi bagian dari provinsi Jawa Barat. Sebetulnya selain bahasa Sunda, di Banten juga ada bahasa daerah Banten yaitu bahasa Jawa Serang, kami sering menyebutnya dengan sebutan bahasa Jaseng. Tapi di keluarga saya, kami menggunakan bahasa Sunda dan bahasa Indonesia. Khusus saya dan kedua adik di bawah saya, orang tua saya menggunakan bahasa Sunda kepada kami sebagai bahasa sehari-harinya. Tapi untuk adik saya yang ketiga sampai keenam,  orang tua saya menggunakan bahasa Indonesia pada mereka. Saya sendiri tidak tahu pasti kenapa orang tua saya membeda-bedakan bahasa pada anak-anaknya. Sehingga untuk saya yang perempuan, jika orang tua saya memanggil saya, maka saya akan menjawab kah. Jika saya tidak menjawab kah, saya akan dimarahi ayah saya karena dianggap tidak sopan. Begitu juga dengan adik pertama dan kedua saya yang berjenis kelamin laki-laki, jika orang tua saya memanggil adik saya, maka mereka harus menjawab dengan jawaban kulan. Tapi untuk adik-adik saya yang ketiga sampai keenam, tidak mengenal lagi jawaban kah dan kulan jika dipanggil. Mereka akan menjawab 'apa' jika dipanggil orang tua kami. Untuk di lingkungan saya, di Serang, saya sudah jarang mendengar ada jawaban kah atau kulan jika dipanggil seseorang atau jika kurang mendengar pemberitahuan/pembicaraan seseorang. Sementara untuk bahasa Jawa Serang, saya tidak menguasai.

48 comments:

  1. Jadi tahu satu lagi kekayaan Indonesia, Mbak :)

    Kalo bahasa Jawa Serang itu, apakah sama persis dengan Bahasa Jawa yang dipakai di Jateng dan Jatim ataukah ada campuran Bahasa Sundanya? Atau malah berbeda sama sekali?

    ReplyDelete
    Replies
    1. bahasa Jaseng hampir sama dgn bhs Jatim/Jateng, hnya bhs Jaseng cenderung lebih 'kasar'

      Delete
  2. saya malah baru tahu lho mbak kalau kah kulan itu beda utk cwe cwo hehe...kirain sama aja :D

    ReplyDelete
  3. baru tau soal 'kah' dan 'kulan' ini *malu*
    saya klo dpanggil ya jawabnya 'apa' huhuhu... krn sehari2 pakai bahasa indonesia, dan sekarang nyesel... mulai belajar lg biar bisa ngajarin jav bahasa sunda...

    ReplyDelete
    Replies
    1. saya sama anak2 juga menggunakan bhs indonesia. biasanya kalo lagi marah aja, keluar bhs sunda nya hehe

      Delete
    2. Alangkah baiknya kita menggunakan bahasa daerah untuk melestarikannya

      Delete
  4. ohwww... ini bahasa sunda, makanya heran ini bahas apa :D

    ReplyDelete
  5. di Garut masih banyak kok yang menjawab kah atau kulan.
    bahasa sunda memang bahasa rasa, yi, karenanya ada undak-usuk basa, mana bahasa yang pantas untuk laki2, perempuan, bahasa yang ditujukan kepada anak2, sesama, dewasa atau yang dituakan. Bahasa sunda kaya makna. Sayang sekarang sudah banyak yang lupa. Etapi, sekarang ini sudah mulai dikenalkan kembali dalam bahasa sehari-hari. Salam silaturahmi

    ReplyDelete
    Replies
    1. kalo daerah Jabar nya mgkn masih bnyk ya yg menggunakan kah dan kulan jika dipanggil. Tapi di Serang, sudah gak pernah lagi saya dengar. salam kembali :)

      Delete
  6. setahu saya tidak begitu, setahu saya kah itu utk menjawab panggilan utk perempuan dan kulan utk laki2 pada org yg lebih tua dan dituakan.

    ReplyDelete
  7. baru tau mbak. *aduh ini saya asal manggil 'mbak' ajah.*
    kalo di jawa 'dalem' gitu kali ya cuma basa sunda ada perbedaan untuk lelaki dan perempuan. perbedaan itu banyak atau nggak sih mak? boleh juga tuh ditulis tersendiri. *pesan postingan*

    ReplyDelete
  8. kalo dibugis ada istilah ki dan ko (kata akhiran) ki versi sopannya, ko versi kasarnya. juga ada ta dan mu, ta versi sopannya, mu versi kasarnya

    ReplyDelete
  9. oalah kah itu jawaban tho, pantesan temen2 perempuan saya yang sunda sering bilang kah, tapi saya gak ngerti mbak

    ReplyDelete
  10. Jawa tengah pakai kromo alus. Dalem. . . :D
    Bahasa Sunda emang unik. Apalagi kalau dengar logatnya. Hihihi

    ReplyDelete
  11. aku udah mulai jarang pakai kata ini nih :)

    ReplyDelete
  12. Saya otomatis akan menjawab "kah" setiap mamah atau bapak manggil mbak.. begitupun kedua adik saya. Kami di rumah memang memakai bahasa sunda :)

    ReplyDelete
  13. Baru tahu ada perbedaan tingkat bahasa, mak. kalo di jawa juga ada kromo sama ngoko, dan sekarang pun sudah mulai jarang yang memakai apalagi di daerahku Tegal ada bahasa daerah sendiri yang memang beda dibanding basa jawanya. Jadi bener ya, bahasa itu variasinya banyak banget.

    ReplyDelete
  14. aku td klik link ini dari postingan mba damarojat :).. penasaran kah dan kulan itu bhs apa. trnyata sunda ya mba.. :).. masing2 daerah memang punya bahasa halus dan bhs yg sedikit agak kasar sih yaa :).. suamiku yg org solo juga ngomongnya ama ortu pake bhs jawa halus, aku yg batak mah ga ngerti apa2 ;p..

    ortu kita sama nih, suka beda2in bhs kalo bicara dgn anak... papa mamaku ngomong bhs indonesia ama kita semua, tp kalo bicara sesama mereka berdua, mereka pake bhs batak.. jdnya kita sbg anak, ga bisa bicara bhs batak, tp kita ngerti apa yg dibicarain :)

    ReplyDelete
  15. oooo baru tau.. saya selalu jawab naon.. ternyata ga sopan ya? untung saya asalnya betawi jadi ga diomelin hahaha

    ReplyDelete
  16. Kalau saya di Bandung masih sering kaka mendengar kata "Kah" dan "Kulan"

    ReplyDelete
  17. Terimakasih atas pembahasannya

    ReplyDelete

terima kasih sudah memberikan komentar, kritik dan saran