Sudah sejak lama saya
tidak pernah menaiki bus kota, tak lama setelah saya tamat kuliah. Mungkin
sekitar tahun 1998 terakhir saya menggunakan bus kota. Bus kota yang saya
gunakan ketika saya masih kuliah adalah bus kota jurusan Kebon Nanas Tangerang
menuju kota Jakarta dimana saya menuntut ilmu. Turun di Kebon Nanas, naik bus kota lagi
jurusan Pasar Senen, saya turun di Pasar Baru. Dari Pasar Baru
saya naik Metromini jurusan Matraman,
lalu saya turun di Kramat Sentiong. Jika saya
turun di Pasar Senen, saya bisa naik mikrolet menuju tempat kost saya. Saya
kost di daerah Kramat Sentiong, dekat dengan kampus saya di daerah Kramat Raya,
Jakarta Pusat. Perjuangan naik bus kota menuju tempat saya menggali ilmu,
lumayan menguras keringat. Gimana ga menguras keringat, bus kota yang saya
tumpangi adalah bus kota yang sama sekali tidak nyaman, penuh sesak, bau
keringat dan asap rokok. Hufft… kalau saya ingat-ingat lagi, sepertinya saya
tidak ingin mengulang kembali perjalanan naik bus kota saya menuju ibu kota
Jakarta.
Setiap minggu saya bolak-balik Jakarta- Serang, Serang – Jakarta. Kalau saya tidak buru-buru, biasanya saya berangkat ke Jakarta dari Serang hari Senin pagi. Pagi-pagi sekali, setelah sholat subuh, saya berangkat ke terminal, menunggu bus ‘Murni’ atau bus ‘Asli’ , dimana bus kota tersebut terkenal dengan ugal-ugalannya jika di jalan raya. Jika saya punya uang lebih, saya lebih memilih naik bus ‘Arimbi’, yang lebih nyaman dan tidak ugal-ugalan, tapi dengan ongkos yang lebih tinggi. Berdempet-dempetan di dalam bus kota, sudah menjadi makanan mingguan saya. Saya harus extra hati-hati, disamping menjaga tas yang saya bawa (khawatir ada copet), juga harus berhati-hati menjaga tubuh saya untuk tidak oleng atau jatuh seiring dengan bus yang bergerak, meliuk-liuk. Perjuangan saya utuk sampai ke tempat tujuan, tidak hanya sampai di satu bus. Setelah satu bus saya tumpangi, saya harus naik bus yang lain lagi, bus dalam kota sampai dua kali naik bus dalam kota ini. Jadi total saya naik bus adalah 3 bus, untuk satu kali perjalanan. Hhhhh… perjalanan yang panjang ya…
Tak jarang pula saya ke Jakarta setiap Minggu sore. Tapi jika saya ke Jakarta pada Minggu sore, maka uang jajan/uang makan saya selama seminggu, akan terpotong oleh makan malam di Minggu malamnya, hehehe… dasar anak kost ya, selalu perhitungan sama uang jajan/uang makan :)
Sampai sekarang, bus kota dari Serang menuju Jakarta, tidak ada perubahan, masih seperti dulu. Menyedihkan! Kapan ya, Indonesia umumnya dan Serang –Banten khususnya memiliki alat transportasi yang nyaman untuk masyarakatnya? Apakah ini hanyalah sebuah keinginan atau khayalan yang tidak akan pernah terwujud? Wallahu A'lam Bishawab.
Kalo Arimbi dan Primajasa sekarang udah lumayan nyamanlah.. terutama yg kursi 2-2 hehe
ReplyDeleteGak jauh beda sama naik krl kok mbak
ReplyDeleteAku paling enggak tahan sama asap rokok, Mak. Biasanya aku bakal negur orang yang merokok di dekatku. Tapi, kalo yang ditegur malah tersinggung, aku bakal tambah empet hihihi. *serbasalah* *curcol*
ReplyDelete@ Topics : eh..iya..ya... satu lagi bis Primajasa :)
ReplyDelete@ Lina Ss : saya pernah kecopetan di Pasar Senen, pas mau turun metromini :(
ReplyDelete@ hana sugiharti : kapan nih, mudik? :)
ReplyDelete@ rumah cinta : boleh mba, kalo rute bis2nya blm berubah ya...
ReplyDelete@ masrafa.com : iya.. ya mba, saya juga pernah naek krl, sumpek.. hehehe..
ReplyDelete@ Haya Aliya Zaki : sama mba... saya juga paling sebbbel kalo ada yg merokok di tmpt umum, apalagi bis atau angkot :(
ReplyDeleteya semoga aja di Indonesia transportasi umumnya bisa baik
ReplyDelete@ Lidya : Mudah2an ya, mba...
ReplyDelete@ Lisa Gopar : Yuuk... ke Serang lagi mba :)
ReplyDeletesaya beberapa kali naik bis Arimbi dan Primajasa
ReplyDelete@ manusia biasa : bagaimana rasanya? hehehe...
ReplyDeleteHalo semua salam kenal, maaf ikut nimbrung, saya lg cari info bagaimana cara naik bus ke Serang, dengan tujuan Universitas Sultang Ageng Tirtayasa. Lokasi rumah saya di Serpong.
ReplyDeletesaya bisa naik apa dari Kebon Nanas?
terima kasih ya atas bantuannya.
salam,
Ida
Saya sudah lama sekali tidak ke kebon nanas, jadi kemungkinan rute/mobilnya sdh berubah. kalo tdk berubah, dari kebon nanas mba Ida bisa naik bus primajasa atau arimbi jurusan ke serang, turun di terminal serang, naik angkot ke Untitra. Hanya itu yg saya tahu, semoga membantu.
ReplyDeleteUntirtanya ada di terminal mas ga perlu naik angkot hehe
Deletekhawatir males jalannya...
Delete@ RRN0406 : Kalo mau ke Serang dari Jakarta, bisa naik bis dari Kampung Rambutan, Kali Deres, Pulo Gadung jurusan ke Serang. Dan turun langsung di terminal Serang, Pakupatan.
ReplyDeleteSaya jg rencana mau ke Serang neh dari Jakarta. Posisi saya di Salemba. Naik bisnya dari mana ya?
ReplyDeleteJadi pengen cepet2 mudik nih..
ReplyDeleteWahh..wahhh...mba santi skrg jadi alih profesi traveller yaaa..hhe
ReplyDelete