Wednesday, January 20, 2016

Cerita Tentang Fiksi

Menurut wikipedia, Fiksi adalah sebuah Prosa naratif yang bersifat imajiner, meskipun imajiner sebuah karya fiksi tetaplah masuk akal dan mengandung kebenaran yang dapat mendramatisasikan hubungan-hubungan antar manusia. 

Cerpen dan novel adalah salah satu jenis karya fiksi. Sementara cerita fiksi itu ada berbagai macam jenis/genre. Ada genre romance, teenlit (cerita remaja), cernak (cerita anak) dll.

Sebuah karya sastra, harus memiliki unsur intrinsik dan ekstrinsik. Menurut Mas Gol A Gong, salah satu penulis asal Serang. Intrinsik terdiri dari : Ide, Tema, Judul, Amanat/Pesan, Sinopsisi, Alur (maju/mundur), Plot, Plot Point, Setting tempat, Setting waktu, Karakter tokoh, (antagonis, protagonis), Konflik, Dialog, Majas (gaya bahasa), Diksi (pilihan kata), Ending.
Saya senang menulis sejak saya SD. Kalau ada tugas mengarang pada saat pelajaran Bahasa Indonesia, saya sangat suka. Waktu SMP, saya sudah suka membuat puisi, bahkan membaca puisi juga saya suka. Pernah ikut lomba membaca puisi mewakili SMP di sebuah radio pemerintah di Bogor. Senangnya bukan main, walaupun gak menang :) Waktu itu perwakilan dari SMP saya ada dua orang, yaitu saya dan teman saya bernama Maria. Ketika hendak mulai membacakan puisi di depan microphone yang disiarkan langsung dari radio pemerintah tersebut, keringat dingin muncul dari tangan saya, deg-degan banget. Itu adalah suatu pengalaman baru buat saya. Sayangnya hobi saya menulis sejak SD dan menulis maupun membaca puisi sejak SMP tidak terasah dengan baik. Hobi sempat terhentikan. Menginjak SMA, saya mulai ingin menulis lagi. Mencoba membuat cerpen yang saat itu saya ketik menggunakan mesin tik, cetak cetok cetak cetok :) Sempat dikirmkan ke sebuah majalah, tapi gak pernah dimuat hehe.... karena salahnya saya, saya tidak pernah mengikuti kursus atau pelatihan menulis saat itu.

Yang akhirnya, saya bertemu dengan blog tahun 2012. Mulai ngeblog, meraba-raba, lambat laun mengikuti komunitas, dari satu komunitas akhirnya banyak komunitas yang saya ikuti. Sampai saya bertemu dengan komunitas menulis fiksi, yang akhirnya saya ikuti. Betapa senangnya saya bisa bertemu dan bergabung dengan komunitas menulis fiksi. Keinginan membuat cerpen lagi pun seakan mendorong-dorong hati saya. Sampai akhirnya beberapa cerpen sudah bisa saya buat, walaupun mungkin kualitasnya masih di bawah kata bagus. Tapi yang penting saya mencoba, dengan mencoba saya berarti mengasah kemampuan saya. Hingga blog ini pun punya label khusus yaitu cerita fiksi, tempat saya menyimpan tulisan-tulisan fiksi saya.

Hingga... saya tahu bahwa dalam fiksi ada yang namanya flash fiction. Seperti namanya 'flash' yang berarti cepat, flash fiction adalah cerita fiksi yang sangat singkat, lebih ringkas daripada cerita pendek (cerpen). Umumnya flash fiction lebih pendek dari 1000 atau 2000 kata. Bahkan rata-rata flash fiction memiliki antara 250 sampai 1000 kata. Saya pernah mencoba menulis flash fiction, di blog ini pun ada kategori cerita fiksi, tapi belum ahli seperti para penulis flash fiction lainnya yang saya kenal lewat komunitas. Yang paling sulit dalam menulis flash fiction adalah kita harus membuat twist yang nendang. Twist biasanya ada di bagian akhir (ending), dimana kita sebagai pembaca kadang tidak menyangka jika ending-nya akan seperti itu. Twist biasanya memberikan 'surprise' pada pembaca, yang mana pembaca tidak akan menduganya. Tapi membuat twist pada flash fiction bukan berarti melenceng dari ceritanya. Harus tetap pada pondasi ceritanya. Saya belum bisa membuat twist yang nendang pada flash fiction yang pernah saya buat. Saya memang harus banyak belajar lagi.

Berawal dari senang menulis, bertemu dan memiliki blog, menulis cerpen, sempat membuat dongeng juga, akhirnya ingin membuat novel. Dan ini beraaat banget. Tapi saya sudah memulainya dengan mengikuti kelas yang diadakan oleh Rumah Dunia yang dibimbing oleh Mas Gol A Gong juga mengikuti kelas menulis secara online. Semoga apa yang saya mulai dan ikuti tidak sia-sia bahkan mendatangkan keberkahan. Aamiin. Memperoleh ilmu tidak ada yang tidak berguna, maka jika ingin mengikuti kursus/kelas menulis, ikuti aja. Ilmu yang nanti saya peroleh kelak akan saya wariskan pada anak-anak atau bisa diberikan pada orang lain, itu kata suami saya ketika saya meminta izin untuk mengikuti kelas/kursus menulis. 

17 comments:

  1. Rumah Dunia ada kelas menulis online y mba?? bayar?

    ReplyDelete
    Replies
    1. ada, iya bayar. tapi di rumah dunia saya gak ikut kelas online-nya, saya ikut yang offline. saya ikut kelas online di tempat lain.

      Delete
  2. Hobi dari kecil, rupanya ya Mbak Santi. Untungnya sekarang ada blog ya jadi bisa ngeblog :)

    ReplyDelete
  3. Sampai sekarang saya juga senang ikut kelas menulis. Bisa jadi pemicu agar rajin nulis :)

    ReplyDelete
  4. Never too old to learn ya mba.. Hihihii.. Walaupun udah bukan anak SD lagi, tetep mendalami pelajaran bahasa indonesia.. Btw contoh flash fiction itu bisa dibaca dimana ya mba? Kalau yang pendek pendek bisa kali aku ikutan dikit ^.^

    ReplyDelete
    Replies
    1. ada disini mba Asti :) http://www.santidewi.com/search/label/Cerita%20Fiksi

      Delete
  5. Eh aku juga ngeblog mulai 2012 tapi ngak ngerti apa2 masih polos, eh sampai sekarng pun juga masih polos ding #melipir

    ReplyDelete
  6. tambah keren mbak Santi ini, semuanya dibabat habis..semoga Novelnya segera terwujud ya mbak...

    ReplyDelete
  7. saya juga pengen ikutan kelas menulis. Share tentang info itu dong mba

    ReplyDelete
  8. Aku dr nulis fiksi dah dpt sesuatu hehehe

    ReplyDelete
  9. Udah lama banget nggak nulis fiksi.

    ReplyDelete
  10. Wah kren mba, jarang ada yang bisa. sukses terus mba.

    ReplyDelete

terima kasih sudah memberikan komentar, kritik dan saran