Tuesday, April 23, 2013

Bukan Anak Nakal

Farras termasuk anak yang aktif. Selalu bergerak, tidak mau diam. Diamnya mungkin hanya tidur. Karena sedang makan pun, tetap tidak mau diam. Keaktifannya mulai bertambah ketika Farras berusia 3 tahun, dimana Farras sudah mulai bersekolah Play Group di Komplek rumah kami. Kegiatan di sekolah yang Farras sukai adalah ketika harus bergerak, seperti sedang olahraga, kegiatan menari, dan cooking day. Ya.... cooking day, selain lari-lari, loncat-loncat, Farras juga sangat menyenangi acara cooking day yang diadakan sekolahnya setiap seminggu sekali. Farras tidak pernah mau bolos sekolah jika hari itu ada acara cooking day, dan pasti Farras akan ikut membantu ibu gurunya memasak bersama di dapur. Apalagi jika ada acara Out Bond yang diadakan sekolah, wah.. pasti Farras antusias sekali. Pertama kali Farras naik Flying Fox adalah ketika Farras berusia 3 tahun. Awalnya saya dan ayahnya Farras tidak mengizinkan Farras ikut Flying Fox, tapi berhubung Farras maksa ingin ikut Flying Fox, akhirnya dengan berat hati kami mengizinkan. Dan ternyata, Farras menikmati atraksi Flying Fox nya, sampai kepengen lagi :) Suatu kali pernah ibu gurunya Farras mengejar-ngejar Farras supaya masuk kelas, tapi Farras tidak mau. Alhasil, Farras berlari sambil tertawa-tawa seolah-olah mau ngisengin ibu gurunya yang ikut lari-lari mengejar Farras. Farras juga termasuk anak yang jahil/iseng. Sampai di akhir kelulusannya di Play Group, Farras terkenal dengan anak yang tidak mau diam. Tantenya pun pernah kena keisengan Farras. Suatu malam, ketika Tantenya Farras sedang tidur-tiduran, tiba-tiba Farras menjalankan mobil-mobilan yang berbaterai di rambut Tantenya. Otomatis rambut Tantenya nyangkut di roda mobil-mobilannya. Haduh... saya bingung, bagaimana mesti melepaskan mobil-mobilan tersebut dari rambut Tantenya. Dan kenapa harus Tantenya yang jadi korban. Entahlah apa yang ada dibenak Farras saat itu. Apakah itu sebagai bentuk protes Farras, atau hanya ingin tahu reaksi Tantenya jika Farras melakukan hal terebut, atau apalah.... 

Pun ketika masuk TK (Taman Kanak-Kanak), Farras masih sama seperti sewaktu di Play Group, tidak mau diam. Jika ada lomba di sekolah, Farras akan lebih tertarik mengikuti lomba misalnya : menangkap ikan, atau memindahkan kardus, daripada harus mengikuti lomba membaca atau berhitung. Farras tidak menyukai kegiatan yang monoton. Dan diakhir kelulusan Farras di TK pun, ibu guru Farras mengatakan Farras anak yang tidak mau diam atau anak aktif. Farras selalu ingin tahu, apa yang menarik baginya. Farras senang meng explore.
Rokok di warung mbahnya pernah jadi sasaran keingintahuan Farras. Semua rokok di warung mbahnya Farras bakar, lalu mencoba menghisapnya, tentunya tanpa sepengetahuan siapa-siapa. Alhasil mbahnya marah besar pada Farras. Bukan marah karena merokoknya, tapi marah karena membakar rokok-rokok yang ada di warungya. Sementara saya dan ayahnya Farras, marah pada Farras karena Farras mencoba ingin tahu rasanya merokok. Padahal ayahnya Farras tidak merokok lho... Mungkin Farras sering melihat orang-orang dewasa di sekitarnya yang merokok, ya...  Tak jarang Farras mendapat predikat nakal dari keluarga. Sedih juga sih ya, sebagai seorang ibu ada yang mengatakan anaknya nakal, apalagi yang mengatakannya adalah keluarga sendiri. Padahal tidak boleh memberikan label nakal pada anak.

Dan sampai sekarang, di usianya yang 7 tahun, keaktifan Farras tidak juga berkurang (sempat berharap ketika usianya bertambah, keaktifan Farras berkurang), tapi ternyata tidak. Ketika awal-awal masuk SD, saya pernah ditegur ibu guru Farras, karena keaktifan Farras. Ibu gurunya bilang, Farras anak yang tidak mau diam, senang berjalan-jalan di dalam kelas. Ada juga ibu dari salah satu murid yang sekelas dengan Farras, mengatakan Farras anaknya tidak mau diam, di kelas senangnya berjalan-jalan, khawatir mengganggu anak yang lain. Haduuh... sedih banget deh rasanya ibu guru dan wali murid ada yang mengatakan hal seperti itu tentang Farras. 

Sebetulnya, saya sendiri sih, tidak terlalu mengkhawatirkan Farras anak yang sangat aktif, karena biasanya anak yang aktif adalah anak yang pintar dan cerdas (sudah terbukti lho... :p) juga sehat.  Hanya saja, saya khawatir jika Farras berada diantara orang-orang yang tidak biasa menghadapi anak aktif. Apalagi jika ada acara keluarga besar berkumpul, hati saya pasti ikut jumpalitan seiring kelakuan Farras yang jumpalitan juga :) 

Anak aktif bukanlah anak nakal, tidak ada anak yang nakal, mereka hanya ingin tahu apa yang akan terjadi jika mereka melakukan hal-hal yang dilarang oleh orang dewasa. Anak aktif adalah anak yang keinginantahuannya besar, selalu banyak bertanya, selalu meng explore rasa ingin tahunya.

Keaktifan Farras rupanya menular pada Fayda, adiknya. Padahal Fayda adalah anak perempuan. Tapi Fayda pun senang bergerak, tidak mau diam. Senang bercanda dengan kakaknya, juga anak yang suka iseng. Senang lompat-lompat, bahkan jungkir balik di kasur, padahal usia Fayda belum genap 3 tahun waktu itu. Memang tidak ada yang bisa melarang anak untuk aktif. Itu adalah dunianya. Biarkan saja mereka mencari jawaban atas keingintahuannya, jangan dicekal, jangan dilarang. Hargailah kreatifitas anak, hargailah hak bermain anak, walaupun dengan cara berlari-lari, loncat-loncat, naik-naik, yang penting kita sebagai orangtua harus selalu mengawasi setiap gerak-gerik anak. Beri anak ruang untuk bisa meng explore apa yang ingin dia tahu. Kita hanya bisa memberikan wadah yang baik untuk rasa ingin tahunya itu.


#Untuk Farras & Fayda : Ibu tidak pernah mengatakan kalian anak nakal, kalian adalah anak-anak cerdas ibu, anak-anak ibu yang sehat. Matahari pagi ibu. Ibu selalu bangga pada kalian, anak-anak ibu#

24 comments:

  1. anak memang ada yg aktif, ada juga yang kalem, ya Mbak. Tp memang sebaiknya hindari pelabelan apalagi label negatif. Setuju :)

    ReplyDelete
  2. Anak-anak itu seperti selembar kertas, jika kita guratkan kata-kata indah, maka akan tercipta puisi disitu, apabila kita guratkan warna-warni dan lekukan indah akan tercipta karya lukis bernilai seni tinggi. Tapi apabila kita nyalakan api dan membakarnya, niscaya hanya abu sisa pembakaran yang tersisa :)

    ReplyDelete
  3. aktif beda dengan nakal. Aktif tandanya ank pintar :)

    ReplyDelete
  4. Setuju..

    Nakal adalah label yg diberikan orang dewasa kepada anak2. Padahal anak aktif itu karena dia sehat dan punya rasa ingin tau yang tinggi..

    Pernah teman tanya ke aku soal Dzaky. "mbak anaknya nakal ga?" uuhh gemes banget denger pertanyaan gitu. Hehehe

    Buat Farras.. Selalu sehat dan makin cerdas ya nak... Semangat...!!!

    ReplyDelete
  5. Aku juga meyakini anak yang aktif itu bukanlah anak nakal.Mereka senang mencari tahu. Yang penting kita orang tuanya bisa menyalurkan keaktifannya itu ke kegiatan yang tepat. Misalnya karate, menari, atau kursus masak. Insya Allah akan tersalurkan dengan baik :)

    Mdh2an Farras dan Fayda jadi anak yang cerdas!

    ReplyDelete
  6. Wooww Anak cerdas, anak pinter , anak aktif..
    dan emang perlu hati2 dengan label yang negatif ya Mak...

    ReplyDelete
  7. anak aktif bukan anak nakal ...saya setuju sama pointnya mbak...
    terkadang dari sebagian orang tua masih setengah keliru menafsirkannya....
    mungkin bisa jd keduanya sangat tipis batasannya :)
    #salam

    ReplyDelete
  8. saya yalin, di dunia ini tidak ada anak nakal mbk...semua anak itu istimewa... kata "nakal" itu sudah termasuk labeling yang negatif yang sesungguhnya tidak diberlakukan,bener g???

    ReplyDelete
  9. @ keke naima : iya mba Myra, betul

    ReplyDelete
  10. @ Sang Shafa : orgtua memang yg membentuk kepribadian anak, juga faktor lingkungan. Dan jika anak aktif dilabelkan dgn anak nakal, maka pelabelan negatif itu akan tertanam pada jiwa anak. Dgn demikian orgtua memang hrs menghindari pelabelan negatif tsb.

    ReplyDelete
  11. @ Lidya : Sebetulnya memang tdk ada anak yg nakal ya mba, hanya kita sebagai org dewasa yg menyebutnya sprti itu.

    ReplyDelete
  12. @ Bunda Dzaky : Emang guemmes banget ya mba, kalo anak kita disbut nakal atau ditanya nakal enggak.
    Amiin, terima kasih. Doa yang sama juga utk Dzaky

    ReplyDelete
  13. @ Mayya : betul mba. Aamiin. Terima kasih :)

    ReplyDelete
  14. @ Nchie Hanie : Iya teh, khawatir jika pelabelan negatif tsb akan tertanam pada jiwa anak. Saya sebisa mungkin menghindari label negatif itu.

    ReplyDelete
  15. @ budi os 19 : Iya, mungkin saja :)

    ReplyDelete
  16. @ Hanna HM Zwan : Setuju mba Hanna :)

    ReplyDelete
  17. Orang-orang sering mengucapkan "anak nakal" pada kelakuan anak yang kurang sesuai harapan mereka. Bahkan ada saja ibu yang mengucapkan anakku nakal atau jangan nakal pada anaknya. :(
    Jarang yang sepakat bahwa anak2 sedang eksplore dunianya. jarang ada yang ingat bahwa tugas anak adalah bergerak dan bermain sambil belajar banyak hal.
    Di rumah susindra, kata anak nakal adalah forbiden word. Ini kesepakatan kami sejak sebelum menikah.

    ReplyDelete
  18. Betul mba Susi. Hanya saja, jika di rumah, nakal sbgai forbiden word, tapi kadang saudara/kerabat sendiri yg mengatakan anak nakal, atau bahkan lingkungan yg menyebutnya begitu, padahal tingkah anak2 hanya utk memenuhi rasa ingin tahunya.

    ReplyDelete
  19. setuju mba..

    saya suka risih klo ada ibu yg melabeli anaknya sendiri 'anak nakal' :(

    ReplyDelete
  20. Iya ya mba, suka adaa aja ibu yg mengatakn anaknya nakal, mgkn si ibu blm mengerti ya, ttg pelabelan negatif itu tdk boleh diberikan pada anak. Gimana sama anak org lain kali ya?

    ReplyDelete
  21. nyusullll hahahaha moga kelak aku juga punya hihihi

    ReplyDelete
  22. Aktif itu justu berdampak bagus untuk perkembangannya mbak, jadi biarin aja... :)

    ReplyDelete
  23. @ Planet Pengetahuan : Amiin... :)

    ReplyDelete

terima kasih sudah memberikan komentar, kritik dan saran