Tuesday, November 26, 2013

ATM : Suatu Cerita Yang Menarik


Ayo Nak, kita berlomba dalam prestasi dengan cara yang jujur.

Sewaktu saya hendak menuliskan cerita ini, saya jadi ingat Om NhHer yang juga baru saja menuliskan tentang ATM di blognya. Tapi ATM versi Om NhHer berbeda dengan ATM versi saya. Kalau ATM versi Om NhHer adalah ATM yang singkatan dari Anjungan Tunai Mandiri atau dalam bahasa InggrisAutomated Teller Machine) yang artinya adalah sebuah alat elektronik yang mengijinkan nasabah bank untuk mengambil uang dan mengecek rekening tabungan mereka tanpa perlu dilayani oleh seorang "teller" manusia. (wikipedia). 



Tapi ATM versi saya adalah singkatan dari Aku Tak Menyontek. ATM adalah suatu cerita yang saya baca dan saya ceritakan pada Farras dan Fayda dari Majalah Bobo yang berjudul sama yaitu ATM karya Umi Kulsum. Ceritanya sangat menarik, menurut saya. Bercerita tentang anak-anak yang mengikuti anggota ATM yang diadakan oleh guru di sekolahnya dengan tujuan anggota dari ATM tidak boleh menanyakan atau memberikan jawaban dan tidak boleh mneyontek saat ulangan bidang studi apapun. Kalimat ATM (Aku Tak Menyontek) tertera pada sebuah pin yang dipakai oleh anak-anak pada saat anak-anak ulangan. Ulangan harian, tengah semester atau akhir semester. Tapi tidak semua anak memiliki pin tersebut, hanya anak-anak tertentu yang mau mendaftarkan diri sebagai anggota ATM. Jadi ketika ada anak yang bukan anggota ATM hendak bertanya jawaban pada temannya yang merupakan anggota ATM, temannya tersebut tinggal menunjukkan pin yang tertera di bajunya pada temannya yang hendak bertanya jawaban tersebut. Menarik ya... 

Hmmm.... ketika membaca cerita ini, saya sangat antusias sekali, saya pikir ini ide yang brilliant. Saya memang sedang sedikit concern pada segala sesuatu yang berbau kata menyontek. Ini berawal ketika saya mengetahui kalau ada teman Farras di kelasnya yang sering sekali menyontek. Bukan hanya ulangan, tapi juga mengerjakan tugas harian yang diberikan bu guru, pasti si anak itu menyontek, dan Farras sering jadi korban. Hasil tugas atau ulangan Farras sering sekali dicontek temannya itu. Dan yang lebih mangkel, pernah nilai ulangan si anak sama dengan nilai ulangan Farras. Ketika saya interogasi Farras, ternyata si anak nyontek abis ke Farras. Siapa yang gak kesel coba.... Tapi Farrasnya sih cuek-cuek aja, maklum namanya juga anak-anak, belum ada jiwa kompetensi dalam dirinya. Tapi kami selaku orangtuanya, terus memberikan masukan dan nasehat pada Farras, agar jangan memberikan contekan atau membiarkan temannya menyontek, karena akan merugikan Farras juga temannya tersebut. Lambat laun, Farras mengerti, sampai akhirnya terjadilah tragedi teriakan Farras yang mengatakan pada temannya "JANGAN MENYONTEK" cerita lengkapnya disini.

Anak-anak yang dibiarkan atau malah mungkin dipersilahkan untuk menyontek oleh orangtuanya, akan menimbulkan rasa tidak percaya diri/minder, diajarkan untuk tidak jujur pada dirinya sendiri, pada guru dan pada teman-temannya. Sebetulnya saya sangat merasa kasihan pada anak-anak yang seperti ini. Saya sih, inginnya pihak sekolah dan guru-guru menekankan akan dampak buruk menyontek, dan menekankan anak-anak untuk selalu mengerjakan tugas maupun ulangan sendiri, bertanya boleh, tapi bukan menyontek. Saya sebagai seorang ibu dan sebagai orangtua, sangat prihatin akan anak-anak yang sering melakukan aksi menyontek ini.

Apakah mungkin saya terlalu berlebihan dalam hal ini? Saya pikir, tidak juga, tapi tidak tahu dengan teman-teman dan ibu-ibu yang lain. Apakah saya berlebihan dalam menyikapi tindakan menyontek ini?

33 comments:

  1. Apa ada orang tua yang menyuruh anaknya menyontek, Bun? Duh, miris sekali ya. Ide ATM itu bagus juga.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ada mba, malah si org tua yg sengaja menuliskannya pada sebuah kartu utk bisa dilihat anaknya ketika ulangan. Kata si anak, khawatir lupa, jadi ditulisin sama mamanya.

      Delete
  2. Kalo saya jaman sekolah nggak suka nyontek mbak, seringnya ngarang jawabam hihihi

    ReplyDelete
    Replies
    1. hehehe.... saya juga gak pernah berani nyontek, udah dag dig dug duluan :D

      Delete
  3. kreatif mbak, emang bagusnya dari kecil menerapkan ATM ini :D

    ReplyDelete
  4. Ini tidak berlebihan Bu ...
    Menyontek itu menurut saya adalah bentuk awal dari ketidak jujuran ...
    yang kalau kita biarkan akan menjalar kemana-mana dan berubah bentuk menjadi ketidak jujuran yang besar
    so mari kita perangi ...

    Dan jangan lupa ... slogan blog saya adalah ... Tidak Jorok - Tidak Bohong ... dan ... Tidak Nyontek !

    Salam saya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Saya sangat setuju utk memerangi menyontek, karena sprti Om bilang, menyontek adl bentuk awal dr ketidakjujuran. Iya Om saya tahu slogan blog Om, makanya salah satunya yg membuat saya berani 'nyolek' Om di FB adl itu juga :) Makasih sudah mampir y, Om...

      Delete
  5. Senang sekali mendengar orangtua yang masih peduli pada persoalan menyontek. seperti Om Nh bilang, menyontek memang bukan perkara kecil. Bentuk awal ketidakjujuran. Saya sendiri pernah nyontek waktu SMA--sangat memalukan ya :( Semoga banyak cerita inspiratif yang menggugah anak utk bersikap sportif. Makasih sharing-nya Mbak.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Menyontek jika terus dilakukan berulang2, menjadikan mental anak mental yg kerdil. Jadi... jika sekali menyontek, bisa dimaafkan :D tapi jgn sampai aksi menyontek itu sudah menjadi kebutuhan.

      Delete
  6. Waa..tutup muka kalau jadinya menyontek...hihiiiii....sebaiknya anak diajarkan mulai sekarang untuk mandiri dan malu untuk menyontek ya..

    ReplyDelete
  7. Farras top deh, ngga pernah menyontek.

    ReplyDelete
  8. sip! Sedati kecil jgn dibiasakan menyontek, ya :)

    ReplyDelete
  9. menanamkan sikap percaya kepada kemampuan diri sendiri itu gampang2 susah ya mbak,,saya pengen belajar dari mbak nih tentang menerapkan ATM jika Athar sudah bersekolah nanti ^^

    ReplyDelete
    Replies
    1. Athar pasti mengerti jika diberi pengertian :D

      Delete
  10. Aku juga suka cerita ATM dimajakah Bobo kemarin, pesannya bagus...

    ReplyDelete
  11. Ide yg menarik. Patut di aplikasikan di setiap sekulah. Sewaktu di sekolah umum (sma) saya termasuk yg gemar sekali menyontek. Sekarang lihatlah jadinya saya sekarang, hiks... :'(

    ReplyDelete
  12. ATM dalam arti yang berbeda ya mbak hehe.

    Aku pernah menyontek mbak :p, dulu saya sering berlangganan bobo dari harganya masih 4000 eh skrg udah gak lagi :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Waktu saya sekolah juga sering baca majalah Bobo :D

      Delete
  13. bagus tuh mbak sekolahnya menerapkan sedini mungkin larangan mencontek denganan menggunakan PIN. oh ya kalo aku wanti2 Pascal tutupin hasil kerjaannya hehehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya mba, seandainya sekolah Farras juga menggunakan trik seperti itu dalam menghadapi anak2 yg suka nyontek :D

      Delete
  14. menurut aku sih tidak berlebihan sama sekali kok mba Santi...

    Kalo menurutku sih, memang ada nilai nilai tertentu yang harus ditanamkan sejak kecil sih mba, supaya nyangkut dan nempel terus sampe gedenya...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Alhamdulillah jika begitu, betul mba saya setuju :D

      Delete
  15. Ketika seseorang tetap
    bersamamu melalui masa paling
    sulit, dia pantas berada di
    sampingmu ketika kamu melalui
    masa terindah dalam hidupmu.

    ReplyDelete
  16. betul banget. jangan dibiasakan anak contek menyontek sejak dini.

    ReplyDelete
  17. Enggak berlebihan, Mbak. Aku setuju. Ortuku dulu juga selalu menanamkan supaya gk nyontek dan itu yang akan aku terapin ke anak-anakku kelak, aamiin :)

    ReplyDelete
  18. wah benar2 bagus sekali trik ibu, salam perkenalan bu,

    ReplyDelete
  19. artikel yang menarik, salam kenal ya bu

    ReplyDelete

terima kasih sudah memberikan komentar, kritik dan saran