Aya astana sajeungkal, Aya bagja teu daulat
Datangnya maut tidak tergantung pada usia, hendak mendapatkan kebahagiaan, tetapi sayang tidak jadi.
Hari Sabtu dan Minggu tanggal 23-24 Agustus 2014, keluarga besar saya mendapatkan ujian dan cobaan dari Allah SWT. Adik saya, mengalami Intra Uterin Fetal Death (IUFD), yaitu kematian janin dalam kandungan yang terjadi pada usia kehamilan lebih dari 20 minggu. Usia kehamilan adik saya, sudah cukup lahir. Malah jika hitungan bidan, sudah lewat dari masa lahir sekitar satu mingguan. Sangat sedih tentunya kami selaku keluarga besar, apalagi adik saya dan suaminya, dan ini merupakan anak pertama mereka.
Hasil pemeriksaan dokter, denyut jantung bayi sudah tidak ada, dan cairan ketuban pun sudah kering. Sebagai orang awam, saya sangat tidak mengerti mengapa hal ini bisa terjadi, padahal minggu-minggu terakhir perkiraan melahirkan, adik saya selalu kontrol ke bidan yang merawatnya. Entah ini keteledoran sang bidan, atau apalah... karena sewaktu cek ke bidan, selalu dikatakan janin dalam keadaan bagus. Hingga hari Sabtu ketika kontrol lagi (hari Jum'atnya pun sudah kontrol), degup jantung bayi lemah. Dirujuklah adik saya ke rumah sakit. Tapi rumah sakit yang dituju, tidak mau menerima, dengan alasan dokternya sedang tidak ada, sedang seminar. Akhirnya adik saya dibawa ke salah satu RSIA. Setelah diperiksa dokter kandungan, di USG, ternyata denyut jantungnya sudah tidak ada, bahkan air ketuban pun sudah kering, padahal adik saya tidak merasakan ada cairan yang keluar. Memang selagi hamil, adik saya tergolong beser. Hanya saja, kami semua berpikir, kalau wanita hamil, apalagi jika hamil tua, pasti bawaannya beser terus. Akhirnya kami pun menyerahkan semuanya pada Allah, bahwa ini semua adalah takdir dari Allah SWT.
Aya astana sajeungkal.
Maut, tak ada yang tahu kapan datang, bahkan untuk bayi yang belum dilahirkan sekalipun. Bayi adik saya belum merasakan kehidupan dunia. Ketika hendak dilahirkan, Allah sudah memanggilnya. Tinggallah pengorbanan sang orangtua selama bayi dalam kandungan sang ibu yang akan menjadi ladang pahala. Semoga Allah menghimpun segala pengorbanan adik saya, orangtua sang bayi menjadi kebaikan dan pahala. Allah lah pemilik hidup dan mati semua hambaNya.
Aya bagja teu daulat.
Apalah daya dan upaya, hendak mendapatkan kebahagiaan berupa datangnya anak ke dalam kehidupan, tapi tak jadi. Hanya Allah yang Maha Kuasa akan ini. Kami hanya bisa pasrah dan ikhlas. Semoga akan ada hikmah dari semua ini.
Untuk para ibu-ibu yang sedang hamil, selalu berhati-hati pada kehamilannya dan selalu berdoa pada Allah, semoga kehamilannya selalu sehat. Saya tidak sedang menakut-nakuti lho ya, tapi saya belajar dari apa yang dialami adik saya. Bahwa kehamilan memang memiliki resiko. Selalu periksakan kandungan selain pada bidan, periksakan juga pada dokter, sehingga kita mempunyai second opinion. Walaupun bidan sekarang ini sudah memiliki alat USG sendiri, tapi tetap memeriksakan kandungan ke dokter sebagai second opinion dianjurkan. Apapun keluhan yang ada, hendaknya disampaikan pada bidan dan dokter kandungan. Banyak membaca segala macam tentang kehamilan, agar ilmu bertambah, agar apa yang tadinya kita tidak tahu, menjadi tahu, agar jika ada sesuatu, bisa diantisipasi lebih cepat.
Sayangnya GA Mas Rudi Belalang Cerewet hanya boleh mengirimkan satu tulisan hehehe....
Hasil pemeriksaan dokter, denyut jantung bayi sudah tidak ada, dan cairan ketuban pun sudah kering. Sebagai orang awam, saya sangat tidak mengerti mengapa hal ini bisa terjadi, padahal minggu-minggu terakhir perkiraan melahirkan, adik saya selalu kontrol ke bidan yang merawatnya. Entah ini keteledoran sang bidan, atau apalah... karena sewaktu cek ke bidan, selalu dikatakan janin dalam keadaan bagus. Hingga hari Sabtu ketika kontrol lagi (hari Jum'atnya pun sudah kontrol), degup jantung bayi lemah. Dirujuklah adik saya ke rumah sakit. Tapi rumah sakit yang dituju, tidak mau menerima, dengan alasan dokternya sedang tidak ada, sedang seminar. Akhirnya adik saya dibawa ke salah satu RSIA. Setelah diperiksa dokter kandungan, di USG, ternyata denyut jantungnya sudah tidak ada, bahkan air ketuban pun sudah kering, padahal adik saya tidak merasakan ada cairan yang keluar. Memang selagi hamil, adik saya tergolong beser. Hanya saja, kami semua berpikir, kalau wanita hamil, apalagi jika hamil tua, pasti bawaannya beser terus. Akhirnya kami pun menyerahkan semuanya pada Allah, bahwa ini semua adalah takdir dari Allah SWT.
Aya astana sajeungkal.
Maut, tak ada yang tahu kapan datang, bahkan untuk bayi yang belum dilahirkan sekalipun. Bayi adik saya belum merasakan kehidupan dunia. Ketika hendak dilahirkan, Allah sudah memanggilnya. Tinggallah pengorbanan sang orangtua selama bayi dalam kandungan sang ibu yang akan menjadi ladang pahala. Semoga Allah menghimpun segala pengorbanan adik saya, orangtua sang bayi menjadi kebaikan dan pahala. Allah lah pemilik hidup dan mati semua hambaNya.
Aya bagja teu daulat.
Apalah daya dan upaya, hendak mendapatkan kebahagiaan berupa datangnya anak ke dalam kehidupan, tapi tak jadi. Hanya Allah yang Maha Kuasa akan ini. Kami hanya bisa pasrah dan ikhlas. Semoga akan ada hikmah dari semua ini.
Untuk para ibu-ibu yang sedang hamil, selalu berhati-hati pada kehamilannya dan selalu berdoa pada Allah, semoga kehamilannya selalu sehat. Saya tidak sedang menakut-nakuti lho ya, tapi saya belajar dari apa yang dialami adik saya. Bahwa kehamilan memang memiliki resiko. Selalu periksakan kandungan selain pada bidan, periksakan juga pada dokter, sehingga kita mempunyai second opinion. Walaupun bidan sekarang ini sudah memiliki alat USG sendiri, tapi tetap memeriksakan kandungan ke dokter sebagai second opinion dianjurkan. Apapun keluhan yang ada, hendaknya disampaikan pada bidan dan dokter kandungan. Banyak membaca segala macam tentang kehamilan, agar ilmu bertambah, agar apa yang tadinya kita tidak tahu, menjadi tahu, agar jika ada sesuatu, bisa diantisipasi lebih cepat.
Sayangnya GA Mas Rudi Belalang Cerewet hanya boleh mengirimkan satu tulisan hehehe....
Nyimak artikelnya gan??
ReplyDeleteoke mbk,makasih ya sudah diingatkan..buat bekal kalo saya hamil nanti :)
ReplyDeletesemoga cepat dapat momongan ya mak... :)
DeleteSpam nih say. Yang kayak gini mesti diremove komennya
Deletedi Minggu terakhir seharusnya normal 1x2 Minggu cek ke dokter kandungan ya, tp kalau ada masalah biasanya lebih sering dipantau lagi.
ReplyDeletesetuju dengan harus mencari second opinion, apalagi yg memang sudah di diagnosa.
semoga adik nya sabar dan di amanahi dengan yg lebih baik lagi
adik saya tak ada diagnosa apa2 menurut bidan, tapi ternyata... Allah berkehendak lain. Aamiin. YRA. Terima kasih ya mak...
Deleteaku malah belum ikutan nih, yang di uasai cuma bahasa sunda juga sama :)
ReplyDeleteayo mak, cari2 pribahasa sunda... :)
DeleteHehe... kedua anak ku udah besar mbak.. dulu sempet yang pertama air ketuban pecah di dalam.namun Alhamdulillah ndak terjadi apa2..
ReplyDeleteSalam kenal ya mbak Dewi :)
Alhamdulillah ya mba... salam kenal kembali :)
DeleteSekalian izin follow ya mbak :)
ReplyDeleteiya mba, silahkan :)
DeleteMakasih mbak :)
DeleteTurut berduka, mak... beberapa minggu kemarin, adik sepupu juga mengalami hal yang sama.
ReplyDeleteSemoga adiknya diberikan kesabaran dan segera diberikan amanah lagi :)
ikut berduka juga utk sepupunya ya... Aamiin. Makasih mak..
DeleteMakasih sharingnya mbak. Mengingatkan untuk mempersiapkan kematian karena waktunya nggak bisa diprediksi
ReplyDeleteiya betul mak Ika...
Deletebetul, karena takdir semua manusia ada di tangan Allah
ReplyDeleteTurut berduka Mak Santi..
ReplyDeleteBtw, ungkapanya ngena banget..
Sukses ngontesnya yaaaa...
makasih ya mak... cuma yg ini gak bisa diikutkan kontes hiks...
DeleteInnalillahiwainnailaihi rajiun... semoga diberikan ketabahn dan kesabaran ya mbak... semua yang hidup pasti akan mengalami mati...dan tandanya allah sayang kita dengan adanya ujian...semoga kitasmeua termasuk yang disayang Allah... aamiin ^-^ keep fight...tetap bersabar buat keluaraga yg ditinggalkan
ReplyDeleteAamiin... Aamiin... Aamiin... YRA. Makasih ya...
DeleteInnalillahi...turut berduka cita untuk keponakannya ya mak
ReplyDeletemakasih ya mak...
DeleteInna lillahi wa inna ilayhi raji'un...
ReplyDeleteSangat setuju dengan tulisan diatas, kelahiran dan kematian hanya mutlak rahasia Allah. kapan dan dimana sulit diprediksi
ikut belasungkawa ya mbak
Terima kasih mas Budhi...
Deleteturt berduka mak...maaf, awalnya saya mengira ini peribahasa untuk kontes
ReplyDeletemakasih mak... kalo boleh kirim 2 tulisan, saya inginnya tulisan ini pun diikutkan GA :)
DeleteTurut berduka ya mak...Semoga tetap sabar dan tabah untuk keluarga ya... mbak itu bahasa apa ya pribahasanya?
ReplyDeleteAaamiin... makasih ya mak Nophi. Bahasa Sunda mak...
DeleteIkut berduka ya Mak, saya pernah ada dalam situasi seperti adiknya itu. Walau penyebabnya ngga sama :)
ReplyDeletemakasih ya teh..
DeleteYah,,hamil dn melahirkan,,memang jihadnya wanita mba,,semoga kita selalu diberi kemudahan oleh Allah ya mba,,dn turut berduka untuk adheknya ya mba,,semoga menjadi jalan ampunan untuk kedua orang tuanya, amin
ReplyDeleteAamiin. Makasih mak..
Deletemaut merupakan misteri, datangnya memang tak terduga. Turut berduka mak
ReplyDeletebetul mak, makasih ya...
DeleteTurut berduka ya Mak Santi....
ReplyDeleteTulisan di atas sekaligus utk mengingatkan kita semua bahwa kematian itu bisa datang kapan saja, sekaligus pentingnya utk selalu menjaga kehamilan dan memeriksakan secara rutin
Makasih mba Reni
DeleteIkut berduka cita ya Mak...insy akan jadi penolong kedua ortunya di surga kelak..Aminnn...
ReplyDeleteAamiin. Makasih mba..
DeleteHiks. Sedih. Ibu hamil harus aktif cek kandungannya ya, Mba.
ReplyDeleteiya idah... itu harus :)
Deleteinnalillahi wainnailaihi raji'un.. sudah takdirnya ya, Mbak.. semoga ortunya dikuatkan...
ReplyDeleteiya mak... Aamiin. Makasih ya..
DeleteManusia harus berusaha, hasilnya tawakal karena takdir sudah dtentukan ya Jeng
ReplyDeleteSemoga berjaya dalam kontes
Salam hangat dari surabaya
iya betul Pak De... takdir ada di tangan Allah. Tapi sayangnya yg ini tdk bisa diikutkan kontes :(
Deleteturut berduka, Mak
ReplyDeleteSemoga dapat ganti yang lebih baik adiknya ya Mbak ....
ReplyDeleteinnaa lillah, bahkan detik berikutnya adalah misteri. smga Allah memberikan ketabahan dan kesabaran ...
ReplyDeleteinsha Allah ada hikmahnya yah...
ReplyDeleteinnalillahi...mbak turut berduka cita ya.....ikut prihatin mbak membaca cerita tentang kejadian yang menimpa adiknya.....sekaligus sebagai pelajaran ya mbak, agar kehamilan berikutnya lebih berhati-hati, jangan hanya percaya kata bidan, sebaiknya dari awal kehamilan konsultasi ke dokter yang benar-benar ahli....tapi ya semua itu adalah skenario Allah, semoga ada hikmah dibalik musibah ini...amin
ReplyDeleteSemoga debay menjadi penolong ibunya di surga
ReplyDelete