Tuesday, August 23, 2016

ASI dan Cerita Dibaliknya

Tanggal 1-7 Agustus kemarin adalah Pekan ASI Dunia yang diperingati setiap tahunnya di lebih dari 170 negara. Pekan ASI Sedunia ini diperingati untuk mendorong ibu menyusui dan meningkatkan kesehatan bayi di seluruh dunia.

world breastfeeding week 2016 Dunia Biza 

Perdebatan tentang ASI sudah dari dulu sering saya dengar diantara para ibu-ibu, dalam dunia mom war. Namun saya tidak pernah ikut dalam perdebatan tersebut. Perbincangan tentang ASI memang sepertinya tidak pernah mati, padahal sudah jelas-jelas bahwa makanan yang paling utama dan penting bagi bayi adalah ASI, tak ada yang lain. Bahkan dalam Al-Qur'an pun sudah tercantum tentang pemberian ASI ini, yaitu terdapat di Surat Al-Baqarah Ayat 233 yang berbunyi :

"Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara ma'ruf. Seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya. Janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan karena anaknya dan seorang ayah karena anaknya, dan warispun berkewajiban demikian. Apabila keduanya ingin menyapih (sebelum dua tahun) dengan kerelaan keduanya dan permusyawaratan, maka tidak ada dosa atas keduanya. Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, maka tidak ada dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut. Bertakwalah kamu kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan."

Namun dalam prakteknya, pemberian ASI tak terlepas dari kendala-kendala. Baik kendala dari bayinya maupun dari sang ibu.

Kendala yang dihadapi sang bayi dalam mendapatkan ASI nya, yaitu misalnya :

1. Adanya kelainan bayi seperi bayi sakit atau adanya abnormalitas pada bayi.
2. Bayi terlanjur diberikan susu formula pada hari-hari pertama kelahirannya.

Sedangkan kendala yang dihadapi sang ibu dalam pemberian ASI yaitu misalnya :

1. Ibu kurang atau tidak memahami tata laksana pemberian ASI yang benar (kurang ilmu & informasi).
2. Ibu kurang atau tidak mendapat dukungan dari lingkungan sekitarnya, seperti dukungan dari suami, orang tua, dan lingkungan terdekat lainnya.
3. Ibu kurang mendapatkan informasi tentang manfaat ASI dan atau segala sesuatu yang berhubungan dengan ASI dan bayi.
4. Produksi ASI sedikit/kurang.
5. Ibu ingin menyusui kembali setelah bayi mendapatkan susu formula.
6. Ibu bekerja
7. Kelainan yang terjadi pada ibu misal, puting ibu melesak masuk ke dalam, puting lecet, payudara bengkak, puting ibu luka, dll
8. Ibu hamil lagi padahal masih menyusui.
9. Ibu sakit.

Ada 3 aspek menurut pengalaman saya sebagai ibu bekerja agar sukses memberikan ASI ekslusif dilanjut sampai usia dua tahun pada bayi, diantaranya  adalah :

1. Niat yang kuat. Seorang ibu yang sedang mengandung, harus memiliki niat yang kuat untuk bisa memberikan ASI pada bayinya kelak. Niat kuat pun harus dibarengi dengan tindakan-tindakan untuk memperlancar ASI kelak ketika bayi sudah lahir, seperti membersihkan puting payudara, me-message payudara, memakan makanan sehat dan makan banyak sayuran yang merangsang produksi ASI. Karena memberikan ASI itu adalah hal yang berat, walaupun tidak sulit. Kalau tidak memiliki niat yang kuat, maka pemberian ASI tidak akan sukses.

2. Ilmu & informasi. Seorang ibu yang hendak mempunya bayi harus banyak-banyak menimba ilmu & mencari informasi tentang pemberian ASI dan menyusui, dengan membaca atau sharing pada sesama ibu yang sudah sukses memberikan ASI pada bayinya. Dengan banyaknya ilmu yang didapatkan tentang ASI dan menyusui, InsyaAllah pemberian ASI akan sukses.

3. Support atau dukungan. Support atau dukungan sangat penting dimiliki oleh busui. Karena dengan support, busui akan selalu termotivasi dalam pemberian ASI pada bayinya. Support yang sangat dibutuhkan busui terutama adalah support dari suami, orang tua dan mertua, dan orang-orang terdekat dalam lingkungan busui. Tanpa support atau dukungan dari mereka (terutama suami), pemberian ASI tidak akan sukses.


Niat yang kuat


Sewaktu saya hamil anak pertama dan anak kedua, saya sudah memiliki niat yang kuat untuk memberikan ASI eksklusif pada anak-anak saya, Farras dan Fayda. Niat ini saya sampaikan pada suami saya, dan suami saya pun mendukung. Walaupun sudah memiliki niat yang kuat, tapi sandungan masih selalu ada. Namun berhubung sudah niat, apalagi niat yang kuat, maka sandungan apapun bisa terlewati. Alhamdulillah. Di samping itu, saya pun melakukan perawatan-perawatan payudara sendiri secara sederhana. Misalnya dengan selalu membersihkan puting payudara saya dari kotoran-kotoran dan lemak saat mandi, me-message payudara, dan selalu meng-konsumsi makanan sehat terutama memperbanyak sayur dan buah agar nanti saat saya menyusui, produksi ASI saya lancar.


Ilmu & informasi


Untuk mendukung niat saya dalam memberikan ASI, sebagai calon ibu saya harus dibekali dengan ilmu dan informasi. Maka saya mulai melahap bacaan-bacaan tentang bayi, ASI dan menyusui. Apa saja manfaat ASI bagi bayi saya dan saya sendiri, bagaimana menyusui yang baik dan benar, makanan apa saja yang harus saya konsumsi supaya ASI saya lancar dll. Saya cari informasi tentang ASI ini sebanyak yang saya bisa. Saya sampaikan pada suami informasi apa saja yang sudah saya dapatkan tentang ASI ini, yang membuat suami saya pun semakin antusias dan semakin mendukung saya dalam pemberian ASI. Tak jarang suami pun ikut membaca-baca segala macam informasi tentang ASI dan menyusui, dan berdiskusi/mengobrolkannya bersama saya. Jadi terasa sekali ada kerja sama antara saya dan suami, bahwa walaupun yang hamil adalah saya, sebagai seorang ibu, tapi suami pun ikut andil dalam hal ini. Mengenai persiapan pemberian ASI dengan selalu membersihkan puting payudara dan me-message payudara sendiri pun, saya dapatkan informasinya dari membaca.


Support atau dukungan


Support atau dukungan sangat dibutuhkan oleh busui, terutama oleh suami ya... karena tanpa support, busui tidak akan bisa termotivasi. Bayangkan saja, di saat ibu lelah, ketika sedang tertidur lelap, harus bangun untuk menyusui. Kalau tak ada suami yang ikut menemani menyusui bayi di tengah malam yang sunyi, busui seakan tak memiliki semangat. Kalau suami tidak membuatkan susu menyusui untuk sang istri, di tengah keletihannya menyusui dan menyembuhkan rasa lelahnya sehabis melahirkan, rasanya walaupun hanya membuat susu untuk diri sendiri, tak akan sanggup. Kalau bukan suami yang menyuapi istri makan, ketika perut istri lapar sementara sang bayi menangis ingin menyusu, lalu siapa lagi yang akan memberikan itu semua? Ibu atau ibu mertua juga sebetulnya bisa, untuk itu support dari keduanya pun amat dibutuhkan.

Saya, ibu bekerja dengan dua orang anak yang sudah sukses memberikan ASI eksklusif pada dua buah hati saya. Namun begitu, saya bukannya tidak menemukan kendala-kendala. Saya sedih di saat ASI saya belum keluar di hari pertama bayi saya lahir. Dan kekuatan saya dapatkan manakala saya tahu bahwa bayi masih bisa bertahan selama beberapa hari walaupun belum diberi ASI. Saya sedih di saat ASI saya tidak banyak/banjir, sementara saya mendengar teman-teman saya yang lain kebanjiran ASI. Namun hati saya tidak hancur karena ada suplemen agar ASI lancar, juga makanan-makanan pelancar ASI seperti sayuran, diantaranya sayur katuk, bayam dan kol. Saya sedih ketika saya harus memompa ASI karena esoknya saya sudah harus kembali bekerja, namun ASI yang saya pompa tidak keluar. Namun saya dan suami mempunyai solusi dengan di saat jam kerja saya, saya meminta izin pada kantor supaya bisa pulang ke rumah terlebih dahulu untuk menyusui. Saat itu kantor saya tidak ada nursery room, sehingga saya tidak bisa membawa bayi saya ketika bayi saya ingin menyusui. Alhamdulillah-nya, rumah ibu mertua saya (saat itu untuk sementara waktu saya tinggal di rumah ibu mertua, sampai anak-anak saya sudah tidak membutuhkan ASI lagi, supaya saya lebih mudah dalam memberikan ASI), dengan kantor saya dekat, sehingga dengan mudah saya bisa bolak balik menyusui. Saya menangis di saat  usia 9 bulan, anak pertama saya sempat tidak mau menyusu pada saya, karena saya sakit. Dan saran dari dokter, saya tidak boleh memberikan ASI terlebih dahulu. Akhirnya anak saya saya beri susu formula selama 2 minggu. Setelah saya sembuh (saya sakit selama 2 minggu), saya hendak memberikan ASI lagi pada anak saya, dan ternyata anak saya tidak mau., karena mungkin sudah terbiasa mengedot. Saya pun menangis. Suamilah yang membesarkan hati saya. "Nanti dicoba lagi aja ya... " Begitu kata suami. Saya coba lagi dan lagi, Alhamdulillah anak saya mau lagi menyusu pada saya kembali, senang sekali hati saya :)

Kendala, lelah, sakit dan segala macamnya sudah saya lalui dalam pemberian ASI untuk bayi saya. Dan semuanya terbayar dengan tumbuh sehat dan cerdasnya anak-anak saya. Siapa yang tak merasa bahagia dan bangga tentunya ya....
Tidak, saya bukan ingin menyombongkan diri. Saya hanya berbagi pengalaman. Bahwa semua ibu menyusui pasti memiliki kendala dalam menyusui, namun jika kendala tersebut bisa terlalui, betapa bahagia dan puasnya....
Semoga cerita yang saya bagikan di sini bermanfaat, dan bisa memberikan sedikit asupan motivasi untuk ibu-ibu yang hendak menyusui.

kedua buah hati saya :)

31 comments:

  1. Saya sepakat. bagaimanapun juga ASI tetap dinomor satukan dalam proses perkembangan bayi. meskipun banyak alternatif lain yang diharapkan bisa maksimal, tapi bagi saya upaya ibu dalam memberikan ASI ini perlu ditekankan.

    ReplyDelete
  2. oh satu lagi buah hatinya cantik dan ganteng bu. cewek cowok hehe sesuai program pemerintah 2 anak cukup :D

    ReplyDelete
  3. Di setiap perjuangan, selalu ada kemudahan dan bantuan dari banyak pihak ya mba Santi :)

    ReplyDelete
  4. Yang penting niat dan semangat juangnya ya Mak. Apapun kondisinya, inshaAllah bisa melewati masa dua tahunnya ya. :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya mba, jgn lupa juga utk dukungan org2 sekitarnya. Tanpa itu, busui akan melemah

      Delete
  5. Cakep putra putrinya mba... Sukses ASI nya ya mbak, saya menyesal hanya 2 bulan menyusui karena kurangnya informasi ttg pentingnya ASI dan faktor lainnya....

    ReplyDelete
    Replies
    1. Makasih mba. Alhamdulillah saya sudah sukses memberikan ASI eksklusif plus dilanjut sampai usia dua tahun pada anak2 saya :)

      Delete
  6. Cakep putra putrinya mba... Sukses ASI nya ya mbak, saya menyesal hanya 2 bulan menyusui karena kurangnya informasi ttg pentingnya ASI dan faktor lainnya....

    ReplyDelete
    Replies
    1. makasih mba. gpp mba, yg penting anak2 tumbuh sehat :)

      Delete
  7. sepakat. ketiga hal itu oenting banget untuk memperlancar ASI

    ReplyDelete
  8. Setuju dengan 3 aspek diatas. Sayangnya masih banyak rumah sakit di daerah yang menganjurkan untuk memberikan sufor.

    ReplyDelete
    Replies
    1. nah itu, sayang sekali masih banyak klinik bersalin dan RS yg menganjurkan pemberian sufor

      Delete
  9. niatt kuattt itu yang utama, soale kalau dah patah semangat niatnya bakal ngejalar kemana2 ya mba

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya Cha... semoga bisa ASI ekslusif bayi-nya ya...

      Delete
  10. betul bgt, ibu ASI harus didukung karena emosi berpengaruh ke ASInya

    ReplyDelete
    Replies
    1. betul mba, kalo busui stres, sulit utk menyusui, ASI pun tersendat

      Delete
  11. Semoga saya juga bisa memberiksan ASI eksklusif pada anak saya nanti. Bismillah, mulai menanamkan niat.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aamiin. Dan minta dukungan sama suami, org tua, mertua, tempat bersalin, lingkungan sekitar ya mba...

      Delete
  12. Kadang niat yg kuat bisa melempem juga kalau nggak dibarengi dengan support system yg oke. Pengalaman nyata seorang teman. Abis melahirkan dan pengen ASI, tapi tinggalnya masih seatap dengan mertua dan kebetulan mertua lebih mantap cucunya minum sufor. Awalnya temanku tetap ASI, tapi mertuanya cerewet melulu dan mengeluarkan kata-kata pedas. Akhirnya temanku nggak tahan juga. Ibaratnya.. dia merasa sudah numpang, tapi masih dinyinyirin melulu, gak kuat juga akhirnya. Sedih...

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya mam Ubii... makanya selain niat, harus ada dukungan juga dari org tua, mertua, lingkungan terutama dari suami. Saya juga waktu melahirkan tinggal sama mertua, dan ketika saya kerja anak saya sama mertua. Dan mertua pun mendukung bayi utk diberi sufor, supaya gak nangis aja katanya. Tapi suami yg maju utk memberika pandangan dan pendapatnya pada mertua saya, agar pandangang mertua terbuka, bahwa hanya ASI-lah makanan dan minuman terbaik bagi bayi, tidak ada yg lain.

      Delete
  13. betul mba harus punya niat yg kuat klo mau memberi ASI biar enggak goyah dengan godaan2 yg lain :D

    ReplyDelete
  14. Ini bisa menjadi bekal mbak buat saya nanti kalau sudah punya anak dan sepertinya saya harus memberi semangat kepada calon istri saya, gk gk gk.

    ReplyDelete
  15. Niat yang kuat kadang juga harus disertai 'telinga yang tebal' mbak... Kalau kata saya sih... Buat menangkis serangan omongan orang yang kadang nyinyir tentang kemampuan kita untuk memberikan (hanya) ASI ke anak.

    ReplyDelete
  16. Niat yang kuat. Iya, aku ngrasain sendiri. Anak pertama, gagal ASI krn posisi msh kerja lapangan (jd dr awal sudah niat pasrah sama dot n sufor begitu cuti habis)..jadinya anakku bingung puting, bahkan sejak cuti blm habis.

    Yang kedua..niat bnget ASI...pertimbangan, ibunya di rumah, jauh lebih murah..lebih mudah..lebih sehat. Ini sukses. Anak ke 2..3 tahun baru sapih. Full asi.

    ReplyDelete
  17. Ilmu dan informasi berkaitan dengan ASI sungguh sangat penting untuk diketahui bagi setiap suami dan istri yang akan dan baru saja menikah.

    ReplyDelete
  18. waa si abang dan kakak sudah gede, ganteng dan cantik ya mba.. Setuju yang pertama itu ya kemauan dulu, dari hati si ibu,. DUkungan lingkungan juga membantu.

    Saya juga milih ga ikutan mba kalau sudah war2an. hihii.. biarlah yang seharusnya terjadi menjadi keharusan saja tanpa perlu diperdebatkan.. :-)

    ReplyDelete

terima kasih sudah memberikan komentar, kritik dan saran