Monday, January 18, 2016

Berkunjung ke Museum Zoologi Bogor

Karena udara di Kota Tua  saat itu cukup panas dan membuat mata kunang-kunang, akhirnya kami tidak terlalu lama berada di sana. Anak-anak saya sudah tidak tahan lagi dan ingin segera keluar dari keramaian di kota tua. Sepertinya situasi Kota Tua yang kebanyakan adalah wisata foto gedung-gedung sejarah dan beberapa seniman tidak membuat betah anak-anak berlama-lama di sana. Setelah menyantap makan siang dan istirahat sebentar, akhirnya kami melanjutkan perjalanan ke Bogor menggunakan Commuter Line.Perjalanan ini tidak direncanakan sebelumnya, karena ini ide mendadak dari anak saya yang pertama. Disamping anak-anak belum pernah naik Commuter Line, juga mereka ada keinginan mengunjungi Musium Zoologi yang berada di area Kebun Raya Bogor. Sebetulnya mengunjungi Kebun Raya Bogor sudah beberapa kali, namun selalu luput mengujungi musium zoologi ini.



Perjalanan dimulai dari stasiun kota yang letaknya cukup dekat dari Kota Tua, kami cukup berjalan kaki menuju stasiun. Di stasiun kota tidak perlu menunggu waktu lama untuk mengantri, kami sudah mendapatkan tiket untuk 4 orang seharga Rp. 5000 per orang untuk tujuan Bogor, ditambah uang jaminan tiket empat orang Rp. 40.000,- yang nantinya uang tersebut bisa diambil kembali dengan cara menukar tiket di stasiun tujuan. Aturan ini berlaku hanya untuk tiket sekali jalan saja, tapi tidak untuk yang berlangganan menggunakan commuter line. Saya sendiri baru tau aturan ini, semenjak saya hengkang dari jakarta setelah lulus kuliah tahun 1997. Pokoknya banyak hal-hal baik yang yang saya lihat dari pelayanan perusahaan kereta api sekarang. PTKA sudah berubah, semoga terus dapat memberikan pelayanan yang terbaik untuk masyarakat.

Beruntung saat itu keadaan di commuter line tidak terlalu padat, sehingga kami bisa mendapat tempat duduk yang nyaman. Walau sesekali anak-anak bertanya merasa kebingungan melihat tempat duduk yang berbeda dari umumnya kereta api yang biasa mereka tumpangi. Harap dimaklum anak-anak kami orang desa yang baru pertama kali naik commuter line..hehehhe. Pemandangan di dalam kereta (di gerbong yang kami tumpangi) saat itu pun sangat menyenangkan. Para penumpang laki-laki yang masih muda dengan tertib dan penuh kesadaran bergantian memberikan tempat duduk kepada ibu-ibu , anak-anak, wanita yang baru masuk gerbong tapi tidak mendapatkan tempat duduk. Saya pikir ini kebiasaan baik yang harus terus menerus dibudayakan, saling mengerti dan tenggang rasa. Alhamdulilah ya Allah SWT.



Setelah menempuh perjalanan kurang lebih 2,5 jam , kami pun tiba di stasiun Bogor. Sudah lama sekali kami tidak melihat stasiun Bogor, kini keadaannya cukup menyenangkan. Suasananya lebih rapih dibanding dulu sebelum dilakukan perubahan. Keluar dari stasiun Bogor, kami merasa lapar dan mencari tempat untuk makan sekaligus mencari penginapan yang murah meriah. Hanya sekedar untuk melepas penat malam ini. Anak-anak butuh istirahat, butuh tidur yang ada kasurnya :) Alhamdulillah kami mendapatkan penginapan yang sangat murah, di depan hotel Mirah tidak jauh dari Taman Topi. Semalam hanya Rp. 150.000,- Murah banget untuk ukuran penginapan di kota Bogor, walaupun kasurnya tak seempuk kasur di rumah :) Untungnya anak-anak gak protes :)

Museum Zoologi, Bogor
Setelah bermalam, paginya kami berkemas, hendak berkunjung ke museum zoologi yang berada di lokasi Kebun Raya Bogor. Kami masuk melalui pintu II. Setelah membeli tiket masuk Kebun Raya Bogor untuk 3 orang (Fayda free tiket) dan mendapatkan petunjuk menuju lokasi museum zoologi dari petugasnya, kami pun mulai menyusuri Kebun Raya Bogor. Saya baru tahu ternyata museum zoologi ini berdiri sudah cukup lama sejak tahun 1894 yang dikepalai oleh seorang Belanda bernama Dr. J.c Koningsberger.


ini dia kepala pimpinan museum zoologi yang pertama



Museum zoologi ketika kami datangi, masih sepi, karena memang waktu masih menunjukkan pukul 09.00 WIB. Pengunjungnya baru ada kami berempat, sehingga kami bisa lebih leluasa mengeksplor ruangan demi ruangan. Farras terlihat serius memperhatikan setiap bagian dari tulang-tulang hewan, binatang-binatang yang sudah diberi air keras yang diperlihatkan di museum zoologi ini. Lambat laun pengunjung semakin banyak. Saya pikir tak ada yang tertarik untuk mengunjungi meseum ini, tapi ternyata banyak juga yang masuk ke museum zoologi ini.


memperhatikan kerangka binatang



Badak di atas adalah badak terakhir yang ada di Priangan. Dalam tahun 1914 di daerah Karangnunggal Tasikmalaya, masih terdapat seekor badak jantan tua. Yang betina sudah dibunuh pemburu gelap dalam tahun itu juga. Karena badak jantan ini tidak dapat menggabungkan diri dengan sejenisnya di Cagar Alam Ujung Kulon Banten daerah perlindungannya, maka diputuskan untuk memburu badak ini bagi koleksi museum zoologi sebelum satwa ini jatuh ke tangan pemburu-pemburu gelap yang akan merugikan dunia ilmu pengetahuan. Tahun 1934 petugas-petugas museum berhasil menewaskannya dengan sebutir peluru. Makanan badak terdiri dari macam-macam ranting dan daun serta rumput. Perkembangbiakannya sangat lamban, beranak satu dan merupakan satwa lindungan terpenting di Indonesia maupun di dunia.

Ini adalah sebagian koleksi binatang-binatang yang ada di museum zoologi.:

yang di atas adalah koleksi ikan

Farras, Fayda dengan harimau

sero





serangga

Ketika kami hendak keluar menuju pintu, kami melihat kerangka ikan paus biru yang sangat besar yang digantungkan di atas. Kami semua terpukau melihatnya. Kerangka paus biru yang kami lihat adalah paus biru yang terbesar yang pernah hidup di dunia yang panjangnya 27,25 meter dan beratnya 119.000 kg. Paus biru termasuk binatang menyusui (mamalia). Makanannya terdiri atas binatang-binatang plankton, yang terdapat di semua lautan tetapi jarang di daerah tropika. Umur dewasa Paus betina setelah mencapai 5 tahun, masa mengandung 11 bulan. Anaknya mempunyai panjang 7 meter pada saat lahir.




Paus biru yang tinggal kerangkanya ini ditemukan mati terdampar di Pantai Pameungpeuk, Priangan Selatan pada bulan Desember 1916.

Alhamdulillah anak-anak terlihat senang dan puas bisa mengunjungi museum zoologi ini, apalagi Farras. Ilmunya tentang dunia hewan bertambah. Apalagi ketika masuk sekolah, gurunya memberi tugas bercerita tentang liburan murid-muridnya di buku tulisnya, dan ternyata Farras masih ingat tentang sejarah badak dan paus biru tersebut yang dia baca di museum zoologi, dan tulisannya mendapatkan nilai 90.

Setelah puas dan merasa lelah, akhirnya kami pun keluar dari museum zoologi ini. Kami menuju stasiun Bogor hendak pulang kembali ke Serang, transit di Stasiun Tanah Abang.


24 comments:

  1. Wah seruuuu... Selamat ya Farras dapat 90. Dulu kalau di sekolah dapat tugas nulis tentang liburan saya suka bingung nulis apaan. hehehe...

    ReplyDelete
    Replies
    1. kalo saya malah seneng dapet tugas mengarang :)

      Delete
  2. mirip di museum geologi bandung, ada tulang hewan :) seru pasti nih ajak anak kesini

    ReplyDelete
    Replies
    1. saya pengen banget ke museum geologi di Bandung, ngajak anak2

      Delete
  3. Eh iya aku pernah kesini dan anak2ku senang semua pas diajak kesini

    ReplyDelete
  4. kerangka pausnya gede juga ya mak,,,

    ReplyDelete
  5. Pas SMP kesini, sekarang tinggal di bogor malah belum pernah sama sekali.. jadi kangen pengen kesana lagi...

    ReplyDelete
    Replies
    1. SMP pernah sekolah di Bogor, tapi baru kali ini saya bisa kesini :)

      Delete
  6. woh, keren ya itu tulang-tulangnya dari besi., pengen deh ke tempat ini :))

    ReplyDelete
    Replies
    1. saya juga gak tau pasti ya, itu tulang2nya terbuat dari apa :)

      Delete
  7. Sepertinya waktu SMP aku pernah study tour kesitu. Ada fotonya tapi aku kok lupa pernah kesana. Memoryku terbatas banget heheee

    ReplyDelete
    Replies
    1. hehe... SMP mah udah lama sih mba, jadi wajar kalo udah lupa :)

      Delete
  8. entah udah berapa kali aku kesini mba. kayaknya tiap ada temen luar bogor yang minta diajak jalan ya tak ajak kemari

    ReplyDelete
  9. Waah... seru.. edukatif nih buat anak-anak

    ReplyDelete
  10. Anak2 pasti seneng ya Mbak diajak ke sini. Secara biasanya mereka tertarik sama hewan2 gitu... :)

    ReplyDelete
  11. Udah lama nggak Museum Zoologi. Sedih baca cerita badaknya. Tetap akhirnya harus dibunuh.

    ReplyDelete
    Replies
    1. saya sama Farras waktu baca kisah si badak ini pun ikut sedih

      Delete
  12. memang kebanyakan anak kurang antusias sama bangunan tua. ini lokasinya di kebon raya bogornya ya mbak. mau ahbawa pascal alvin kesana

    ReplyDelete

terima kasih sudah memberikan komentar, kritik dan saran