Thursday, August 25, 2016

Berwisata ke Pulau Tiga dan Sejarah Pelabuhan Karangantu

Tanah airku ku tidak kulupakan.... 
Setiap kali saya menyanyikan atau mendengarkan lagu Tanah Airku ciptaan Ibu Sud tersebut, pasti air mata saya menggenang. Gak tau ya kenapa, bawaannya terharu, ingin nangis. How I love Indonesia, sungguh #AkuCintaIndonesia. Syair dan musiknya menyentuh hati :)

Tempat wisata saya dan keluarga sekarang ini tak jauh-jauh dari daerah pantai dan laut, karena memang lokasi rumah saya yang berada di Serang tak jauh dari Anyer dan sekitarnya yang terkenal dengan tempat wisata pantainya. Kali ini pun saya akan menawarkan pesona pantai. Tapi bukan pantai yang berada di Anyer yang biasa kami kunjungi, tapi berupa pulau yang ada di daerah Teluk Banten, tepatnya Pulau Tiga.

Untuk menuju ke Pulau Tiga, kami melalui jalur Pelabuhan Karangantu, jalur yang paling dekat dari Serang menuju Pulau Tiga.




Saya tahu tentang wisata Pulau Tiga dari poster di atas, dan karena tertarik, saya daftar paket untuk 4 orang. Enaknya paket, kita gak usah mikirin apa-apa lagi. Naik perahu tinggal naik, pengen makan, mau naik banana boat, mau snorkeling dan main kano tinggal bilang sambil memperlihatkan tiket yang sudah kami beli pada pos penjaganya.

Kami berangkat dari rumah sekitar jam 7 pagi, karena perahu akan meninggalkan pelabuhan Karangantu sekitar jam 8.30 WIB. Jalan menuju Karangantu sedang dalam perbaikan, sehingga perjalanan sedikit terhambat. Melewati wisata sejarah Kaibon yang tinggal reruntuhannya saja, kami pun akhirnya sampai di pelabuhan Karangantu sekitar jam 8. Di pelabuhan kami harus menunggu rombongan yang lain.


Menunggu rombongan dari Jakarta


Setelah rombongan sudah lengkap, kami pun mulai memasuki perahu yang tertambat di pelabuhan. Sayangnya, pelabuhan yang dulu terkenal dan terbesar kedua setelah pelabuhan Sunda Kelapa di Jayakarta dulu, sekarang terlihat tak terawat. Di pelabuhan banyak sampah dan terkesan kumuh. Sayang sekali :(




Menurut buku berjudul 'Mengenal Peninggalan Sejarah dan Purbakala Kota Banten Lama' oleh Uka Tjandrasasmita, Hasan M Ambary, Hawany Michrob, pelabuhan Karangantu ini menjadi tempat persinggahan para pedagang sebelum melanjutkan perjalanan ke benua Australia. Itu terjadi pada abad 16. Sekarang ini Karangantu menjadi bandar laut yang terlupakan. Padahal, dulunya adalah pelabuhan kelas dunia. Pelabuhan yang pernah tercatat menjadi bagian Jalur Sutra. 


Sudah duduk manis di dalam perahu, menunggu perahu berlayar :)


Sempat bertanya-tanya, nama Karangantu berasal darimana, ternyata nama karangantu menurut mitos yang beredar di masyarakat lahir karena saat itu ada seorang Belanda yang membawa guci berisi hantu. Hingga suatu hari guci tersebut pecah, dan hantu yang ada di dalamnya keluar. Entah benar tidaknya cerita tersebut. Dulu pelabuhan Karangantu ini bernama kampung nelayan. Namun sejak cerita tentang guci berhantu tersebut, kampung nelayan berubah nama menjadi Karangantu.

Perang saudara antara Sultan Haji dengan ayahnya, Sultan Ageng Tirtayasa menjadi titik balik kehancuran Banten Lama. Sejak itulah, pengaruh kesultanan Banten mulai pudar. Pusat pemerintahan Banten pun dipindahkan ke Serang, dan akhirnya Banten Lama semakin ditinggalkan yang akhirnya tak terurus. Pelabuhan Karangantu tak lagi dilirik karena kondisi lingkungan akibat pengendapan lumpur tak memungkinkan kapal singgah. Pelabuhan Karangantu yang dulu memiliki sejarah, sekarang hanya tinggal nama. Hanya tinggal kapal-kapal nelayan pencari ikan saja yang masih berlayar.








Kapal mulai berlayar. Perjalanan mungkin sekitar satu jam lebih. Hamparan laut biru dan langit yang cerah terpampang. Hembusan angin menerpa wajah. Terasa segar. Pemandangan hutan bakau pun terlihat dari kejauhan, dan akhirnya sampailah kami di Pulau Tiga. 
Dari perahu, kami menyebrangi jembatan yang sudah disediakan yang terbuat dari bambu. 

Woww... ternyata sudah ramai. Banyak yang sedang berfot-foto dan memandangi keindahan laut dari kejauhan. Kami pun mencari saung/joglo yang masih kosong, yang sudah termasuk harga paket yang telah kami bayar. Oh iya untuk yang mau menginap juga disediakan villa. Tapi kali ini kami tidak berencana untuk menginap. 







Sayangnya pinggir pantainya bukan pasir, tapi karang sehingga tidak bisa lepas sendal/sepatu, karena kalau tanpa alas, kaki jadi sakit. Anak-anak langsung menuju ke tengah pantai. Bermain air, snorkeling dan kano, bahkan sempat mencari kepiting kecil, anak-anak terlihat menikmati wisatanya kali ini. Panas terik matahari tak mereka hiraukan. Bahkan perut lapar pun tak mereka pedulikan. Mereka enjoy dan sepertinya enggan untuk beranjak pulang.

Hanya banana boat saja yang tak kami ambil, karena Farras tidak mau. Khawatir digulingkan katanya :)




Farras yang paling lama snorkeling :)

Suami dan anak-anak bermain kano :)


Keseruan berwisata ke Pulau Tiga membekas, walaupun tempat ini tak sepenuhnya kami eksplorasi. Ingin juga suatu saat berwisata ke pulau-pulau lainnya yang ada di Indonesia. Apalagi pulau yang ada di luar pulau jawa. 

Alam Indonesia memang selalu menyuguhkan keindahan yang tiada tara. Keindahan yang diakui oleh wisatawan domestik maupun wisatawan luar negeri. Yang membuat kami selalu merasa ketagihan untuk selalu melihat dan merasakan nuansa keindahan dan keelokan Indonesia. #AkuCintaIndonesia.

26 comments:

  1. Suasana liburan udah lewat mba bagi kami yang masih menempuh pendidikan hehe.

    ReplyDelete
  2. Suasana liburan udah lewat mba bagi kami yang masih menempuh pendidikan hehe.

    ReplyDelete
    Replies
    1. sebetulnya ini liburan setelah lebaran kemarin, baru sempat posting hehe

      Delete
    2. Owh hehe berarti saya yang kurang peka ^_^

      Delete
    3. Owh hehe berarti saya yang kurang peka ^_^

      Delete
    4. Owh hehe berarti saya yang kurang peka ^_^

      Delete
  3. Aku belum pernah ke Pulau Tiga, mba. Jadi tahu kalau ada tempat yang menarik namun mudah dijangkau. Kalau pasirnya putih bersih tentu lebih keren ya mba :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. main mba ke pulau tiga, ada tempat utk menginapnya juga. kebetulan tempat yg saya datangi berkarang, tapi ada yg berpasirnya juga kok :)

      Delete
  4. Berwisata dengan model paket begitu enak ya, Mbak, rasanya lebih ke fokus menikmati perjalanan :)

    ReplyDelete
  5. Wah..seru bunda outingnya, jadi kepengen

    ReplyDelete
  6. Aku blm pernah ke pulau tiga euy, kalo pulau lima dan pulau dua udah. Keren jg ya pulau tiga. Pingin ih

    ReplyDelete
    Replies
    1. ayo mak nurul ke pulau tiga, saya malah blm ke pulau lima, pulau empat, pulau dua. baru pulau tiga aja nih... :)

      Delete
  7. paling deg-dengan deh kalo naik perahu, takut tenggelam soalnya gabisa berenang hehe

    ReplyDelete
  8. aku lho baru tau ada yang namanya pulau tiga di banten sana mbak, memang belum menjelaljah banget ke banten sih

    ReplyDelete
    Replies
    1. ayo mak Ev ke banten. banyak pulau lho di sini :)

      Delete
  9. Wah enak ya bisa nyelem :D
    btw airnya jernih banget pula,, duh duh.. siapa coba nggak pengen kesana :D

    ReplyDelete
  10. Waw, paket murah! Dan bisa mengenal Tanah air lebih luas ... :)

    ReplyDelete
  11. wah seru mba jalan2 ke pantai, jadi kangen pengen ke pantai lagi :D

    ReplyDelete
  12. saya juga mau bawa anak-anak ke pulau Tiga, seru nya naik Kano ya :)

    ReplyDelete
  13. karang di pantainya itu gede2 juga ya..
    di dasar lautnya juga masih keliatan karangnya..
    nggak apa2 sih, jadi punya variasi pantai

    ReplyDelete
  14. Wah asik banget ya kayanya buat wisata keluarga. mantap nih. boleh dicobaa. hehee. deket juga.

    ReplyDelete

terima kasih sudah memberikan komentar, kritik dan saran