Friday, October 28, 2016

{Review Novel} The (Un) Lucky Girl



Judul Buku : The (Un) Lucky Girl
Penulis : Lonyenk Rap
Penerbit : Stiletto Book
Cetakan : ke-1, Maret 2013
Jumlah hal : 160ISBN : 9786027572133

Novel ini bercerita tentang seorang gadis bernama Serenada Dewi (Nada) yang menjadi mesin obsesi ibunya, Helen. Ketika masih muda Helen memiliki obsesi untuk menjadi penyanyi terkenal, namun dilarang keras oleh ayahnya karena kehidupan seorang penyanyi penuh dengan hura-hura, diperbudak oleh uang dan penuh dengan panggung sandiwara. Karena cita-cita Helen untuk menjadi penyanyi terkenal kandas, maka akhirnya Helen berharap bisa mewujudkan mimpi-mimpi usangnya menjadi terkenal pada anak semata wayangnya, Nada. Sejak kecil Nada sudah dimasukan ke dalam berbagai macam jenis kegiatan seni. Mulai dari les vokal, piano, kelas drama, modelling dan juga klub tarian pop modern. Semua dipelajari Serenada. Padahal kondisi keuangan keluarganya tidaklah mencukupi untuk segala macam jenis les yang Helen cekoki pada Nada. Semetara, ayahnya Nada, Panca Buwana adalah seorang pemabuk.

Sampai akhirnya, sebuah perusahaan rekaman besar mengontrak Nada. Nada dan Helen pun pindah ke Jakarta dari kampung halamannya Mempawah (Kalimantan Barat). Dan dari sinilah karir Nada melonjak. Namun dibalik kesuksesan Nada sebagai penyanyi ternama, tidak Nada sadari ada seorang temannya yang sudah Nada anggap sebagai sahabat yang ternyata menusuk dari belakang. Adalah Carmen Hara yang menaruh kecemburuan dan kebencian pada kesuksesan Nada. Carmen iri akan kecemerlangan karir Nada. Carmen ingin seperti Nada. Carmen adalah seorang model yang tadinya ingin menjadi penyanyi besar seperti Nada, namun takdirnya berkata lain. Kebencian Carmen bertambah semenjak Andi Kenzo menjadi kekasih Nada. Ternyata Carmen menaruh hati pada Kenzo. Dan Carmen berbuat licik dengan menjebak Kenzo, sehingga membuat Nada percaya bahwa Kenzo mengkhianatinya.
Dibalik kesuksesan Nada, dia memiliki banyak masalah yang tidak bisa dia selesaikan dengan baik. Ayah ibunya bercerai, pengkhianatan Kenzo dan Carmen, juga karirinya yang di ujung tanduk. 

Pesan moral dari novel ini, bahwa kita tidak bisa memaksakan sesuatu pada seseorang, terlebih pada anak kita. Biarkan anak memilih apa yang menjadi hasrat dan keinginannya, orang tua terutama ibu hanya bisa membimbingnya. Karena kehidupan anak bukanlah milik kita, anak adalah milik masa depannya sendiri. Anak adalah panah, dan orang tua yang mengarahkan kemana arah panah tersebut akan dilepaskan.

Sebetulnya novel ini adalah novel yang ringan, namun pesan moralnya yang penting. Intrik-intrik dalam dunia hiburan yang memang sepertinya sudah kita pahami semua, ada di sini. Seperti kebencian, kecemburuan, pengkhianatan dll. Namun semuanya terbalut oleh seorang Serenada Dewi, seorang super star yang tak memiliki sifat-sifat buruk. Hanya saja karena keadaan keluarga Nada yang tidak harmonis, membuat Nada tidak bisa menghadapi permasalahan dalam hidupnya. Point penting lagi, bahwa sebagai orang tua, terutama ibu, harus bisa menanamkan pada anak, bagaimana memecahkan permasalahan-permasalahn hidupnya kelak, ketika anak sudah remaja dan dewasa.

Di awal-awal membaca novel ini, tidak ada kesalahan teknis pada novel ini, seperti kesalahan mengetik atau yang lainnya. Namun ketika sudah lewat dari pertengahan isi novel ini, saya menemukan ada beberapa kalimat yang tidak berspasi. Agak kurang nyaman aja sih bacanya... Selebihnya, secara keseluruhan, novel ini bagus :)

"Resensi ini diikutsertakan pada campaign #AkuCintaBuku bersama Stiletto Book  dan Riawani Elyta."

18 comments:

  1. Jadi kasian sama Nada, Mbak. :( Ditusuk sama sahabat sendiri itu loh yg bikin nyes. Huhuhu. Jadi penasaran deh sama buku ini!

    ReplyDelete
  2. Dramanya kerasa banget ya kayaknya. Selamat buat penulis dan pembacanya.

    ReplyDelete
  3. aku ngerasa emosi mbacanya.. jadi penasaran sama bukunya... :D

    ReplyDelete
  4. Agak dramatis juga ngebacanya Mbak. Aku njuk penasaran pingin baca juga :)

    ReplyDelete
  5. orang tua yang penting membimbing. Setuju :)

    ReplyDelete
  6. Kasihan Nada-nya.

    Seperti di kehidupa nyata, ada juga teman dekat yg iri dan akhirnya menusuk dari belakang.

    ReplyDelete
  7. Sudah ada ISBN (International Standar Book Number) wawww. Soal reviewnya bagus eui. Memang askit eh salah sakit juga sih digituan sama temen sendiri. Nyesek tralala

    ReplyDelete
  8. Dari resensinya sudah menarik. Kayaknya saya harus lebih terbuka dengan novel dari genre2 lain hehe

    ReplyDelete
  9. Novel yang menginspirasi ya, Mbak, terutama bagi setiap orangtua agar tidak suka memaksakan kehendak kepada anaknya. Sebab, anak tentu mempunyai rasa suka, kecenderungan, dan bahkan potensi yang tidak harus sama dengan orangtuanya.

    ReplyDelete
  10. Nada menjadi penyaluran obsesi orangtuanya ya. Kasihan kalau gitu :(

    ReplyDelete
  11. Teh apa kabar? sudah berapa GA yang Teh Santi ikuti hehehe...

    ReplyDelete
    Replies
    1. hahaha... ratu GA tapi gak menang2 :) Alhamdulillah baik mas Taufik :) Kemana aja nih...

      Delete
  12. Ini menyentil para ortu yang seringkali menaruh obsesi pribadi ke anaknya

    ReplyDelete
  13. Iya Mbak, untung suamiku selalu nahan, kalau aku mau ikutin Fira lomba bayi sehat kek, lomba balita lincah dan lain-lain, Eh ini kok Fira sedang seneng-senengnya nyanyi, jadi pingin aku les-in nyanyi. Lagi-lagi sama suami gak boleh ^-^ meweq.

    Tapi emang biarin saja ya, nanti anak yang akan minta sendiri kok.
    *malah jadi tjurhat

    ReplyDelete
  14. Karir, prestasi, menjadi bintang adalah diantara "ujian".
    Apakah dapat membuat diri lebih berharga atau sebaliknya.
    Sementara bisikan nafsu senantiasa menghasut.

    Sebagai orang tua, lindungilah buah hati dengan iman.
    Kawal terus bakat n kemauan anak.
    Jika sekiranya akan membahayakan dunia dan akhiratnya ... tegaslah.

    ReplyDelete
  15. Iya betul...kasian juga ya kalau anak malah jadi mengikuti obsesi ibunya. Jadi artis atau apalah...padahal si anak ga suka. Biarlah anak-anak berkembang dgn sendiri, orang tua membimbing dan memberi rambu-rambu

    ReplyDelete
  16. Orang tua adalah segalanya.. tanpa mereka kita tidak akan bisa menjadi sekarang ini.

    ReplyDelete

terima kasih sudah memberikan komentar, kritik dan saran