Bersyukur negara kita di
indonesia dan beberapa negara lainnya diberikan iklim tropis, dimana hanya ada
2 musim yaitu musim hujan dan musim kemarau. Ketika musim hujan diberikan curah
hujan yang cukup, dan ketika musim kemarau pun diberikan suhu yang normal untuk ukuran manusia dan makhluk
hidup lainnya. Namun yang pasti tentunya makhluk hidup diberikan kemampuan
beradaptasi yang baik menghadapai musim di negaranya masing-masing. Di beberapa
belahan bumi lain contohnya bisa menghadapi musim dingin yang tentunya
bagi kita penduduk indonesia diperlukan
adaptasi yang baik untuk menghadapai musim dingin tersebut. Ketika musim
panaspun bisa menghasilkan suhu yang ekstrim, dimana pada saat itu cuaca yang
terjadi bisa di atas suhu normal seperti di negara-negara tropis. Di belahan
kutub utara /selatan bumi bahkan suhu dingin bisa berlangsung sangat lama.
Musim di kutub utara memiliki siklus es, artinya setiap beberapa bulan es akan
mencair dan kemudian membeku kembali. Beda dengan di kutub selatan yang tidak
memiliki siklus tersebut, kalaupun es mencair di kutub selatan mungkin sebabnya
adalah adalah global warming.
Lalu bagaimana dengan musim penghujan
di negeri kita? Apakah selamanya bisa bermanfaat bagi kelangsungan hidup
makhluk hidup di dalamnya ? Tentu kita semua sudah menyadari bagaimana dampak
negatif ketika musim hujan datang. Hujan adalah anugerah dan nikmat dari yang
Maha Kuasa yang sejatinya bisa dimanfaatkan yang sebesar-besarnya bagi makhluk
hidup. Air yang berlimpah dari hujan yang turun tentunya jika dikelola dan
dimanfaatkan dengan bijak tidak akan berdampak buruk bagi kehidupan makhluk
hidup. Namun apa yang terjadi sampai hari ini, hujan yang datang ketika musim
penghujan tidak sedikit yang menerima dampak negatifnya. Seperti banjir, tanah
longsor dan kerusakan-kerusakan lainnya. Pohon-pohon banyak ditebang, daerah
resapan air yang dibangun dengan gedung-gedung tinggi, buang sampah sembarang
ke sungai adalah contoh kecil dari penyebab bencana yang ditimbulkan oleh
hujan. Coba kita pikirkan sejenak bagaimana Tuhan telah menciptakan
keseimbangan di bumi ini dengan sangat sempurna. Air yang datang berlimpah
ketika musim penghujan, bisa dialirkan ke laut melalui sungai, bisa diserap
tanah, bisa disimpan oleh hutan-hutan yang berpohon lebat. Namun kerusakan yang
terjadi karena akibat ulah manusia menyebabkan air yang datang tersebut tidak
dapat melakukan siklusnya dengan normal, yang terjadi adalah : longsor yang
disebabkan lereng-lereng yang gundul, sungai meluap karena banyak sampah yang
menyebabkan pendangkalan, air tidak dapat meresap ke dalam tanah karena
daerah-daerah resapan yang sudah dibangun oleh gedung-gedung tinggi dan masih
banyak lagi dampak negatif dari ulah manusia.
Hujan yang turun harus
selalu kita syukuri karena hujan memberikan banyak manfaat untuk kelangsungan
hidup makhluk hidup. Dan juga karena yang turun adalah hujan air, gimana coba
kalau hujan batu? Hehehe.... Tentunya berbahaya. *halah skip aja deh, mana ada
hujan batu* J
Tapi ternyata ada lho hujan yang berbahaya bagi kelangsungan hidup makhluk
hidup. Hujan yang berbahaya? Hujan apa itu? Namanya hujan asam. Ada yang sudah tahu? Atau mungkin malah baru dengar?
Hujan asam itu hujan air, tapi memiliki tingkat keasaman atau pH di bawah 5,6.
Air yang terlalu asam berbahaya bagi makhluk hidup dan juga bangunan yang ada
di sekitar kita. Air yang aman kita gunakan memiliki tingkat keasaman atau pH
netral yaitu 7. Jika pH air di bawah 7, maka tergolong asam. Jika hujan asam
mengenai logam, dapat menyebabkan karat, jika mengenai batuan, akan mengikis
batuan tersebut. Sedangkan bagi makhluk hidup, hujan asam dapat menghambat
pertumbuhan bahkan bisa menyebabkan kematian.
Hujan asam yang masuk ke
dalam tanah, merusak kandungan unsur hara sehingga menyebabkan tanah menjadi
tidak subur, dan tumbuhan yang tumbuh diatasnya jadi layu dan akhirnya mati.
Jika air hujan asam sampai terminum oleh hewan, akan menghambat pertumbuhan
hewan, bahkan menyebabkan kematian. Jika air asam masuk ke dalam perairan, bisa
menyebabkan ikan dan tumbuhan di sekitar perairan tersebut mati.
Hujan asam secara alami
terjadi karena adanya letusan gunung berapi. Tapi... kebanyakan hujan asam
terjadi karena ulah manusia. Hujan asam bisa terjadi karena asap kendaraan bermotor, asap pabrik
dan asap pembangkit listrik tenaga batu bara yang mengandung gasnitrogen oksida (Nox) dan sulfur dioksida (SO2). Kedua gas tersebut apabila bereaksi
dengan uap air di awan dapat membentuk zat asam. Zat inilah yang akan turun
menjadi hujan asam. Membayangkannya, mengerikan ya? Mengingat tingkat polusi
udara kita semakin meningkat.
Salah satu cara mencegahnya
dengan mengurangi penyebab hujan asam, yaitu asap pabrik dan kendaraan
bermotor. Tinggal manusianya sendiri, apakah bijak dalam menggunakan energi dan
sumber daya alam yang ada, atau tidak.
Sumber bacaan : Komik Kuark
Di Indonesia udah pernah hujan asam belum sih? Bagaimana cara mengecek hujan tersebut asam atau tidak?
ReplyDeletepernah ada, ya itu sekitar th 2001-2013. Ngecek-nya dari pH nya mba...
DeleteAku juga baru tahu nih soal hujan asam. Mungkin harus sering2 dikasih penyuluhan atau bagaimana ya agar kita semua turut menjaga kelestarian alam? TOh juga buat kebaikan kita semua
ReplyDeleteiya mba, mungkin seminar juga...
DeleteSereeem yah. Kalau baca tingkah laku manusia jadi ngeri. Dari mulai menghasilkan asap kendaraan sampai memangkas habis pepohonan.
ReplyDeleteHwuaaa... mudah2an Indonesia tetap baik2 saja terhindar dari segala bencana termasuk hujan asam ini
Aamiin. Iya mba bener2 sereem
DeleteKalau banyak orang bilang hujan kalau baru turun kemungkinan masih hujan asam. Makanya kalau mau mandi hujan mendingan tunggu hujan sampe deras banget. Entah bener atau enggak, saya gak tau. Tapi memang enak mandi hujan saat deras, sih :D
ReplyDeleteNgeri juga efek dari hujan asam ini, bisa merusak lingkungan
ReplyDeletejadi diukur phnya ya Mbak, kalau phnya asam merusak banyak perabot dech kalau kena,
ReplyDeleteagak ngerii gitu ya ngebayangin efeknya dari hujan asam, tapi ini bisa jadi pengingat manusia soalnya apa yang didapat itu adalah hasil dari apa yang kita perbuat
ReplyDeletedi Indonesia sudah pernah tapi aku belum merasakan mbak
ReplyDeleteNgeri juga ternyata, skrg mdh2an ga terjadi lagi....
ReplyDeleteTerima kasih informasinya Bu
ReplyDeleteSalam saya
Mengerikannya, Mbak .. di kota saya kendaraan bermotor makin banyak. Jalanan makin macet. Polusi udara makin banyak :(
ReplyDeletehujan asam? ini baru pertama kalinya saya dengar loh Mbak,,
ReplyDeletemana hujannya mengerikan lagi, bukannya memberi kehidupan malah mematikan :(
jadi ingat pelajaran saat aku SMP dulu mbak, dulu ama guru geografiku
ReplyDelete