Wednesday, January 18, 2023

Roti Gulacir, Salah Satu Penganan Khas Serang

 


Suatu hari saya sedang scroll medsos facebook saya, lalu tiba-tiba muncul video dari media lokal kota Serang bercerita tentang Roti Gulacir. Saya kepoin. Penasaran, roti gulacir? apaan ini? Kok saya yang orang Serang baru tau ada roti gulacir, salah satu penganan khas Serang? Seperti apa rasanya? Dimana bisa didapatkan? 

Hasil mencari info melalui jari jemari (sekarang ini mencari info bukan hanya menggunakan mulut dengan bertanya, tapi menggunakan jari jemari pun bisa wkwkwkwk..), akhirnya saya menemukan lokasi dimana dijual roti gulacir ini.

Roti Gulacir ini tidak bisa ditemui atau dibeli di semua pasar atau toko, karena roti ini roti jadul, roti kampung dimana tidak semua orang akan suka akibat banyaknya roti-roti enak yang sudah dimodifikasi dan banyak dijual. Roti Gulacir ini hanya ada di pasar-pasar tertentu. Makanya saya juga baru tahu ada roti khas Serang seperti ini. Saya juga mendapatkannya langsung ke tempat pembuatnya atau pabrik home industry- nya.


Lokasi Pembuat dan Penjual Roti Gulacir

Setelah saya mendapatkan info tentang dimana saya bisa mendapatkan Roti Gulacir yang 'asing' di telinga saya ini, akhirnya hari Ahad saya dan suami mencari lokasi pembuat dan penjual roti tersebut. Lokasinya lumayan jauh dari lokasi rumah saya, yaitu di daerah Waringin Kurung, Kramat Watu. Setelah sempat nyasar, Alhamdulillah akhirnya kami bisa menemukan lokasinya.

Sebetulnya Waringin Kurung, Kramat Watu ini daerah yang tidak asing bagi kami, karena kami sudah beberapa kali ke daerah ini, bahkan bersepeda pun pernah kesini. Tapi nama kampung/desanya berbeda dengan tempat yang pernah kami datangi saat bersepeda. Menggunakan google map untuk mencari lokasi penjual roti gulacir, malah salah. Google map kadang memang begitu ya... :)




Setelah sempat bertanya pada ibu-ibu, akhirnya kami pun menemukan pembuat dan penjual Roti Gulacir ini. Ternyata sebuah rumah yang lumayan besar bercat biru. Di samping pagarnya tertera seperti spanduk bertuliskan Sedia : Roti Gulacir. Rumah ini satu pagar, tapi sepertinya dibuat 3 rumah. Saya sempat bingung, harus mengetuk pintu rumah yang mana? Saya lihat ada rumah di pojok yang pintunya sedikit terbuka. Lalu saya langsung memberi salam. Tiga kali salam belum ada jawaban, tak berapa lama, pintu rumah yang tengah terbuka, keluar seorang ibu. Saya tanya, "Betul bu, jual roti gulacir?" Dengan ramah si ibu menjawab, "Iya betul, masuk Bu.." Saya pun mengikuti si ibu untuk masuk ke rumahnya. Di dalam rumahnya sederhana, berubin semen tapi adem. Si ibu menunjukan roti gulacir, yang ada di meja besar, sudah di packing. "Tinggal ini Bu, rotinya. Baru bikin tadi pagi." Kemasan roti ini sangat sederhana, jauh dari kata modern dari para penjual roti inovasi yang dijual di kota-kota besar. "Berapa Bu, sebungkus ini?" Tanya saya. Bungkusan plastiknya besar, tapi berisi roti yang sudah dipotong kecil-kecil. "Delapan belas ribu sebungkus. Itu sudah dipotong-potong, kalau masih baru keluar dari loyang, bisa dibeli nggak dipotong-potong juga." Jawab si ibu penjual. Ternyata si ibu itulah yang membuat langsung roti gulacir ini, juga langsung menjualnya di rumahnya. Kata si ibu, resep roti ini sudah turun temurun dan tidak menggunakan pengawet. Pemanggangannya tidak menggunakan kompor, tapi secara tradisional, menggunakan kayu bakar. Pantas saya lihat di belakang rumah si ibu ada banyak sekali kayu yang diikat, ternyata untuk bahan bakar pembuatan roti ini. Bahan utamanya hanya tepung dan gula putih. Si ibu menunjukan karung-karung gula putih yang ada di rumahnya yang masih utuh. Dan ternyata di kolong/bawah meja banyak kardus-kardus yang berisi roti-roti gulacir ini yang merupakan pesanan orang lain, tinggal diambil saja. Ada juga yang membeli tapi untuk dijual lagi di pasar, kata si ibu. Dan si ibu ini pun sedang melatih anak-anaknya membuat roti gulacir ini, supaya resep turun temurunnya tidak punah.

Kata si ibu ini lagi, roti ini tahan 5 sampai 6 hari. Boleh dimasukin ke kulkas. Jika keras, bisa di goreng.


Setelah sedikit mengobrol sama si ibu pembuat dan penjual roti gulacir ini, sekedar melepas kekepo-an saya tentang roti gulacir, akhirnya saya pamit undur. Saya membeli 2 pack roti gulacir.


Satu pack nya besar sekali dan berat, isinya ada sekitar 25 potong roti gulacir kecil-kecil.

Rasa dari Roti Gulacir

Penasaran dong ya, sama rasanya. Sesampainya di rumah, saya membuat 2 cangkir kopi, untuk saya dan suami saya sebagai teman memakan roti ini. Katanya, memakan roti gulacir ini lebih enak dan nikmat jika ditemani dengan kopi atau teh pahit, karena roti gulacir ini ternyata diatasnya seperti ada karamel gula gitu, jadinya terasa manisnya. Tapi saya dan suami tidak suka kopi pahit, jadi saya pun membuat kopi plus gula :)

Diatas rotinya seperti ada lelehan gula pasir, jadi lengket-lengket gitu, tapi tipis. Rotinya seperti roti bantat, tapi lama kelamaan terasa enaknya. Dan memang benar, dicelup ke dalam kopi lebih nikmat, apalagi kalau kopinya kopi pahit. Intinya memang ini roti, roti jadul, roti jaman saya kecil, roti yang sering ada di warung-warung kecil. Suami saya bahkan bilang, "Ini sih roti saya kecil Bu, sering beli di warung, tapi memang sekarang udah gak ada lagi. Ibu juga pasti pernah makan deh, coba ingat-ingat." Saya mencoba mengingat masa kecil dengan rasa roti yang saya kunyah. Hmmm... iya, roti masa kecil saya yang rasa dari roti ini sudah bertahun-tahun lamanya menghilang, dan sekarang ternikmati lagi. Subhanallah...

Besoknya, satu pack saya bawa ke kantor, karena gak mungkin 2 pack besar begitu bisa kami habiskan semua. Dan ternyataaa... laris manis Roti Gulacir yang saya bawa ini, walaupun roti kampung yang rasanya seperti roti bantat, tapi terasa nikmat di mulut :) Alhamdulillah.

Di rumah ada sisa sekitar 5 bungkus kecil-kecil roti, saya masukan ke kulkas supaya lebih awet. Besoknya, saya coba goreng, ingat pesan si ibu pembuat roti gulacir. Dan ternyata memang enak dan lebih empuk.

Sejarah Roti Gulacir

Nama dari Roti Gulacir ini diambil dari kampung dimana roti ini dibuat. Kampungnya bernama Kampung Gulacir, maka nama rotinya pun disamakan dengan nama kampungnya. 

Konon katanya Roti Gulacir ini sudah ada sejak zaman Kesultanan Banten dan Roti Gulacir ini disebut juga Roti Sultan, karena jika Sultan Banten datang ke kampung Gulacir, suguhan untuk Sultan pasti Roti Gulacir ini.

Roti Gulacir adalah roti kampung yang rasanya seperti roti bantat tapi nikmat, roti yang semasa kecil pernah merasakan namun sudah terlupakan.

17 comments:

  1. Bener sih ya Mbak, kalau anak sekarang mungkin belum tentu suka. Tapi kalau yang pernah merasakan jajanan jadul, makan makanan seperti roti gulacir ini bisa jadi nostalgia rasa.

    ReplyDelete
  2. kalau brownies itu bolu bantat, roti Gulacir ini roti bantat ya Mbak :)
    jadi penasaran nih... kuliner khas daerah yang jadul-jadul itu emang biasanya unik dan seru ya, bisa banget buat orang penasaran.

    ReplyDelete
  3. Ternyata nama rotinya dari nama tempat, awalnya saya pikir karena ada gula yang dioles di rotinya. Tapi sesuai juga dengan rotinya yang memang diolesi gula cair.
    Makannya memang pas berarti kalau ditemani kopi atau teh pahit berarti ya. Ntar kalau berkunjung ke Serang nyari roti gulacir ini.

    ReplyDelete
  4. Roti kalau buatan kampung meski penampilan sederhana biasanya enak dan bikin kangen. 😃. Aku nggak ingat pernah lewat Serang atau belum. Yang jelas, belum pernah explore Serang.

    ReplyDelete
  5. Saya malah baru tau roti gulacir. Kayaknya memang enak nih buat teman minum kopi atau teh. Sore-sore gitu sambil me time :)

    ReplyDelete
  6. Ah sepertinya saya blm pernah makan roti gulacir ini,jadi penasaran pengen coba nih. Apalagi bisa digoreng juga ya? Wiih..bagaimana lagi tuh rasanya..? Trmksh sharing infonya mba..

    ReplyDelete
  7. aku baru tau mba tentang roti gulacir ini. itu dengan kuah or dipping gula cair ya? kelihatannya enak yaa

    ReplyDelete
  8. Wah jadi ini suguhan buat sultan donk ya? Terus terang baru denger roti gulacir ini. Kira2 kalau di Lebak ada yang jual juga gak ya mbak?
    Mantul mbak bisa menemukan pengrajin/ pembuat asli roti gulacir yang resepnya sudah turun-menurun, mana gak pakai pengawet pula ya lbh sehat.

    ReplyDelete
  9. Nah, roti cita rasa lokal gini nih yang harus diperkenalkan agar tetap banyak yang bersedia membelinya ya, Mbak. Masih penasaran nih dengan bentuk keseluruhannya walaupun udah lihat foto2 di atas. Apakah harus nyobain sendiri ya biar ga penasaran lagi? ;)

    ReplyDelete
  10. Aduh aku kok baru tahu dengan roti gulacir ini. Kok tampangnya mirip wingko? Atau enggak ya? Hehehe, kudu lihat dan nyoba langsung nih. Aamiin semoga bisa nyicip langsung di Serang. :D

    ReplyDelete
  11. Namanya unik ya.. Ternyata mengambil dari nama daerah tempat ia pertama kali diproduksi. Tadinya aku ngebayangin Roti Gulacir ini seperti kue sagu yang kalau digigit ada remah-remahan kecilnya. Tapi seperti engga ya..

    ReplyDelete
  12. Kue-kue jadul itu banyak yang enak-enak memang dan layak untuk diburu. Cuma gitu, sekarang mulai susah. Mungkin karena anak cucu gak mau nerusin bikin ya. Roti Gulacir ini mirip dengan roti gula deh kalau di tempatku.

    ReplyDelete
  13. Lucu nama rotinya. Aku pikir roti gulacir itu roti yg ada kandungan gulanya. Ternyata ambil nama dari Kampung Gulancir tempat asal pembuatannya. Daerah Banten udah banyak yg kenal ya?

    ReplyDelete
  14. Sesuatu namanya, pas lihat bentuknya bikin mupeng buat diicip.
    Berarti ini bisa nih jadi buah tangan juga.
    Noted dulu rekomen roti gulacir ini

    ReplyDelete
  15. Sebagai pecinta roti berbagai jenis, saya jadi penasaran pengen coba juga kuliner Roti Gulacir ini. Disantap saat santai sore jadi teman ngeteh/ngopi pasti enak.

    ReplyDelete
  16. wahh lumayan bertahan lama juga yaa. kalo saya suka makan roti bersama teh hangat, rasanya lebih nikmat, hehehe

    ReplyDelete
  17. Kalau dari penampakannya kayaknya aku pernah makan juga roti ini. Ternyata namanya roti Gulacir ya. Menarik membaca sejarahnya

    ReplyDelete

terima kasih sudah memberikan komentar, kritik dan saran