Thursday, August 21, 2014

Anak Panah


Mengikuti GIVE AWAY NOVEL KALILUNA : Luka di Salamanca tentang panah, mengingatkan saya akan puisi Kahlil Gibran tentang anak. Saya cantumkan bait puisinya yang ada kalimat panahnya.

Engkaulah busur asal anakmu,
anak panah hidup, melesat pergi.

Sang Pemanah membidik sasaran keabadian,
Dia merentangkanmu dengan kuasaNya,
hingga anak panah itu melesat jauh dan cepat.


Bersukacitalah dalam rentangan tangan Sang Pemanah,
sebab Dia mengasihi anak-anak panah yang melesat laksana kilat,
sebagaimana dikasihiNya pula busur yang mantap


Anak ibarat panah, orangtua adalah busurnya. Panah yang melesat pergi, cepat. Anak adalah anak. Anak bukanlah kita. Walaupun anak terlahir dari rahim seorang ibu, walaupun anak terbentuk dari darah sang ayah, tapi anak memiliki jiwa sendiri, Jiwa yang hanya sang anak sendiri yang bisa menjalaninya, kita hanya bisa mengarahkannya. Maka jadilah busur yang baik, sehingga akan menjadikan anak panah yang baik pula.
Pusatkanlah anak panah pada arah yang benar, sehingga akan mendarat di tempat yang benar pula. Karena sebagai busur, orangtua hanya bisa mengarahkan dan mendoakan, semoga sang anak panah bisa memilih jalan yang baik dan benar sebagaimana pilihannya. Ibarat kata, jika busurnya terbuat dari emas, maka anak panah pun akan terbuat dari emas. 

Jika memang anak-anak bisa diibaratkan dengan anak panah, semoga anak panah-anak panah kita bisa meluncur bagus dan mulus, yang akhirnya mendarat dengan baik dan sempurna. Dan persiapkan diri kita, untuk bisa memanah dengan baik dan benar, menggunakan busur yang baik, benar dan kuat.

26 comments:

  1. Intinya orangtua harus mengarahkan anak panah di tempat yang tepat untukkebaikan si anak. Gitu ya Mbak..

    ReplyDelete
  2. Amin.. semoga kita sebagai orang tua bisa mengarahkan anak panah dengan baik ya mbak :)

    ReplyDelete
  3. Komem Mba Nofi bijak banget. :D
    Sukses ngontesnya ya, mba. . .

    ReplyDelete
  4. semoga sebagai orang tua kita mampu mengarahkan anak panah tersebut tepat sasaran :)

    ReplyDelete
  5. Subhanalloh... mantap mbak. Saya segera akan mengevaluasi kualitas saya dan suami sebagai busur selama ini. Gut lak ngontes nya ;)

    ReplyDelete
  6. puisi Kahlil Gibran ini memang sangat memukai. Saya ada beberapa koleksi puisi puisi Kahlil Gibran ini. Salah satu puisi yang terkenal dari Kahlil Gibran yang sangat menginspirasi saya adalah Puisi tentang SAHABAT

    ReplyDelete
  7. Analogi yang tepat: Anak ibarat panah, orangtua adalah busurnya.

    ReplyDelete
  8. saya setuju, anak bukanlah milik kita sepenuhnya meski ia terlahir dari rahim kita atau terbuat dari darah ayahnya. karena ia punya jiwa sendiri, ia yang menjalani hidupnya.

    ReplyDelete
  9. wah keren mbak ini namnya apa y mbak? diksi atau gmna yah ? keren pengandaiannya suka nih mbak ^-^

    ReplyDelete
  10. anak panah harus disiapkan dengan baik agar tepat sasaran,,,dan para pemanah juga harus bersiap..agar bisa membidik dengan baik....keep happy blogging always..salam dari Makassar :-)

    ReplyDelete
  11. wahhh bijak banget mbak,,
    semoga sukses GA nya,
    salam kenall, ditunggu kunjungan baliknya :)

    ReplyDelete
  12. Ngaca diri #caricermin, apa sdh jd ortu yg baik

    ReplyDelete
  13. Aku selalu berusaha mengingat kutipan keren Kahlil Gibran ini mba...
    Ketika mulai ada perasaan untuk terlalu mengatur keinginan Kayla dan Fathir :)

    Makasih udah diingatkan lagi yah mba :)

    ReplyDelete
  14. Aamiin .... semoga ya Mak, anak2 panah kita meluncur tepat ke sasaran, menjadi sosok2 yang tangguh pada zamannya

    ReplyDelete
  15. Ketika pertama baca puisi Kahlil Gibran itu ketika masih single Mbak
    Dan sempet kepikiran bahwa sebagai anak panah sudahkah saya pada rute yang benar :)
    Sukses ngontesnya Mbak

    ReplyDelete
  16. Hmmmm... belum jadi orangtua nih. Angguk - angguk setuju ama komen teman2 yang di atas :)

    ReplyDelete
  17. Amin,,semoga kita bisa jadi orang tua terbaik untuk anak2 kita ya mak,,

    ReplyDelete
  18. Setuju Mak, saya suka Kahlil Gibran. Puisinya ngena banget. Sukses :)

    ReplyDelete
  19. good luck GAnya tambak, maaf aku baru bisa bw nih

    ReplyDelete
  20. benaaaarrr... orang tua yang mengarahkan anak panahnya :)
    sip!

    ReplyDelete
  21. baca kembali Anak panah disini, jadi terlintas bayangan masa-masa indah kala itu.
    lepaskan anap panahmu dan biarkan dia mencari dimana dia ingin hinggap :D

    ReplyDelete

terima kasih sudah memberikan komentar, kritik dan saran